This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
📲📢 [VIDEO] : Berpuasa Didasari Keimanan
✍🏻 Pemateri: Al-Ustadz Qomar Su'aidi, Lc. hafizhahullah
🌎 Sumber: https://forumsalafy.net/video-berpuasa-di-dasari-keimanan/
✍🏻 Pemateri: Al-Ustadz Qomar Su'aidi, Lc. hafizhahullah
🌎 Sumber: https://forumsalafy.net/video-berpuasa-di-dasari-keimanan/
🌸🌅🖍️🌺 DUA JIHAD ORANG YANG BERPUASA
✍🏻 Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
اعلَمْ أنَّ المؤمنَ يجتَمعُ له في شَهر رمضَان جهادَان لنَفْسِه
"Ketahuilah, sesungguhnya terkumpul dua jihad pada seorang mukmin dalam bulan Ramadhan.
جهادٌ بالنَّهار على الصِّيام
● Jihad pada siang hari dengan berpuasa.
وجهادٌ باللَّيل على القِيام
● Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
فمَن جمعَ بينَ هذَيْن الجهادَيْن ، ووَفَّى بحُقُوقهما ، وصَبَر عليهما ، وفَّى أجرَه بغَير حسَابٍ
Siapa yang mengumpulkan dua jihad tersebut dan menunaikan hak keduanya serta bersabar atas keduanya, dia akan dibalasi dengan pahala yang tiada batas.
📚 Lathaif al-Maarif hlm. 171
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
اعلَمْ أنَّ المؤمنَ يجتَمعُ له في شَهر رمضَان جهادَان لنَفْسِه
"Ketahuilah, sesungguhnya terkumpul dua jihad pada seorang mukmin dalam bulan Ramadhan.
جهادٌ بالنَّهار على الصِّيام
● Jihad pada siang hari dengan berpuasa.
وجهادٌ باللَّيل على القِيام
● Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
فمَن جمعَ بينَ هذَيْن الجهادَيْن ، ووَفَّى بحُقُوقهما ، وصَبَر عليهما ، وفَّى أجرَه بغَير حسَابٍ
Siapa yang mengumpulkan dua jihad tersebut dan menunaikan hak keduanya serta bersabar atas keduanya, dia akan dibalasi dengan pahala yang tiada batas.
📚 Lathaif al-Maarif hlm. 171
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻🌅⚠️❌ BAGI YANG BERBUKA DENGAN SENGAJA DI SIANG HARI RAMADHAN
✍🏻 Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
📬 Pertanyaan:
أسأل سماحتكم عمن أفطر في نهار رمضان عامداً متعمداً، هل يقضي ذلك اليوم، وهل هناك كفارة؟
Saya bertanya kepada Yang Mulia, tentang orang yang berbuka di siang hari Ramadhan dengan sengaja, apakah dia harus mengqadha hari tersebut, dan apakah ada kafarat?
🔓 Jawaban:
عليه التوبة إلى الله؛ لأنها جريمة ومنكر عظيم, وكبيرة من الكبائر عليه التوبة إلى الله، وعليه القضاء، وليس عليه كفارة. الكفارة في الجماع خاصة، الجماع في رمضان
Dia wajib bertobat kepada Allah, karena itu adalah kejahatan dan kemungkaran yang besar, sebuah dosa besar dari dosa-dosa besar. Dia wajib bertobat kepada Allah, dan ia wajib mengqadha (mengganti puasa) dan tidak wajib membayar kafarat. Kafarat itu khusus pada jimak saja, jimak pada siang hari Ramadhan.
أما الفطر بالأكل والشرب ونحو ذلك ليس فيه كفارة بل فيه التوبة إلى الله والندم والعزم أن لا يعود في ذلك، وكثرة الاستغفار, مع القضاء -قضاء اليوم الذي أفطره-
Adapun berbuka dengan makan dan minum dan yang semisalnya, tidak ada kafarat padanya. Dia wajib bertobat kepada Allah, menyesali, dan bertekad tidak akan mengulanginya, memperbanyak istigfar dengan mengqadha (mengganti puasa) yang dia berbuka padanya.
Adapun hadits:
من أفطر يوم من رمضان عمداً لم يقضه صيام الدهر وإن صامه
“Barang siapa yang berbuka siang hari bulan Ramadhan dengan sengaja, dia tidak bisa menggantikannya puasa setahun penuh, sekalipun dia melakukannya.”
فهذا حديث ضعيف عند أهل العلم ليس بصحيح، حديث مضطرب ليس بصحيح
Ini adalah hadits dhaif menurut ulama, tidak sahih. Hadits yang _mudhtharib_ (goncang), tidak sahih.
والصواب أنه يقضي يوماً فقط، مع التوبة إلى الله
Yang benar, sesungguhnya dia mengganti sehari saja, disertai bertobat kepada Allah Azza wa Jalla.
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/bagi-yang-berbuka-dengan-sengaja-di-siang-hari-ramadhan/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
📬 Pertanyaan:
أسأل سماحتكم عمن أفطر في نهار رمضان عامداً متعمداً، هل يقضي ذلك اليوم، وهل هناك كفارة؟
Saya bertanya kepada Yang Mulia, tentang orang yang berbuka di siang hari Ramadhan dengan sengaja, apakah dia harus mengqadha hari tersebut, dan apakah ada kafarat?
🔓 Jawaban:
عليه التوبة إلى الله؛ لأنها جريمة ومنكر عظيم, وكبيرة من الكبائر عليه التوبة إلى الله، وعليه القضاء، وليس عليه كفارة. الكفارة في الجماع خاصة، الجماع في رمضان
Dia wajib bertobat kepada Allah, karena itu adalah kejahatan dan kemungkaran yang besar, sebuah dosa besar dari dosa-dosa besar. Dia wajib bertobat kepada Allah, dan ia wajib mengqadha (mengganti puasa) dan tidak wajib membayar kafarat. Kafarat itu khusus pada jimak saja, jimak pada siang hari Ramadhan.
أما الفطر بالأكل والشرب ونحو ذلك ليس فيه كفارة بل فيه التوبة إلى الله والندم والعزم أن لا يعود في ذلك، وكثرة الاستغفار, مع القضاء -قضاء اليوم الذي أفطره-
Adapun berbuka dengan makan dan minum dan yang semisalnya, tidak ada kafarat padanya. Dia wajib bertobat kepada Allah, menyesali, dan bertekad tidak akan mengulanginya, memperbanyak istigfar dengan mengqadha (mengganti puasa) yang dia berbuka padanya.
Adapun hadits:
من أفطر يوم من رمضان عمداً لم يقضه صيام الدهر وإن صامه
“Barang siapa yang berbuka siang hari bulan Ramadhan dengan sengaja, dia tidak bisa menggantikannya puasa setahun penuh, sekalipun dia melakukannya.”
فهذا حديث ضعيف عند أهل العلم ليس بصحيح، حديث مضطرب ليس بصحيح
Ini adalah hadits dhaif menurut ulama, tidak sahih. Hadits yang _mudhtharib_ (goncang), tidak sahih.
والصواب أنه يقضي يوماً فقط، مع التوبة إلى الله
Yang benar, sesungguhnya dia mengganti sehari saja, disertai bertobat kepada Allah Azza wa Jalla.
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/bagi-yang-berbuka-dengan-sengaja-di-siang-hari-ramadhan/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻🌅🌕🌷 SHALAT TARAWIH SAMPAI SELESAI BERSAMA IMAM, TERHITUNG SHALAT SEMALAM SUNTUK
Dari Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu berkata,
"Dahulu kami berpuasa Ramadhan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau belum pernah mengimami kami shalat (Tarawih) sekali pun dalam sebulan sampai;
● Tinggal tujuh hari tersisa (malam ke-23, pent), maka beliau pun mengimami kami hingga lewat sepertiga malamnya.
Tatkala tiba malam keenam (tersisa, yaitu malam ke-24, pent.), beliau tidak mengimami kami.
Tatkala tiba malam kelima (tersisa, yaitu malam ke-25, pent.), beliau mengimami kami hingga lewat separuh malam.
Kami pun berkata,
يا رسول الله! لو نفلتنا قيام هذه الليلة
"Wahai Rasulullah, seandainya Anda bersedia menambahkan untuk kami shalat di malam ini!"
Beliau menjawab,
إن الرجل إذا صلى مع الإمام حتى ينصرف؛ حسب له قيام ليلة
"Sesungguhnya, apabila seseorang shalat bersama imamnya hingga selesai, niscaya akan dihitung baginya shalat semalam suntuk."
● Tatkala tiba malam keempat (tersisa, yaitu malam ke-26, pent.), beliau tidak (terlihat) shalat malam.
● Tatkala tiba malam ketiga (tersisa, yaitu malam ke-27, pent.), beliau mengumpulkan keluarganya, istri-istrinya, dan orang-orang, lalu beliau mengimami kami hingga kami khawatir terlewatkan "al-falaah".
Perawi hadits berkata, "Aku pun bertanya, 'Apa itu al-falaah'?"
Abu Dzar menjawab, "Sahur."
Kemudian beliau tidak lagi mengimami kami di sisa bulan itu.
(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, sekaligus beliau (At-Tirmidzi) menilainya sahih, begitu pula Syaikh al-Albani.
(Shahih Sunan Abi Dawud no. 1245)
🌏 Kunjungi || https://goo.gl/v3XuqP
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Dari Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu berkata,
"Dahulu kami berpuasa Ramadhan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau belum pernah mengimami kami shalat (Tarawih) sekali pun dalam sebulan sampai;
● Tinggal tujuh hari tersisa (malam ke-23, pent), maka beliau pun mengimami kami hingga lewat sepertiga malamnya.
Tatkala tiba malam keenam (tersisa, yaitu malam ke-24, pent.), beliau tidak mengimami kami.
Tatkala tiba malam kelima (tersisa, yaitu malam ke-25, pent.), beliau mengimami kami hingga lewat separuh malam.
Kami pun berkata,
يا رسول الله! لو نفلتنا قيام هذه الليلة
"Wahai Rasulullah, seandainya Anda bersedia menambahkan untuk kami shalat di malam ini!"
Beliau menjawab,
إن الرجل إذا صلى مع الإمام حتى ينصرف؛ حسب له قيام ليلة
"Sesungguhnya, apabila seseorang shalat bersama imamnya hingga selesai, niscaya akan dihitung baginya shalat semalam suntuk."
● Tatkala tiba malam keempat (tersisa, yaitu malam ke-26, pent.), beliau tidak (terlihat) shalat malam.
● Tatkala tiba malam ketiga (tersisa, yaitu malam ke-27, pent.), beliau mengumpulkan keluarganya, istri-istrinya, dan orang-orang, lalu beliau mengimami kami hingga kami khawatir terlewatkan "al-falaah".
Perawi hadits berkata, "Aku pun bertanya, 'Apa itu al-falaah'?"
Abu Dzar menjawab, "Sahur."
Kemudian beliau tidak lagi mengimami kami di sisa bulan itu.
(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, sekaligus beliau (At-Tirmidzi) menilainya sahih, begitu pula Syaikh al-Albani.
(Shahih Sunan Abi Dawud no. 1245)
🌏 Kunjungi || https://goo.gl/v3XuqP
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
🌷🌹🌻💐 JANGAN LUPA MENDOAKAN ORANG TUA
✍🏼 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
دعاءك لوالدك في صلاة التراويح أو صلاة التهجد، أفضل بكثير من أن تذبح له عشر نوق.
"Doamu untuk orang tuamu pada shalat tarawih atau shalat tahajud, jauh lebih afdhal dibandingkan engkau menyembelih 10 ekor unta untuknya (disedekahkan atas namanya -pent)."
📚 Liqaa' al-Baab al-Maftuuh, no. 115
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏼 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
دعاءك لوالدك في صلاة التراويح أو صلاة التهجد، أفضل بكثير من أن تذبح له عشر نوق.
"Doamu untuk orang tuamu pada shalat tarawih atau shalat tahajud, jauh lebih afdhal dibandingkan engkau menyembelih 10 ekor unta untuknya (disedekahkan atas namanya -pent)."
📚 Liqaa' al-Baab al-Maftuuh, no. 115
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✅🌸💧💐 SIKAP DERMAWAN PADA BULAN RAMADHAN
✍🏻 Dari Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia mengungkapkan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ
”Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan saat beliau sering ditemui Jibril. Setiap malam Ramadhan, Jibril menemui beliau untuk menadaruskan Al-Qur’an. Sungguh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, saat ditemui Jibril benar-benar lebih dermawan dalam (berbuat) kebaikan (melebihi) daripada angin yang berembus.” (HR. Al-Bukhari, no. 6 dan Muslim, no. 2308)
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan hadits di atas,
الْجُودُ هُوَ بَذْلُ الْمَحْبُوبِ مِنْ مَالٍ أَوْ عَمَلِ
Al-Juud (sikap dermawan, murah hati) ialah mengorbankan segenap harta dan amal yang dicintai.
Sebagaimana dinyatakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan bermurah hati dengan harta, fisik, amal, dakwah, nasihatnya, dan segala sesuatu yang bisa memberi manfaat segenap makhluk. Beliau lebih sangat amat dermawan dan murah hati saat bulan Ramadhan. Sebab, Ramadhan adalah bulan kedermawanan.
Allah begitu pemurah kepada hamba-hamba-Nya. Para hamba-Nya pun hendaklah bersikap pemurah pula terhadap sesama saudaranya.
وَاللهُ – تَعَالَى- جَوَّادٌ يُحِبُّ الْجُودَ
“Allah Ta’ala Yang Maha Pemurah mencintai sikap kedermawanan.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2799. Lihat Ash-Shahihah, no. 1628)
📚 Syarhu Riyadhi Ash-Shalihin, jilid 3 hlm. 384
🌍 Kunjungi || https://forumsalafy.net/sikap-dermawan-pada-bulan-ramadhan/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Dari Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia mengungkapkan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ
”Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan saat beliau sering ditemui Jibril. Setiap malam Ramadhan, Jibril menemui beliau untuk menadaruskan Al-Qur’an. Sungguh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, saat ditemui Jibril benar-benar lebih dermawan dalam (berbuat) kebaikan (melebihi) daripada angin yang berembus.” (HR. Al-Bukhari, no. 6 dan Muslim, no. 2308)
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan hadits di atas,
الْجُودُ هُوَ بَذْلُ الْمَحْبُوبِ مِنْ مَالٍ أَوْ عَمَلِ
Al-Juud (sikap dermawan, murah hati) ialah mengorbankan segenap harta dan amal yang dicintai.
Sebagaimana dinyatakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan bermurah hati dengan harta, fisik, amal, dakwah, nasihatnya, dan segala sesuatu yang bisa memberi manfaat segenap makhluk. Beliau lebih sangat amat dermawan dan murah hati saat bulan Ramadhan. Sebab, Ramadhan adalah bulan kedermawanan.
Allah begitu pemurah kepada hamba-hamba-Nya. Para hamba-Nya pun hendaklah bersikap pemurah pula terhadap sesama saudaranya.
وَاللهُ – تَعَالَى- جَوَّادٌ يُحِبُّ الْجُودَ
“Allah Ta’ala Yang Maha Pemurah mencintai sikap kedermawanan.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2799. Lihat Ash-Shahihah, no. 1628)
📚 Syarhu Riyadhi Ash-Shalihin, jilid 3 hlm. 384
🌍 Kunjungi || https://forumsalafy.net/sikap-dermawan-pada-bulan-ramadhan/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻📝📢💐 PUASA YANG HAKIKI
✍🏻 Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menegaskan,
والصَّائم هو الَّذي صامت جوارحه عن الآثام، ولسانه عن الكذب والفحش وقول الزُّور وبطنه عن الطَّعام والشَّراب وفرجه عن الرَّفَث
“Orang yang berpuasa adalah orang yang (seluruh) anggota badannya berpuasa dari dosa-dosa. Lisannya berpuasa dari berucap dusta, keji, dan kebatilan. Perutnya berpuasa dari makan dan minum. Kemaluannya juga berpuasa dari mendatangi istri."
فإنْ تكلَّم لم يتكلَّم بما يجرح صومه، وإن فعل لم يفعل ما يفسد صومه، فيخرج كلامه كلُّه نافعًا صالحًا، وكذلك أعماله،
“Jika ia berbicara, ia tidak berbicara dengan hal-hal yang dapat menodai puasanya. Jika ia berbuat, ia tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak puasanya. Dengan demikian, seluruh perkataannya adalah ucapan yang bermanfaat lagi baik, demikian pula perbuatannya.”
فهي بمنزلة الرَّائحة الَّتي يشمُّها من جالس حامل المسك، كذلك من جالس الصَّائم انتفع بمجالسته، وأَمِن فيها من الزُّور والكذب والفجور والظُّلم، هذا هو الصَّوم المشروع لا مجرَّد الإمساك عن الطَّعام والشَّراب
“Oleh karena itu, (ucapan dan perbuatannya) tersebut seperti bau harum yang dicium oleh orang yang duduk menemani pembawa minyak wangi misik. Orang yang menemani orang yang berpuasa (dengan sebenar-benar puasa), niscaya akan mengambil manfaat dari pertemanannya tersebut. Ia akan merasa aman dari ucapan batil, dusta, kefajiran, dan kezaliman.
Inilah puasa sesungguhnya yang disyariatkan. (Puasa yang hakiki) bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum.”
📚 Al-Wabil ash-Shayib 1/26
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menegaskan,
والصَّائم هو الَّذي صامت جوارحه عن الآثام، ولسانه عن الكذب والفحش وقول الزُّور وبطنه عن الطَّعام والشَّراب وفرجه عن الرَّفَث
“Orang yang berpuasa adalah orang yang (seluruh) anggota badannya berpuasa dari dosa-dosa. Lisannya berpuasa dari berucap dusta, keji, dan kebatilan. Perutnya berpuasa dari makan dan minum. Kemaluannya juga berpuasa dari mendatangi istri."
فإنْ تكلَّم لم يتكلَّم بما يجرح صومه، وإن فعل لم يفعل ما يفسد صومه، فيخرج كلامه كلُّه نافعًا صالحًا، وكذلك أعماله،
“Jika ia berbicara, ia tidak berbicara dengan hal-hal yang dapat menodai puasanya. Jika ia berbuat, ia tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak puasanya. Dengan demikian, seluruh perkataannya adalah ucapan yang bermanfaat lagi baik, demikian pula perbuatannya.”
فهي بمنزلة الرَّائحة الَّتي يشمُّها من جالس حامل المسك، كذلك من جالس الصَّائم انتفع بمجالسته، وأَمِن فيها من الزُّور والكذب والفجور والظُّلم، هذا هو الصَّوم المشروع لا مجرَّد الإمساك عن الطَّعام والشَّراب
“Oleh karena itu, (ucapan dan perbuatannya) tersebut seperti bau harum yang dicium oleh orang yang duduk menemani pembawa minyak wangi misik. Orang yang menemani orang yang berpuasa (dengan sebenar-benar puasa), niscaya akan mengambil manfaat dari pertemanannya tersebut. Ia akan merasa aman dari ucapan batil, dusta, kefajiran, dan kezaliman.
Inilah puasa sesungguhnya yang disyariatkan. (Puasa yang hakiki) bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum.”
📚 Al-Wabil ash-Shayib 1/26
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻⚠️📢⛔ JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN SAUDARAMU
Allah ﷻ berfirman,
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
"Dan janganlah kalian melupakan kebaikan di antara kalian. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan."
📚 QS Al-Baqarah: 237
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Allah ﷻ berfirman,
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
"Dan janganlah kalian melupakan kebaikan di antara kalian. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan."
📚 QS Al-Baqarah: 237
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
📲📢 [VIDEO] : Keistimewaan Malam Bulan Ramadhan
✍🏻 Pemateri: Al-Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah
🌎 Sumber: https://forumsalafy.net/video-keistimewaan-malam-bulan-ramadhan/
✍🏻 Pemateri: Al-Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah
🌎 Sumber: https://forumsalafy.net/video-keistimewaan-malam-bulan-ramadhan/
✋🏻📢✅📄 MAKAN KARENA LUPA KETIKA PUASA LALU INGAT, APAKAH DIMUNTAHKAN?
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
ﻟﻮ ﺃﻛﻞ ﻧﺎﺳﻴﺎ ﺃﻭ ﺷﺮﺏ ﻧﺎﺳﻴﺎ، ﺛﻢ ﺫﻛﺮ ﺃﻧﻪ ﺻﺎﺋﻢ ﻭاﻟﻠﻘﻤﺔ ﻓﻲ ﻓﻤﻪ، ﻓﻬﻞ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﺃﻥ ﻳﻠﻔﻈﻬﺎ؟
Seandainya seseorang makan atau minum dalam keadaan lupa (bahwa dirinya sedang berpuasa), kemudian dia baru teringat/tersadar dalam keadaan sisa makanan masih ada di mulutnya; apakah dia diharuskan untuk memuntahkannya dilepeh (jawa)?
اﻟﺠﻮاﺏ: ﻧﻌﻢ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﺃﻥ ﻳﻠﻔﻈﻬﺎ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﻔﻢ ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺣﻜﻢ اﻟﻈﺎﻫﺮ، ﻭﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻓﻲ ﺣﻜﻢ اﻟﻈﺎﻫﺮ، ﺃﻥ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻟﻮ ﺗﻤﻀﻤﺾ ﻟﻢ ﻳﻔﺴﺪ ﺻﻮﻣﻪ.
Jawabannya: tentu, dia diharuskan untuk memuntahkannya dilepeh (jawa). Sebab, sisa makanan masih ada di mulutnya sedangkan mulut dihukumi sebagai bagian luar tubuh (sehingga sisa makanan tersebut belum masuk ke dalam tubuh, -pent.). Yang menunjukkan bahwa mulut dihukumi sebagai bagian luar tubuh adalah sebagaimana jika seorang yang berpuasa berkumur-kumur, hal itu tidak merusak (membatalkan) puasanya.
ﺃﻣﺎ ﻟﻮ اﺑﺘﻠﻌﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻭﺻﻠﺖ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺣﻨﺠﺮﺗﻪ ﻭﻣﻌﺪﺗﻪ ﻟﻢ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﺇﺧﺮاﺟﻬﺎ، ﻭﻟﻮ ﺣﺎﻭﻝ ﻭﺃﺧﺮﺟﻬﺎ، ﻟﻔﺴﺪ ﺻﻮﻣﻪ ﻷﻧﻪ ﺗﻌﻤﺪ اﻟﻘﻲء.
Namun, jika dia (sudah terlanjur) menelannya hingga sampai antara tenggorokan dan lambungnya (kemudian dia baru ingat bahwa dia sedang berpuasa), dia tidak diharuskan untuk memuntahkannya. Seandainya dia berusaha memuntahkannya, justru puasanya rusak (batal). Sebab, dia sengaja muntah."
📚 Asy-Syarhul Mumti', jilid 6 hlm. 386
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
ﻟﻮ ﺃﻛﻞ ﻧﺎﺳﻴﺎ ﺃﻭ ﺷﺮﺏ ﻧﺎﺳﻴﺎ، ﺛﻢ ﺫﻛﺮ ﺃﻧﻪ ﺻﺎﺋﻢ ﻭاﻟﻠﻘﻤﺔ ﻓﻲ ﻓﻤﻪ، ﻓﻬﻞ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﺃﻥ ﻳﻠﻔﻈﻬﺎ؟
Seandainya seseorang makan atau minum dalam keadaan lupa (bahwa dirinya sedang berpuasa), kemudian dia baru teringat/tersadar dalam keadaan sisa makanan masih ada di mulutnya; apakah dia diharuskan untuk memuntahkannya dilepeh (jawa)?
اﻟﺠﻮاﺏ: ﻧﻌﻢ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﺃﻥ ﻳﻠﻔﻈﻬﺎ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﻔﻢ ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺣﻜﻢ اﻟﻈﺎﻫﺮ، ﻭﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻓﻲ ﺣﻜﻢ اﻟﻈﺎﻫﺮ، ﺃﻥ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻟﻮ ﺗﻤﻀﻤﺾ ﻟﻢ ﻳﻔﺴﺪ ﺻﻮﻣﻪ.
Jawabannya: tentu, dia diharuskan untuk memuntahkannya dilepeh (jawa). Sebab, sisa makanan masih ada di mulutnya sedangkan mulut dihukumi sebagai bagian luar tubuh (sehingga sisa makanan tersebut belum masuk ke dalam tubuh, -pent.). Yang menunjukkan bahwa mulut dihukumi sebagai bagian luar tubuh adalah sebagaimana jika seorang yang berpuasa berkumur-kumur, hal itu tidak merusak (membatalkan) puasanya.
ﺃﻣﺎ ﻟﻮ اﺑﺘﻠﻌﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻭﺻﻠﺖ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺣﻨﺠﺮﺗﻪ ﻭﻣﻌﺪﺗﻪ ﻟﻢ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﺇﺧﺮاﺟﻬﺎ، ﻭﻟﻮ ﺣﺎﻭﻝ ﻭﺃﺧﺮﺟﻬﺎ، ﻟﻔﺴﺪ ﺻﻮﻣﻪ ﻷﻧﻪ ﺗﻌﻤﺪ اﻟﻘﻲء.
Namun, jika dia (sudah terlanjur) menelannya hingga sampai antara tenggorokan dan lambungnya (kemudian dia baru ingat bahwa dia sedang berpuasa), dia tidak diharuskan untuk memuntahkannya. Seandainya dia berusaha memuntahkannya, justru puasanya rusak (batal). Sebab, dia sengaja muntah."
📚 Asy-Syarhul Mumti', jilid 6 hlm. 386
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻⛔⚠️📢 BERHATI-HATI DALAM HAL HARTA DAN BERBICARA
✍🏻 Ibrahim an-Nakhai rahimahullah menegaskan,
يهلك الناس في فضول المال والكلام
"(Di antara yang menyebabkan) manusia binasa adalah berlebih-lebihan dalam harta dan berlebih-lebihan dalam berbicara."
📚 Jami'ul 'Ulum wal Hikam 1/339
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Ibrahim an-Nakhai rahimahullah menegaskan,
يهلك الناس في فضول المال والكلام
"(Di antara yang menyebabkan) manusia binasa adalah berlebih-lebihan dalam harta dan berlebih-lebihan dalam berbicara."
📚 Jami'ul 'Ulum wal Hikam 1/339
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
☝🏻📢💐📑 APABILA SERUAN AZAN BERKUMANDANG
✍🏻 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Jika kalian mendengar azan, ucapkanlah seperti apa yang diucapkan muazin.”
(HR. Muslim no. 383, dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu)
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/apabila-seruan-azan-berkumandang/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Jika kalian mendengar azan, ucapkanlah seperti apa yang diucapkan muazin.”
(HR. Muslim no. 383, dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu)
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/apabila-seruan-azan-berkumandang/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻📢🌷💐 KEUTAMAAN MENJAWAB AZAN
✍🏻 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. فَقَالَ أَحَدُكُمُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. ثُمَّ قَالَ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ. قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. ثُمَّ قَالَ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ. قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Jika seorang muazin mengucapkan, “Allaahu Akbar Allaahu Akbar,” hendaknya salah seorang dari kalian menjawab (dengan mengucapkan), “Allaahu Akbar Allaahu Akbar.”
Ketika muazin mengucapkan, “Asyhadu an laa ilaaha illallaah,” ia mengucapkan, “Asyhadu an laa Ilaaha illallah.”
Apabila muazin mengucapkan, “Asyhadu anna Muhammadarrasuulullaah,” ia mengucapkan, “Asyhadu anna Muhammadarrasuulullaah.”
Kalau muazin mengucapkan, “Hayya ‘alashshalaah,” ia mengucapkan, “Laa hawla walaa quwwata illaa billah.”
Sewaktu muazin mengucapkan, “Hayya ‘alal falaah,” ia mengucapkan, “Laa hawla walaa quwwata illaa billaah.”
Ketika muazin mengucapkan, “Allaahu Akbar Allaahu Akbar,” ia mengucapkan, “Allaahu Akbar Allaahu Akbar.”
Apabila muazin mengucapkan, “Laa ilaaha illallah,” ia mengucapkan, “Laa ilaaha illallah.”
(Jika ia mengucapkan itu) dari kalbunya (ia meyakini maknanya dengan akidah yang benar), balasannya adalah al-Jannah (surga).
(HR. Muslim no. 385, dari sahabat Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu)
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/keutamaan-menjawab-azan
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. فَقَالَ أَحَدُكُمُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. ثُمَّ قَالَ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ. قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. ثُمَّ قَالَ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ. قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Jika seorang muazin mengucapkan, “Allaahu Akbar Allaahu Akbar,” hendaknya salah seorang dari kalian menjawab (dengan mengucapkan), “Allaahu Akbar Allaahu Akbar.”
Ketika muazin mengucapkan, “Asyhadu an laa ilaaha illallaah,” ia mengucapkan, “Asyhadu an laa Ilaaha illallah.”
Apabila muazin mengucapkan, “Asyhadu anna Muhammadarrasuulullaah,” ia mengucapkan, “Asyhadu anna Muhammadarrasuulullaah.”
Kalau muazin mengucapkan, “Hayya ‘alashshalaah,” ia mengucapkan, “Laa hawla walaa quwwata illaa billah.”
Sewaktu muazin mengucapkan, “Hayya ‘alal falaah,” ia mengucapkan, “Laa hawla walaa quwwata illaa billaah.”
Ketika muazin mengucapkan, “Allaahu Akbar Allaahu Akbar,” ia mengucapkan, “Allaahu Akbar Allaahu Akbar.”
Apabila muazin mengucapkan, “Laa ilaaha illallah,” ia mengucapkan, “Laa ilaaha illallah.”
(Jika ia mengucapkan itu) dari kalbunya (ia meyakini maknanya dengan akidah yang benar), balasannya adalah al-Jannah (surga).
(HR. Muslim no. 385, dari sahabat Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu)
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/keutamaan-menjawab-azan
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
📑✋🏻📢💐 BERSHALAWAT SETELAH MENJAWAB AZAN
✍🏻 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوْا اللهَ لِي الْوَسِيْلَةَ، فَإِنهَّاَ مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَأَرْجُوْا أَنْ أَكُوْنَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Apabila kalian mendengar azan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin. Kemudian, bershalawatlah untukku. Sebab, siapa yang bershalawat untukku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.
Setelah itu, hendaknya kalian meminta kepada Allah al-wasilah untukku. Sebab, al-wasilah adalah sebuah tempat/kedudukan (yang mulia) di al-jannah (surga).
Kedudukan/tempat tersebut tidak pantas dimiliki kecuali untuk seseorang dari hamba (pilihan) Allah. Aku berharap, akulah orangnya.
Siapa yang memintakan al-wasilah untukku, ia pasti beroleh syafaat.”
(HR. Muslim no. 847, dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu)
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/bershalawat-setelah-menjawab-azan/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوْا اللهَ لِي الْوَسِيْلَةَ، فَإِنهَّاَ مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَأَرْجُوْا أَنْ أَكُوْنَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Apabila kalian mendengar azan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin. Kemudian, bershalawatlah untukku. Sebab, siapa yang bershalawat untukku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.
Setelah itu, hendaknya kalian meminta kepada Allah al-wasilah untukku. Sebab, al-wasilah adalah sebuah tempat/kedudukan (yang mulia) di al-jannah (surga).
Kedudukan/tempat tersebut tidak pantas dimiliki kecuali untuk seseorang dari hamba (pilihan) Allah. Aku berharap, akulah orangnya.
Siapa yang memintakan al-wasilah untukku, ia pasti beroleh syafaat.”
(HR. Muslim no. 847, dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu)
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/bershalawat-setelah-menjawab-azan/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻📢💐💎 TETAP MENJAWAB AZAN KETIKA BERBUKA PUASA
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
📬 Pertanyaan:
عندما يكون الشخص صائما سواء في شهر رمضان أو في غيره ونودي لصلاة المغرب هل يفطر مباشرة من أول سماعه للأذان أم يجيب المؤذن الأول ثم يذكر الأدعية الواردة بعد لأذان ويفطر بعد ذلك؟ أفيدونا فضيلة الشيخ
Ketika seorang yang berpuasa (baik puasa di bulan Ramadhan maupun selainnya) dikumandangkan azan untuk shalat Magrib:
- apakah dia langsung berbuka sejak awal mendengar azan, atau dia menjawab azan terlebih dahulu, lalu berdoa dengan doa yang warid dibaca setelah azan. Kemudian, baru dia berbuka setelah itu?
Berilah kami bimbingan, wahai Syaikh yang mulia.
🔓 Jawaban:
لا أعتقد أن في المبادرة بالإفطار وإجابة المؤذن، لا أعتقد أن بينهما تعارضا لأنه يمكن أن يجيب المؤذن وهو يأكل
Saya tidak yakin bahwa antara bersegera dalam berbuka dan menjawab azan, saya tidak yakin antara keduanya ada pertentangan. Sebab, sangat mungkin seseorang menjawab azan dalam keadaan makan.
فنقول إذا سمع المؤذن الثقة الذي لا يؤذن إلا بعد دخول وقت المغرب، أن الإنسان يمكنه أن يأكل تمرة أو تمرتين أو أكثر وهو يجيب المؤذن
Oleh karena itu, kami katakan:
Apabila seseorang telah mendengar azan dari muazin terpercaya-yang tidaklah dia azan kecuali setelah (benar-benar) masuk waktu Magrib-, sangat mungkin baginya untuk (berbuka dengan) makan satu atau dua butir kurma atau lebih, bersamaan dengan itu dia tetap menjawab azan.
📚 As-Suaal 'ala al-Haatif no. 1221
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
📬 Pertanyaan:
عندما يكون الشخص صائما سواء في شهر رمضان أو في غيره ونودي لصلاة المغرب هل يفطر مباشرة من أول سماعه للأذان أم يجيب المؤذن الأول ثم يذكر الأدعية الواردة بعد لأذان ويفطر بعد ذلك؟ أفيدونا فضيلة الشيخ
Ketika seorang yang berpuasa (baik puasa di bulan Ramadhan maupun selainnya) dikumandangkan azan untuk shalat Magrib:
- apakah dia langsung berbuka sejak awal mendengar azan, atau dia menjawab azan terlebih dahulu, lalu berdoa dengan doa yang warid dibaca setelah azan. Kemudian, baru dia berbuka setelah itu?
Berilah kami bimbingan, wahai Syaikh yang mulia.
🔓 Jawaban:
لا أعتقد أن في المبادرة بالإفطار وإجابة المؤذن، لا أعتقد أن بينهما تعارضا لأنه يمكن أن يجيب المؤذن وهو يأكل
Saya tidak yakin bahwa antara bersegera dalam berbuka dan menjawab azan, saya tidak yakin antara keduanya ada pertentangan. Sebab, sangat mungkin seseorang menjawab azan dalam keadaan makan.
فنقول إذا سمع المؤذن الثقة الذي لا يؤذن إلا بعد دخول وقت المغرب، أن الإنسان يمكنه أن يأكل تمرة أو تمرتين أو أكثر وهو يجيب المؤذن
Oleh karena itu, kami katakan:
Apabila seseorang telah mendengar azan dari muazin terpercaya-yang tidaklah dia azan kecuali setelah (benar-benar) masuk waktu Magrib-, sangat mungkin baginya untuk (berbuka dengan) makan satu atau dua butir kurma atau lebih, bersamaan dengan itu dia tetap menjawab azan.
📚 As-Suaal 'ala al-Haatif no. 1221
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎