BBG Al-ilmu
883 subscribers
27 photos
5 videos
3 files
405 links
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu
Download Telegram
UNTUKMU KAWAN

Sebelum melangkah dan memulai kisah yang baru, jangan biarkan ada kisah lama yang tak usai..
Akhirilah dengan indah..
Karena menjadi tawanan cinta itu melelahkan, bagimu dan juga baginya.
Kau boleh berkata , "Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja, demi sahabat aku ikhlas, cinta tak harus memiliki, kau lebih pantas untuknya, bahagiamu bahagiaku juga"
Tapi taqdir cinta tak bisa didusta..
Cinta itu ibadah, dan tak ada itsar dalam ibadah..
Cinta bukan liontin hati yang bisa kau hadiahkan, tapi karunia Allah yang harus kau perjuangkan.
Mendekatlah sahabat, dengarkan bisikku, "Bila kau cinta, nyatakan dan halalkan..
Berjuanglah hingga aqad suci terucap..
Karena tak ada kebahagiaan pada cinta yang tertawan, kecuali bila Sang Pemilik cinta merahmatimu"

_____________
Madinah 12-05-1437 H
ACT El-Gharantaly
CATATAN PINGGIR

Tak ada seorangpun dalam hidup ini melainkan pernah merasakan pahitnya ujian hidup. Bahkan para nabi sekalipun. Karena kita tinggal diatas bumi yang sama, tempat yang memang disiapkan untuk menjalani ujian.

Berterima kasihlah pada siapa saja yang telah memberimu maaf sebelum engkau memintanya.

Berterima kasihlah pada mereka yang berhasil mengerti keadaanmu sebelum engkau menjelaskannya.

Berterima kasihlah pada mereka yang telah mencintaimu dengan segala kekurangan yang engkau miliki.

Jangan lupa mendo'akan kema'afan untuk orang-orang yang telah menyakitimu dalam diam. Yang selalu menebar fitnah dan permusuhan agar orang lain membencimu.

Satu hal yang harus engkau ingat, bahwa penafsiran orang lain tentang dirimu takkan memberi pengaruh apapun tentang siapa dirimu disisi Allah.

Pujian manusia itu semu.
Bila mereka cinta, mereka akan menghiasi dirimu dengan sejuta sanjungan. Namun bila mereka benci, mereka akan membuatmu lebih buruk dari apa yang ada dalam benakmu.

Lelah dan selalu berujung sepi.. itulah akhir kisah dari mereka yang menjadikan ridho manusia sebagai obsesi hidupnya...

Smga Kita Termasuk Orang-orang Yang Hidupnya Hanya Untuk Mencari Ridho ALLAH Azza wa Jalla

____________
Madinah 13-07-1437 H
ACT El-Gharantaly
SUDAH SIAPKAH KITA…?

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ ».

“Barangsiapa yang mencintai pertemuan dengan Allah niscaya Allah mencintai pertemuan dengannya dan barangsiapa yang membenci pertemuan dengan Allah niscaya Allah membenci pertemuan dengannya.” (HR. Bukhari, Muslim)

Bila membaca sabda diatas, seketika hati ini ingin sekali berjumpa dengan Allah. Dzat yang selama ini kita agungkan dan kita rindukan.

Namun. …

Bila mengingat jawaban beliau kepada seorang badui yang bertanya “kapan hari kiamat itu…?”

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟

“Apa yang sudah kamu persiapkan (untuk menghadapi hari kiamat itu)?”. (HR. Bukhari)

Rasa-rasanya diri ini ingin hidup lebih lama untuk mempersiapkan bekal. Sebab perjalanan begitu jauh sementara perbekalan sangat sedikit , apalagi bila mengingat dosa-dosa yang kian hari kian menggunung.

Tiba-tiba Ingatan membawaku berjalan mundur, jauh menyusuri fragmen demi fragmen sejarah, hingga akhirnya aku tiba pada kisah tangis Abu Hurairah -radiallahu anhu- menjelang wafatnya. Saat itu ia ditanya: “Apa yang engkau tangisi wahai Abu Hurairah. .?”

Abu Hurairah menjawab, “Aku tidak sedang menangisi dunia kalian. Aku menangis karena perjalanan begitu panjang, sementara perbekalanku amat sedikit. Aku berada dalam sebuah pendakian menuju surga atau neraka. Dan aku tak tau, kemanakah aku akan digiring. Ya Allah sesungguhnya aku amat mencintai pertemuan dengan-Mu. Semoga Engkau juga mencintai pertemuan denganku. Sekiranya Engkau berkenan, kumohon pertemuan ini bisa segera berlangsung.” Tak lama berselang, Abu Hurairah pun pergi, meninggalkan alam yang fana ini

Siapakah kita dibanding Abu Hurairah. .?
Lalu sudahkah kita menyiapkan bekal. .?

Sebuah tanya yang tak boleh ditunda jawabannya.

____________
Madinah 14-05-1437 H
ACT El-Gharantaly
#Kapan wajib mandi#
Ust. Badrusalam LC

93- عن أبي سعيد الخدريّ رضي الله عنه قال:قال رسول اللّه صلى الله عليه وسلم {الماء من الماء} رواه مسلم (1)

وأصله في البخاريّ (2)
94- وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول اللّه صلى الله عليه وسلم {إذا جلس بين شعبها الْأربع, ثمّ جهدها, فقد وجب الغسل} متفق عليه (3)
زاد مسلم:"وإن لم ينزل"(4)

1 - صحيح. رواه مسلم (343)، عن أبي سعيد الخدري قال: خرجت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم الاثنين إلى قباء، حتى إذا كنا في بني سالم، وقف رسول الله صلى الله عليه وسلم على باب عتبان. فصرخ به، فخرج يجر إزاره، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "أعجلنا الرجل" فقال عتبان: يا رسول الله. أرأيت الرجل يعجل عن امرأته ولم يمن ماذا عليه ؟ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إنما…" الحديث.
2 - البخاري. ( 180 )، ولفظه: "إذا أعجلت -أو قحطت- فعليك الوضوء" وهو رواية لمسلم.
3 - صحيح. رواه البخاري (291)، ومسلم (348)
4 - وهي صحيحة أيضا.

Bab Mandi & Hukum Junub

Hadits 93
Dari Abu Sa'I'd Al Khudri radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Air itu dari air." HR Muslim & asalnya ada pd Bukhari

Fawaid:
1. Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban mandi itu bila keluar air mani

2. Mafhum hadits ini menunjukkan bahwa bila tdk mengeluarkan mani mk tdk wajib mandi. Namun mafhum ini bertabrakan dg hadits Abu Hurairah berikut. Oleh karena itu jumhur ulama berpendapat bahwa mafhum hadits ini telah mansukh

Hadits 94
Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apabila ia telah duduk diantara cabangnya yg empat (jima'), kemudian bersungguh2, mk telah wajib mandi." Muttafaqun 'Alaihi. Imam Muslim menambahkan, "Walaupun ia tdk mengeluarkan mani"

Fawaid:
1. Hadits ini menunjukkan bahwa bila dzakar laki2 telah masuk ke dlm kemaluan wanita mk telah wajib mandi walaupun tdk mengeluarkan mani

2. Batasan masuknya dzakar adalah masuknya bagian kepala dzakar ke dlm kemaluan wanita berdasarkan ijma' ulama. Adapun bila tdk masuk mk tdk wajib mandi kecuali bila mengeluarkan mani.
((( BARU )))

Kajian Kitab Fiqih Asma'ul Husna: Sifat Al-Hadi dan Al-Wahab - Ustadz Badru Salam, Lc

Bagaimanakah sifat Al-Hadi dan Al-Wahab diantara sifat-sifat Allah Ta'ala ini dalam Asma'ul Husna?

Kajian Islam ini bisa disaksikan melalui youtube SAFDAH TV via Link:

https://youtu.be/N7GX_ldZpT4

Subscribe Youtube SAFDAH TV:
https://www.youtube.com/user/safaridakwah2014

Silahkan dishare agar memberikan banyak membawa manfaat bagi kita semua
Hadits 95 bulughul maram

# Wanita & Laki2 yg mimpi basah wajib mandi #
Ust. Badrusalam LC

95-وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ; أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ -وَهِيَ اِمْرَأَةُ أَبِي طَلْحَةَ- قَالَتْ: { يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنَّ اَللَّهَ لَا يَسْتَحِي مِنْ اَلْحَقِّ, فَهَلْ عَلَى اَلْمَرْأَةِ اَلْغُسْلُ إِذَا اِحْتَلَمَتْ? قَالَ: "نَعَمْ. إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ" } اَلْحَدِيثَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ (1)
Footnote:
1 - صحيح. رواه البخاري (282)، ومسلم (313)، وزاد مسلم: "فقالت أم سلمة: يا رسول الله! وتحتلم المرأة؟ فقال: تربت يداك! فبم يشبهها ولدها". وزاد في رواية أخرى: "قالت: قلت: فضحت النساء". ملاحظة: هذا الحديث لا يوجد في الأصل وأشار ناسخ "أ" إلى أنه من نسخة، مع العلم بأن الحديث ذكر في متن "أ"، وليس بالهامش.

Bab Mandi dan Hukum Junub.

Hadits no 95.
Dari Umu Salamah bahwa Umu Sulaim -istri Abu Thalhah- berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dari kebenaran. Apakah wanita wajb mandi bila ia mimpi basah?" Beliau menjawab, "Iya, bila ia melihat air mani." Al Hadits Muttafaqun 'Alaih.

Fawaid Hadits:
1. Wanita sama dengan laki-laki dalam hal mengalami mimpi basah.

2. Kewajiban mandi bila mimpi adalah apabila melihat air mani. Bila tidak maka tidak wajib mandi.

3. Diantara sifat Allah adalah malu namun sesuai dengan keagunganNya.

4. Rasa malu tidak boleh mencegah seseorang dari menuntut ilmu.

5. Disyari'atkannya bertanya dalam hal yang dibutuhkan dalam agama.
MESKI AKU BUKAN MEREKA

Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqity pernah mengatakan:

"Bila engkau mendapati bahwa dirimu mencintai orang-orang sholeh, merasa tentram berada disamping mereka, maka ketahuilah, itu adalah pertanda keimananmu".

Catatan:

Memang.. Aku bukan mereka..
Aku hanya seonggok daging yang seringkali terjatuh..
Hanya si pandir yang seringkali pongah..
Namun sebuah harap terus terucap..
Semoga rasa cinta pada mereka membawaku kedalam kafilah sholihin. .
Seindah harapan Imam Syafi'i dalam sajak-sajak indahnya:

أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ وَلَسْتُ مِنْـهُم #ْ لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ بِـهِـمْ شَـفَاعَــــهْ
وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَـاعَتُـهُ الْمَعَـاصِي # وَإِنْ كُـنَّـا سَـوَاءً فِي الْبِـضَـاعَـــهْ
وَأَكْرَهُ مَنْ يُضِـيعُ الْعُمْرَ لَـهْـواً # وَلَوْ كُـنْـتُ امْرَءاً جَـمَّ الإِضَـاعَـــهْ

Artinya :

"Aku mencintai orang-orang sholeh meskipun aku bukan termasuk di antara mereka.

Semoga bersama mereka, kelak aku bisa mendapatkan syafa'at."

Aku membenci para pelaku maksiat, meskipun aku tak berbeda dengan mereka."

Dan aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan, walaupun aku sendiri adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia."

Semoga. ..

____________
Madinah 15-05-1437 H
ACT El-Gharantaly
💦 Renungan Malam 💦

( "Rizki-ku ada di langit,
bukan di tempat kerja.!" )

📚Belajar Tawakal Kepada
Putri 10 Tahun ...

Hatim Al Ashom, Ulama besar muslimin, teladan kesederhanaan dan tawakal.

Hatim suatu hari berkata kepada istri dan 9 putrinya bahwa ia akan pergi untuk menuntut ilmu.

Istri dan putri-putrinya keberatan. Karena siapa yang akan memberi mereka makan.

Salah satu dari putri-putri itu berusia 10 tahun dan hapal Al Quran.

Dia menenangkan semua: "Biarkan beliau pergi. Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati!"

Hatim pun pergi
Hari itu berlalu, malam datang menjelang...

Mereka mulai lapar. Tapi tidak ada makanan. Semua mulai memandang protes kepada putri 10 tahun yang telah mendorong kepergian Ayah mereka.

Putri hapal Al Quran itu kembali meyakinkan mereka: "Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati!"

Dalam suasana seperti itu, pintu rumah mereka diketuk. Pintu dibuka. Terlihat para penunggang kuda.
Mereka bertanya:
"Adakah air di rumah kalian?"

Penghuni rumah menjawab:
"Ya, kami memang tidak punya apa-apa kecuali air".

Air dihidangkan. Menghilangkan dahaga mereka.

Pemimpin penunggang kuda itu pun bertanya:
"Rumah siapa ini?"

Penghuni rumah menjawab: "Hatim al Ashom".

Penunggang kuda terkejut: "Hatim ulama besar muslimin.."

Penunggang kuda itu mengeluarkan sebuah kantong berisi uang dan dilemparkan ke dalam rumah dan berkata kepada para pengikutnya:
"Siapa yang mencintai saya, lakukan seperti yang saya lakukan.."

Para penunggang kuda lainnya pun melemparkan kantong-kantong mereka yang berisi uang. Sampai pintu rumah sulit ditutup, karena banyaknya kantong-kantong uang.
Mereka kemudian pergi.

Tahukah antum, siapa pemimpin penunggang kuda itu...?

Ternyata Abu Ja'far Al Manshur, Amirul Mukminin.

Kini giliran putri 10 tahun yang telah hapal Al Quran itu memandangi ibu dan saudari-saudarinya. Dia memberikan pelajaran aqidah yang sangat mahal sambil menangis:

" JIKA SATU PANDANGAN MAKHLUK BISA MENCUKUPI KITA, MAKA BAGAIMANA JIKA YANG MEMANDANG KITA ADALAH AL KHOLIQ ..!! "

***
Terimakasih Nak, kau telah menyengat kami yang dominasi kegelisahannya hanya urusan dunia.

Hingga lupa ada Al Hayyu Ar Rozzaq...

Hingga lupa jaminan- Nya:
"dan di LANGIT lah RIZKI kalian..."

Bukan di pekerjaan...
bukan di bank...
bukan di kebun...
bukan di toko...
tapi .........
DI LANGIT !!

Hingga kami lupa tugas besar akhirat,

اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا

"Duhai Allah, jangan Kau jadikan dunia sebagai kegundahan terbesar kami....."

الفَقيْر إلَىٰ عفو رَبِّه

Barakallahu fiikum....


📝 Ditulis Oleh Ustadz
Zaenal Abidin, Lc
حفظه الله تعالى

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu

 🌴🌸🌾🍃🍒🌻🍒🍃🌾🌸🌴
Hadits 96. Bulughul Maram

# Wanita jg mimpi basah #
Ust. Badrusalam LC

111- وَعَنْ أَنَسِ]بْنِ مَالِكٍ] رضي الله عنه قَالَ: { قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم -فِي اَلْمَرْأَةِ تَرَى فِي مَنَامِهَا مَا يَرَى اَلرَّجُلُ- قَالَ: "تَغْتَسِلُ" } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ (1) .
زَادَ مُسْلِمٌ: فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْم ٍ (2) { وَهَلْ يَكُونُ هَذَا? قَالَ: "نَعَمْ فَمِنْ أَيْنَ يَكُونُ اَلشَّبَهُ? } (3) .

Footnote:
1 - عزوه للمتفق عليه وهم الحافظ -رحمه الله- إذا الحديث لم يروه البخاري.
2 - تحرف في "الأصلين" إلى "أم سلمة" وما أثبته من صحيح مسلم.
3 - صحيح. رواه مسلم ( 311 ) وهو بتمامه: عن أنس بن مالك؛ أن أم سليم سألت نبي الله صلى الله عليه وسلم: عن المرأة ترى في منامها ما يرى الرجل؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إذا رأت ذلك المرأة فلتغتسل" فقالت أم سليم: واستحييت من ذلك. قالت: وهل يكون هذا؟ فقال نبي الله صلى الله عليه وسلم: "نعم. فمن أين يكون الشبه. إن ماء الرجل غليظ أبيض. وماء المرأة رقيق أصفر. فمن أيهما علا أو سبق يكون منه الشبه".

Bab Mandi dan Hukum Junub.

Hadits no 96.
Dari Anas radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang wanita yang bermimpi dalam tidurnya seperti yang dialami oleh lelaki?" Beliau bersabda, "Hendaklah ia mandi." Muttafaqun 'alaih.
Muslim menambahkan: Ummu Salamah berkata, "Apakah ini terjadi?" Beliau bersabda, "Ya, lalu dari mana adanya kemiripan?"

Fawaid Hadits:
1. Wanita bisa bermimpi basah sebagaimana halnya lelaki.

2. Kemiripan anak ditentukan oleh air mani ayah atau ibu yang lebih kuat. Sebagaimana dalam hadits: "Apabila suami menyetubuhi istrinya dan air maninya mendahului air mani istrinya maka anaknya mirip suaminya, dan apabila air mani istrinya yang mendahului, maka anaknya mirip istrinya." HR Al Bukhari.

3. Mimpi basah mewajibkan mandi.
SETIAP KALI TERINGAT DIA, DUNIA INI TERASA TIDAK ADA HARGANYA!

KISAH YANG MENAKJUBKAN..

Ibnul Mubarak (TABI'UT TABI'IN) -rahimahullah- menceritakan kisahnya : “Saya tiba di Mekkah ketika manusia ditimpa paceklik dan mereka sedang melaksanakan shalat istisqa’ di Masjid Al-Haram. Saya bergabung dengan manusia yang berada di dekat pintu Bani Syaibah. Tiba-tiba muncul seorang budak hitam yang membawa dua potong pakaian yang terbuat dari rami yang salah satunya dia jadikan sebagai sarung dan yang lainnya dia jadikan selendang di pundaknya.

Dia mencari tempat yang agak tersembunyi di samping saya. Maka saya mendengarnya berdoa, “Ya Allah, dosa-dosa yang banyak dan perbuatan-perbuatan yang buruk telah membuat wajah hamba-hamba-Mu menjadi suram, dan Engkau telah menahan hujan dari langit sebagai hukuman terhadap hamba-hamba-Mu. Maka aku memohon kepada-Mu Wahai Yang Pemaaf yang tidak segera menimpakan adzab, Wahai Yang hamba-hamba-Nya tidak mengenalnya kecuali kebaikan, berilah mereka hujan sekarang.”

Dia terus mengatakan : “Berilah mereka hujan sekarang.”

Hingga langit pun penuh dengan awan dan hujan pun datang dari semua tempat. Dia masih duduk di tempatnya sambil terus bertasbih, sementara saya pun tidak mampu menahan air mata. Ketika dia bangkit meninggalkan tempatnya maka saya mengikutinya hingga saya mengetahui di mana tempat tinggalnya.

Lalu saya pergi menemui Fudhail bin Iyyadh (TABI'UT TABI'IN) -rahimahullah-. Ketika melihat saya maka dia pun bertanya, “Kenapa saya melihat dirimu nampak sangat sedih?”

Saya jawab, “Orang lain telah mendahului kita menuju Allah, maka Dia pun mencukupinya, sedangkan kita tidak.”

Dia bertanya, “Apa maksudnya?”

Maka saya pun menceritakan kejadian yang baru saja saya saksikan.

Mendengar cerita saya, Fudhail bin Iyyadh pun terjatuh karena tidak mampu menahan rasa haru.

Lalu dia pun berkata :
“Celaka engkau wahai Ibnul Mubarak, bawalah saya menemuinya!”

Saya jawab, “Waktu tidak cukup lagi, biarlah saya sendiri yang akan mencari berita tentangnya.”

Maka keesokan harinya setelah shalat Shubuh saya pun menuju tempat tinggal budak yang saya lihat kemarin. Ternyata di depan pintu rumahnya sudah ada orang tua yang duduk di atas sebuah alas yang digelar. Ketika dia melihat saya maka dia pun langsung mengenali saya dan mengatakan :
“Marhaban (selamat datang –pent) wahai Abu Abdirrahman, apa keperluan Anda?”

Saya jawab, “Saya membutuhkan seorang budak hitam.”

Dia menjawab, “Saya memiliki beberapa budak, silahkan pilih mana yang Anda inginkan dari mereka?”

Lalu dia pun berteriak memanggil budak-budaknya. Maka keluarlah seorang budak yang kekar.
Tuannya tadi berkata, “Ini budak yang bagus, saya ridha untuk Anda.”

Saya jawab, “Ini bukan yang saya butuhkan.”

Maka dia memperlihatkan budaknya satu persatu kepada saya hingga keluarlah budak yang saya lihat kemarin. Ketika saya melihatnya maka saya pun tidak kuasa menahan air mata.

Tuannya bertanya kepada saya, “Diakah yang Anda inginkan?”

Saya jawab, “Ya.”

Tuannya berkata lagi, “Dia tidak mungkin dijual.”

Saya tanya, “Memangnya kenapa?”

Dia menjawab, “Saya mencari berkah dengan keberadaannya di rumah ini, di samping itu dia sama sekali tidak menjadi beban bagi saya.”

Saya tanyakan, “Lalu dari mana dia makan?”

Dia menjawab, “Dia mendapatkan setengah daniq (satu daniq=sepernam dirham –pent) atau kurang atau lebih dengan berjualan tali, itulah kebutuhan makan sehari-harinya. Kalau dia sedang tidak berjualan, maka pada hari itu dia gulung talinya. Budak-budak yang lain mengabarkan kepadaku bahwa pada malam hari dia tidak tidur kecuali sedikit. Dia pun tidak suka berbaur dengan budak-budak yang lain karena sibuk dengan dirinya. Hatiku pun telah mencintainya.”

Maka saya katakan kepada tuannya tersebut, “Saya akan pergi ke tempat Sufyan Ats-Tsaury dan Fudhail bin Iyyadh tanpa terpenuhi kebutuhan saya.”

Maka dia menjawab, “Kedatangan Anda kepada saya merupakan perkara yang besar, kalau begitu ambillah sesuai keinginan Anda!”

Maka saya pun membelinya dan saya membawanya menuju ke rumah Fudhail bin Iyyadh.
Setelah berjalan beberapa saat maka
b
udak itu bertanya kepada saya, “Wahai tuanku!”

Saya jawab, “Labbaik.”

Dia berkata, “Jangan katakan kepada saya ‘labbaik’ karena seorang budak yang lebih pantas untuk mengatakan hal itu kepada tuannya.”

Saya katakan, “Apa keperluanmu wahai orang yang kucintai?”

Dia menjawab, “Saya orang yang fisiknya lemah, saya tidak mampu menjadi pelayan. Anda bisa mencari budak yang lain yang bisa melayani keperluan Anda. Bukankah telah ditunjukkan budak yang lebih kekar dibandingkan saya kepada Anda.”

Saya jawab, “Allah tidak akan melihatku menjadikanmu sebagai pelayan, tetapi saya akan membelikan rumah dan mencarikan istri untukmu dan justru saya sendiri yang akan menjadi pelayanmu.”

Dia pun menangis hingga saya pun bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?”

Dia menjawab, “Anda tidak akan melakukan semua ini kecuali Anda telah melihat sebagian hubunganku dengan Allah Ta’ala, kalau tidak maka kenapa Anda memilih saya dan bukan budak-budak yang lain ?!”

Saya jawab, “Engkau tidak perlu tahu hal ini.”

Dia pun berkata, “Saya meminta dengan nama Allah agar Anda memberitahukan kepada saya.”

Maka saya jawab, “Semua ini saya lakukan karena engkau orang yang terkabul
doanya.”

Dia berkata kepada saya, “Sesungguhnya saya menilai –insya Allah– Anda adalah orang yang saleh. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memiliki hamba-hamba pilihan yang Dia tidak akan menyingkapkan keadaan mereka kecuali kepada hamba-hamba-Nya yang Dia cintai, dan tidak akan menampakkan mereka kecuali kepada hamba yang Dia ridhai.”

Kemudian dia berkata lagi, “Bisakah Anda menunggu saya sebentar, karena masih ada beberapa rakaat shalat yang belum saya selesaikan tadi malam?”

Saya jawab, “Rumah Fudhail bin Iyyadh sudah dekat.”

Dia menjawab, “Tidak, di sini lebih saya sukai, lagi pula urusan Allah Azza wa Jalla tidak boleh ditunda-tunda.”

Maka dia pun masuk ke masjid melalui pintu halaman depan.
Dia terus mengerjakan shalat hingga selesai apa yang dia inginkan.
Setelah itu dia menoleh kepada saya seraya berkata, “Wahai Abu Abdirrahman, apakah Anda memiliki keperluan?”

Saya jawab, “Kenapa engkau bertanya demikian?”

Dia menjawab, “Karena saya ingin pergi jauh.”

Saya bertanya, “Ke mana?”

Dia menjawab, “Ke Akhirat.”

Maka saya katakan, “Jangan engkau lakukan, biarkanlah saya merasa senang dengan keberadaanmu!”

Dia menjawab, “Hanyalah kehidupan ini terasa indah ketika hubungan antara saya dengan Allah Ta’ala tidak diketahui oleh seorang pun. Adapun setelah Anda
mengetahuinya, maka orang lain akan ikut mengetahuinya juga, sehingga saya merasa tidak butuh lagi dengan semua yang Anda tawarkan tadi.”

Kemudian dia tersungkur sujud seraya berdoa, “Ya Allah, cabutlah nyawaku agar aku segera bertemu dengan-Mu sekarang juga!”

Maka saya pun mendekatinya, ternyata dia sudah meninggal dunia. Maka demi Allah, tidaklah saya mengingatnya kecuali saya merasakan kesedihan yang mendalam dan dunia ini tidak ada artinya l agi bagi saya.”

(Al-Muntazham Fii Taarikhil Umam, karya Ibnul Jauzy rahimahullah, 8/223-225)
# Bab Mandi dan Hukum Junub#
Ust. Badrusalam LC

Hadits no 97. Bulughul maram

Dari Aisyah radliyallahu 'anha berkata, "Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam mandi dari empat: dari janabat, hari jum'at, berbekam, dan memandikan mayat." HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh ibnu Khuzaimah.

Hadits ini lemah karena dalam sanadnya terdapat Mush'ab bin Syaibah. Imam Ahmad berkata tentangnya, "ia meriwayatkan hadits hadits yang munkar."
Abu Hatim berkata, "Mereka tidak memujinya, laisa bilqowiyy."
An Nasai berkata, "Mungkarul hadits." Ibnu Adi berkata, "Dibicarakan hafalannya."
Adz Dzahabi berkata, "Padanya ada kelemahan."
Al hafidz ibnu Hajar berkata, "Layyin haditsnya."
Hadits ini dilemahkan oleh Al Bukhari, Asy Syafii, Abu Dawud, Ibnul Mundzir, dan Al Khathabi.

Dianggap shahih oleh ibnu Khuzaimah. Namun yang melemahkan lebih kuat.
# Janganlah Merasa Bangga Dan Puas Telah Beramal Shalih

@arijoban
(reposted by Ust. Fuad Hamzah Baraba LC)

مهما عملت من اﻷعمال الصالحة
لا تعجب بعملك
فعملك قليل بالنسبة
لحق الله عليك

شيخ محمد صالح العثيمين
[شرح رياض الصالحين 575/1]

Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin berkata:

Walaupun engkau melakukan amal shalih, jangan takjub (bangga) dengan amalan yang kau lakukan, Karena amalanmu itu sedikit dibanding hak Allah atasmu.

[Syarah Riyadush Shalihin: 1/575]

Janganlah merasa bangga dan puas telah beramal shalih.

Ketahuilah diantara karakteristik seorang muslim yang ikhlas adalah takut adzab Allah dan berhati-hati. Allah Ta'ala berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ}

"Sesungguhnya orang-orang yang karena takut akan (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati". (QS. Al-Mu'minun:57)

أي: هم مع إحسانهم وإيمانهم وعملهم الصالح، مشفقون من الله خائفون منه، وجلون من مكره بهم، كما قال الحسن البصري : إن المؤمن جمع إحسانا وشفقة، وإن المنافق جمع إساءة وأمنا.

Maksudnya, dengan kebaikan, keimanan, dan amal shalih mereka, mereka berhati-hati dan takut kepada Allah Ta’ala, merasa khawatir akan kebencian-Nya terhadap mereka. Sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hasan al-Bashri: “Sesungguhnya orang mukmin mengumpulkan kebaikan dan rasa khawatir, sedangkan orang munafik mengumpulkan keburukan dan rasa aman.”

~Shahih Tafsir Ibnu Katsir
hal:239 Dar Ibn ar-Rajb~
# Kewajiban mandi bagi mualaf #
Ust. Badrusalam LC

Bab Mandi dan Hukum Junub.

Hadits no 98.
Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dalam kisah islamnya Tsumamah bin Utsal dimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya untuk mandi." HR Abdurrazaq dan asalnya muttafaq 'alaih.

Faidah hadits.
Para ulama berbeda pendapat, apakah orang kafir yang hendak masuk islam wajib mandi atau tidak.
Yang kuat -wallahu a'lam- tidak wajib dengan alasan sbb:
1. Banyak shahabat yang masuk islam. Kalaulah setiap yang masuk islam wajib mandi, tentu akan dinukil kepada kita secara mutawatir.
2. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengirim Mu'adz ke Yaman untuk menyeru kepada islam. Namun beliau tidak diperintah oleh Nabi untuk menyuruh agar orang yang mau masuk islam mandi.

Al Khathabi rahimahullahu berkata, "Mayoritas ulama berpendapat tidak wajib mandi (untuk masuk islam)."
AWALI PAGIMU DENGAN DO’A

Sahabat fillah..
Setiap memasuki pagi, nabi shallallahu alaihi wasallam selalu membaca do'a ini:

اَللَّهُمَّ إنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang maqbul (diterima)”. (HR. Ahmad )

Catatan:

Bila kita perhatikan, terdapat korelasi yang kuat antara makna yang terkandung dalam do'a diatas dan waktu untuk membacanya. Ummu salamah mengabarkan bahwa do'a tersebut dibaca oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam usai mengucapkan salam pada sholat subuh, dimana pada waktu tersebut orang-orang memulai aktifitas hariannya.

Tiga permohonan yang termaktub dalam hadits diatas seolah menggambarkan target yang harus dicapai oleh seorang muslim saat akan mengarungi harinya. Seakan-akan dengan membaca do'a diatas seorang muslim telah menentukan apa yang harus digapainya pada hari itu, sehingga dirinya termotivasi untuk mewujudkan semua itu dibawah taufiq dan bimbingan Allah. Berbeda dengan orang yang tidak memulia paginya dengan do'a diatas. Langkahnya tidak menentu, hidupnya seolah tak memiliki tujuan dan arah yang pasti.

Wallahu a’lam 

Selamat beraktifitas
__________
Madinah 03-06-1436 H
ACT El Gharantaly
📶 Hak Istri Yang Harus Dipenuhi Suami

Dalam pernikahan terdapat adab serta hak bagi kedua belah fihak: yaitu setiap dari mereka harus melaksanakan segala hak yang dimiliki oleh pasangannya, dia harus memperhatikan kewajiban yang harus dilaksanakannya, guna tercapainya kebahagiaan, meningkatnya kehidupan dan tenangnya keluarga.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Baqarah: 228).

📳 Bagikan melalui link ini: http://klikuk.com/FL37K

Semoga bermanfaat.

(rose) (rose) (rose) <3 (rose) (rose) (rose)
#Maqoshid syari'ah#
Ust. Badrusalam LC

Maqoshid syari'ah artinya makna dan hikmah yang dilihat oleh pembuat syari'at (Allah) dalam meletakkan hukum.

Maqoshid tidak sama dengan illat. Karena illat adalah sifat yang menentukan keberadaan hukum. Dan sifat lebih sempit dari maqoshid.

Faidah memahami maqoshid:
1. Memberi kemudahan untuk menetapkan hukum-hukum syari'at untuk masalah-masalah kontemporer. Ini menunjukkan bahwa syari'at islam senantiasa cocok untuk setiap waktu dan tempat.
2. Mempermudah memahami masalah-masalah
3. Memudahkan praktek qiyas.

**
# HAMBA YANG DICINTAI ALLAH
by Ustadzah Arfah Ummu Faynan, Lc

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ. (رواه مسلم)
"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa (Taqiy), kaya hati (Ghaniy), dan menyembunyikan amalannya (Khafiy)". (HR. Muslim)

Bertaqwa (Taqiy) : Takut kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya & menjauhi larangan-Nya.
Kaya Hati (Ghaniy) : Tidak butuh kepada manusia & merasa cukup dengan rizqi Allah.
Menyembunyikan 'Amalan (Khafiy) : Menjauhi ketenaran di antara manusia
***
# Maqoshid syari'ah 1.
Ust. Badrusalam LC

"Tujuan meletakkan syari'at adalah memberikan mashlahat untuk hamba di dunia dan akhirat."

Syarah:
Mashlahat itu mencakup agama, jiwa, akal, harta dan keturunan.
Semua perintah dan larangan Allah adalah untuk kemashlahatan hamba.
perintah shalat, zakat, puasa, haji, dan semua kebaikan.
Larangan berzina, minum arak, memakan riba dan seluruh perbuatan keji.
Semua itu untuk kesejahteraan hidup hamba.
Mashlahat itu juga untuk kehidupan hati dan badan.
Orang yang mengamalkan sunnah Nabi dalam kebiasaan hidup seperti tidur, makan, berpakaian dan sebagainya, akan menemukan bahwa kebiasaan beliau adalah yang paling sehat dan bermanfaat.

Maka, setiap yang bertabrakan dengan maksud ini, pasti akan memberi kemudlaratan bagi hamba.
Nikah mut'ah contohnya, sangat bertabrakan dengan tujuan syari'at menjaga keturunan.
Riba, menghancurkan perekonomian sebagaimana kita saksikan kehancuran ekonomi di amerika dan eropa akibat riba.
Mashlahat itu terkadang baru dirasakan setelah b eberapa waktu lamanya.
Hanya orang-orang yang diberikan bashiroh dan kekuatan ilmu yang dapat melihatnya.
MUHASABAH

"Orang yang hatinya kosong dari mengingat Allah dan hari akhir, yang diuji dengan cinta dunia, maka hal yang terberat baginya adalah sholat, dan yang paling dibencinya adalah panjangnya rakaat sholat."

(Risalah Ibnul Qoyyim ila ahadi ikhwaanih: 1/34)

________
Madinah 21-05-1437 H
ACT El Gharantaly