BBG Al-ilmu
883 subscribers
27 photos
5 videos
3 files
405 links
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu
Download Telegram
ORANG PALING KAYA
Oleh: Ust Abdullah Zaen, Lc. MA

Org paling kaya, jika diukur dg timbangan syariat, adlh: org yg paling nrimo.
Nabi kita menjelaskan,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Kekayaan tdklah diukur dg banyaknya harta, namun kekayaan yg hakiki adlh kekayaan hati.” (HR. Bukhari Muslim; dari Abu Hurairah)

Kaya hati, atau sering diistilahkan dg “qana’ah“, artinya adlh ‘
nrimo (menerima) & rela dg berapa pun yg diberikan oleh Allah Ta’ala.
Berapa pun rezeki yg didapatkan, dia tdk mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar & tdk mengumpat.

Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi org terkaya di dunia. Ujung2nya, keberuntunganlah yg menanti kita, sbgmana janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

Beruntunglah org yg berislam, dikaruniai rezeki yg cukup, & dia dijadikan menerima apa pun yg dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim; dari Abdullah bin ‘Amr)

Dg barometer di atas, bisa jadi org yg berpenghasilan 20 ribu sehari dikategorikan org kaya, sedangkan org yg berpenghasilan 20juta sehari dikategorikan org miskin. Pasalnya, org pertama merasa cukup dg uang sedikit yg didapatkannya. Adapun org kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yg didapatkannya sangat banyak. Bagaimana mungkin org yg berpenghasilan 20 ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri & anak2nya?
Ya, selain karena keberkahan yg Allah limpahkan dlm hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adlh sbg berikut,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Barangsiapa yg melewati harinya dg perasaan aman dlm. rumahnya, sehat badannya, & memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan2 ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Tanamkan kepada anak kita kebencian yang sangat besar terhadap (kekufuran dan) kesyirikan. Dosa besar yang mengalahkan banyak varian dosa besar dalam kamus pengetahuan anak-anak (membunuh, mencuri, berbohong, berzina, dan lain-lain).

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang lebih rendah dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang sangat besar" [QS. An-Nisaa' : 48].

Diulang-ulang tanpa bosan, sehingga mereka tak terpedaya dengan kecerdasan, keindahan, kekayaan, kebaikan, dan kehebatan orang kafir. Allah ta'ala telah memperingatkan kita tentang ini:

لا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ * مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

"Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya" [QS. Aali 'Imraan : 196-197].

Ibnu Katsiir rahimahullah menjelaskan maksudnya:

لا تنظروا إلى ما هؤلاء الكفار مترفون فيه ، من النعمة والغبطة والسرور ، فعما قليل يزول هذا كله عنهم ، ويصبحون مرتهنين بأعمالهم السيئة ، فإنما نمد لهم فيما هم فيه استدراجا ، وجميع ما هم فيه

"Jangan engkau memandang (silau) terhadap keadaan orang-orang kafir yang hidup dalam kemewahan bergelimang kenikmatan, keceriaan, dan kegembiraan. Karena tidak lama lagi semuanya itu akan lenyap dari mereka, dan mereka pun tersandera oleh amal keburukan (dosa) mereka. Dan sesungguhnya Allah hanya mengulur waktu dengan segala hal yang ada pada mereka itu sebagai istidraj....." [Tafsiir Ibni Katsiir].

Dony Arif Wibowo
BBG Al-ilmu:
*Kesempatan sering kali tidak datang dua kali*

إذا فتح لأحدكم باب خير فليسرع إليه فإنه لا يدري متى يغلق عنه. السير ٥٤٠/٤

"Jika pintu kebaikan dibuka untuk salah seorang diantara kalian, maka bersegeralah masuk ke dalamnya karena ia tidak akan pernah tahu kapan pintu itu akan tertutup rapat."

Ucapan Khalid bin Mi'dan diatas menyadarkan kita bahwa di bulan suci ini kita disuguhkan dengan berbagai macam pintu kebaikan.

Maka bersegeralah sebelum pintu-pintu itu tertutup dan yang tersisa hanyalah penyesalan.

Muhammad Nuzul Dzikri
NAK, Jangan meninggalkan dakwah karena kecewa. Kecewa dengan fulan A, B, C itu biasa, anggap saja!!!

Allah berfirman:

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ

Artinya: “Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? (Surat Al-Furqan: 20).

Kesabaranmu bersama orang-orang yang berusaha shalih lebih baik daripada kesenanganmu bersama orang-orang yang tidak shalih, bukan???

NAK, Hanya ranting yang rapuh dan keringlah yang akan jatuh karena terpaan angin, bahkan angin lirih sekalipun.

Lelah itu SAH, namun bukan menyerah! Agar rasa lelah itu sendiri akhirnya kelelahan untuk mencekik Iman dan keistiqamahanmu.

Lelah itu PASTI, letih itu niscaya, namun kedua kata itu tak cukup mampu untuk mewakili seberapa kita harus TETAP BERTAHAN dalam berdakwah.

Sesungguhnya Allah meletakkan kekuatan orang beriman di dalam hatinya, bukan pada fisiknya. Tidakkah engkau melihat orang tua yang sudah lemah fisiknya tapi masih mampu berpuasa di siang yang panas terik dan bangun di malam yang dingin untuk melakukan shalat malam? Padahal banyak orang-orang yang masih muda lagi kuat fisiknya tidak sanggup untuk melaksanakannya.

NAK, dakwah memang berat, tak usah minta yang ringan. Tapi mintalah kepada Allah iman yang kokoh untuk menggenggamnya, punggung yang kuat untuk memikulnya, kaki yang kuat untuk berpijak dengannya.

TERAKHIR, Jika pendukungmu sedikit, Maka jadilah bagian dari yang sedikit itu!!!

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Selasa, 09 Jumaadal Uula 1440 H/15 Januari 2019 M.

http://minhajussunnah.or.id/santri/dakwah-ini-berat-mintalah-kepada-allah-punggung-yang-kuat/
Dakwah Musa dan Harun kepada Fir'aun

Allah ta'ala berfirman:

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى ْ فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى

“PERGILAH kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. maka BERBICARALAH kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang LEMAH-LEMBUT, mudah-mudahan ia ingat atau takut” [QS. Thaha : 43-44].

Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk:

1. Pergi mendatangi, maka di sini dibutuhkan keberanian

2. Berbicara langsung, bukan gagah berbicara di belakang - jika tujuannya adalah untuk memperbaiki objek dakwah.

3. Lemah-lembut, bukan kasar, dengan tujuan agar objek dakwah luluh menerima nasihat yang diberikan.

Inilah asal perintah dakwah kepada seseorang, yaitu mendatangi, berbicara langsung, dan dengan perkataan lemah-lembut. Butuh keberanian, kefasihan bicara, dan kelembutan (akhlaq) dalam bertutur kata.

Dony Arif Wibowo
_Untukmu Saudariku_

*Keutamaan Hijab*

1. Hijab merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasulnya, bukan adat atau taqlid (ikut-ikutan).

2. Hijab itu 'iffah (Kehormatan&kemuliaan) dan kesucian.

3. Hijab itu keimanan, karena iman itu keyakinan dalam hati, diucapan dengan dengam lisan dan diamalkan dengan anggota badan.

4. Hijab itu penutup aurat.

5. Hijab itu menunjukkan rasa malu.

6. Hijab itu dari sifat wanita mukminah dan sholihah.

7. Hijab itu fitrah dan tabaruj itu syahwat.

Sumber : @badratkhaier
Dialihbahasakan oleh: @arijoban
Doa masuk pasar...
Ben ra cepet entek duwite tur sing penting melu pitunjukipun Nabi Shallallahu alaihi wasallam

لا إِلَه إِلَّا اللَّه وَحْده لا شَرِيك لَهُ، لَهُ الْمُلْك وَلَهُ الْحَمْد،
يُحْيِي وَيُمِيتُ،
وَهُوَ حَيّ لا يَمُوت،
بِيَدِهِ الْخَيْرُ،
وَهُوَ عَلَى كُلّ شَيْء قَدِير

"Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, ditangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu"

HR at-Tirmidzi (no. 3428 dan 3429), Ibnu Majah (no. 2235), ad-Daarimi (no. 2692) dan al-Hakim (no. 1974) dihasakan oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Shahihul jaami’” (no. 6231).

(redaksi doa copas saking tulisan Ust. Nurcholis LC)
Forwarded from BBG Al-ilmu
Lentera Da'wah:

Ibu, Doakan Anakmu Yang Sedang Menuntut Ilmu

Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi

Hari2 ini, banyak orang tua mengantar anak2 mereka ke sekolah atau pesantren.

Terkadang ada perasaan berat dan setengah tega meninggalkan anak mereka untuk berada di penjara suci, tidak bisa bebas seperti anak2 lain seusianya.

Tapi yakinlah wahai orang tua bahwa perjuanganmu adalah untuk masa depan anak2 mu agar menjadi penyejuk hatimu di dunia dan bisa berkumpul kelak di surga bersama mereka.
Biarlah engkau dan mereka bersedih menahan kerinduan sementara agar mereka belajar kemandirian, kedewasaan, persahabatan dan menjadi manusia yg berilmu agama agar lurus agama dan berakhlak mulia.

Ibu dan ayah...
Jangan lupakan untuk menyelipkan untaian doa buat anakmu yg sedang berjuang mengejar surga dg ilmu agama.

Berikanlah motivasi dan dukunganmu untuk mereka. Jangan menangis dan bersedih karena meninggalkan mereka belajar agama karena mereka sedang berada dalam jalan yg mulia.

Imam Dzahabi menceritakan dalam biografi Imam Sulaim bin Ayyub ar-Razi, bahwa ketika masih kecil sekitar umur sepuluh tahun, dia belajar mengaji kepada sebagian ustadz di kampungnya.

Sang ustadz mengatakan, “Maju dan cobalah membaca al-Qur’an.”

Dia (Sulaim bin Ayyub) pun berusaha semaksimal mungkin untuk membaca al-Fātihah, tetapi tidak bisa karena ada sesuatu pada lidahnya.

Sang ustadz lalu bertanya, “Apakah engkau punya seorang ibu?”

“Ya,” jawab Sulaim.

“Kalau begitu, mintalah kepada ibumu agar dia berdo’a supaya Allah memudahkan engkau untuk bisa membaca al-Qur’an dan meraih ilmu agama,” tutur sang ustadz selanjutnya.

Sulaim menjawab, “Ya, akan saya sampaikan pada ibuku.”

Maka setelah pulang ke rumah, dia menyampaikannya kepada ibunya, dan sang ibu lalu bermunajat dan berdo’a kepada Allah. Setelah itu, Sulaim menginjak masa dewasa dan berkelana ke Baghdad untuk menuntut ilmu bahasa Arab, fiqih, dan lain-lain.

Ketika dia pulang kembali ke kampungnya di Ray sedang menyalin kitab Mukhtashar al-Muzani di sebuah masjid, ternyata ustadznya yang dahulu datang seraya mengucapkan salam kepadanya. Namun, sang ustadz sudah tidak mengenal Sulaim lagi. Tatkala ustadznya mendengar salinan kitab tersebut dan dia tidak paham apa yang sedang dibaca, dia berkomentar, “Kapankah ilmu seperti ini bisa dipelajari?” Kata Sulaim, “Ingin sekali rasanya saya mengatakan padanya: ‘Jika Anda punya seorang ibu maka mintalah kepada ibu Anda agar mendoakan untuk Anda’, tetapi saya malu mengatakan hal itu.” (Siyar A’lāmin Nubalā’ 34/156–157 oleh adz-Dzahabi)

Kisah ini memberikan faedah bahwa doa orang tua—terutama seorang ibu—adalah mustajab (pasti terkabul).

Sebab itu, wahai saudaraku penuntut ilmu, janganlah pernah engkau hanya bergantung pada dirimu. Tetaplah engkau memohon pertolongan kepada Allah dan mintalah kepada orang tuamu agar mendo’akan untukmu.

Dan engkau wahai orang tua, jangan lupa mendoakan anak2 mu agar betah di pondok dan dimudahkan memahami ilmu agama.

Semoga Allah menganugerahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin.
_*N G A J I*_

Tempatnya jauh, kau mengeluh..
Tempatnya dekat, kau tak berangkat ...
Ada jadwal pagi, kau minta petang...
Dipindah petang, kau lelah baru pulang...
Ngaji di hari biasa, kau bilang sibuk kerja....
Ngaji di akhir pekan, kau bilang bentrok banyak undangan dan urusan...
Kelas sudah berjalan, kau tanya kapan lagi pendaftaran....
Di buka pendaftaran baru, kau bilang nanti dulu.. masih atur waktu...
Belajar Tajwid kau bilang susah...
Baca Quran tidak bertajwid kau anggap tidak sah...
Disuruh menghafal, kau bilang memberatkan...
Tak ada hafalan, kau bilang kurang tantangan...
Ustadz lulusan pesantren, kau anggap gak keren...
Ustadz lulusan perguruan tinggi, kau bilang tidak cocok ngajar ngaji...
Ustadz ngajarnya serius, kau bilang bikin bete...
Ustadz ngajarnya santai, kau bilang kurang oke...
Makhroj kurang tepat, kau minta dikoreksi....
Sering dikoreksi, kau kapok tak mau lagi mengaji...
Setan itu gigih,
dia selalu membisiki pelemahan dan pembenaran untuk menghindari yang baik baik.
Jangankan ngaji, org sakaratul maut aja masih diganggu agar ga mampu melafadzkan tauhid
Nah besok2
Kalo udah punya niat
GO aja,
Jangan kasih setan menang
NGAJI itu PENTING..... bukan yang penting NGAJI

_*Ustadz Farhan Abu Furaihan*_
Pertanyaan:
Ustadz, bolehkan berdoa dengan bahasa indonesia ketika sujud?

Jawab:
Para ulama berbeda pendapat apakah boleh berdoa dalam sholat dengan selain bahasa arab? Menjadi empat pendapat:
1. Tidak boleh berdoa dengan selain bahasa arab dan batal sholatnya. ini adalah pendapat sebagian hanafiyah, salah satu pendapat malikiyah, sebagian syafiiyah dan hanabilah.
2. Makruh hukumnya bagi yang mampu bahasa arab, dan boleh bagi yang tidak mampu berbahasa arab, ini adalah madzhab hanafi, maliki dan salah satu pendapat imam Ahmad. dasarnya karena Allah tidak memberikan beban kecuali sesuai kemampuannya.
3. Boleh bagi yang tidak mampu, dan batal sholat bagi yang mampu.
Ini adalah pendapat yang shahih dari syafiiyah dan salah satu pendapat hanabilah. Dan pendapat Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan dari hanafiyah.
4. Boleh bagi yang mampu berbahasa arab dan bagi yang tidak mampu. Ini adalah salah satu pendapat hanafiyah, malikiyah dan syafiiyah.

Yang rojih wallahu a'lam bahwa orang yang mampu berbahasa arab makruh hukumnya berdoa dengan selain bahasa arab. Karena ia adalah syiar islam. Adapun yang tidak mampu maka dioerbolehkan. Karena dalil dalil anjuran berdoa bersifat umum.
Wallahu a'lam

Ust. Badrusalam LC
Bagian dari tarbiyatul abna' adalah menambah keshalihan diri sebagai orang tua.

Imamut Tabi'in Sa'id Ibnul Musayyab (Rahimahulloh) berkata :

لأزيدنَّ في صلاتي من أجلِك، رجاءَ أنْ أُحْفَظَ فيك، ثمَّ تلا هذه الآية {وَكَانَ أَبُوْهُمَا صَالِحًا}

Karenamu nak aku menambah shalatku, berharap Allah Ta'ala menjagamu, lalu Beliau membaca Ayat {وَكَانَ أَبُوْهُمَا صَالِحًا} dan adalah kedua orang tuanya orang-orang yg shalih.

Sa'id Ibnu Jubair (Radhiallohu Anhu) berkata :

إنِّي لأزيدُ في صلاتي من أجلِ ابني هذا.

Aku menambah kegigihan shalatku karena anakku ini,

Imam Mujahid mengatakan :

إنَّ اللهَ لَيُصلِحُ بصلاحِ العبدِ ولَدَه، وولَدَ وَلَدِه.

Sesungguhnya Allah ta'ala akan menjadikan keshalihan seorang hamba sebagai sebab keshalihan anak dan cucunya.

Suatu hari Imam Malik Bin Dinar (Rahimahulloh) melihat seseorang yg jelek shalatnya, lalu ada yg mengatakan betapa besar kasih sayangnya kepada keluarganya, beliau ditanya "Wahai Aba Yahya apa ada orang yg shalatnya bermasalah lalu dia sangat kasih sayang kepada keluarganya??! Beliau jawab :

إنَّه كبيرُهُم، ومنه يتعلَّمون.

Dia pembesarnya, dan darinya akan diambil pelajaran."

Malik Ibnu Mighwal (Rahimahulloh) berkata : Abu Ma'syar pernah mengeluhkan kenakalan putranya kepada Thalhah Ibnu Musharrif, beliau menjawab perbantukan dengan ayat ini :

{رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي} [الأحقاف: 15].

... Dan untuk aku beramal shalih yg Engkau ridhai, dan Shalihkan lah anak-anak turunanku ... (Al-Ahqaf 15).

══════════════════
📚Atsarudzunub Alal-Afrodi Wasy Syu'ub (hal 61) Karya Syaikh Masyhur Hasan (Hafizhohulloh Ta'ala).
Dari Abu Sa'iid Al-Khudriy, ia berkata :

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الشُّرْبِ مِنْ ثُلْمَةِ الْقَدَحِ وَأَنْ يُنْفَخَ فِي الشَّرَابِ

"Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam melarang minum di tempat retakan/cuilan/pecah dari gelas dan meniup minuman" [Diriwayatkan oleh Abu Daawud dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy rahimahumallah].

Jika minum dari sisi/bagian yang tidak retak/pecah dari gelas, maka tidak masuk dalam larangan tersebut. Wallaahu a'lam.

Dony Arif Wibowo
*TANDA-TANDA ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN PADA SEORANG MUSLIM*

*_Oleh: Muhammad Wasitho Abi Fawaz_*

Bismillah. Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, niscaya Allah akan menjadikan hamba-Nya tersebut:

✓ Dapat Memahami Agama Islam dengan baik dan benar.

✓ Bisa beramal Sholih dengan mudah dan benar hingga kematian menjemputnya.

✓ Bersikap Zuhud, dan tidak rakus terhadap urusan dunia

✓ Mengetahui aib dan kekurangan dirinya sendiri.

✓ dan lain-lain.

Di antara dalil-dalil syar'i yang menunjukkan tanda-tanda kebaikan pada seorang hamba tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_:

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

_“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama (Islam)_.” (HR. Bukhari nomor 71 dan Muslim nomor 1037).

2. Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda:

إذا أراد الله بعبد خيرا استعمله قيل : ما يستعمله ؟ قال : يفتح له عملا صالحا بين يدي موته حتى يرضي عليه من حوله

_“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah jadikan ia beramal.” Lalu para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dijadikan dia beramal?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dibukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya_.” (HR. Ahmad dan selainnya)

3.

عن محمد ابن كعـب القرظي رحمه الله تعالى ، قال :
إذا أراد الله تعالى بعبدٍ خيراً
جعــــل فيـه ثـلاث خـــلالٍ :
★ فقه في الدين .
★ وزهادة في الدنيا .
★ وبصيرة بعيوبه .

Muhammad bin Ka'ab Al-Qurzhi (seorang ulama generasi Tabi'in) _rahimahullah_ berkata: "Apabila Allah Ta'ala menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, niscaya Dia akan memberikan padanya 3 perkara, yaitu:

_1. Pemahaman (yang benar) tentang agamanya._
_2. Kezuhudan (baca: tidak rakus) terhadap (harta benda) dunia._
_3. Pengetahuan tentang kekurangan dirinya._

(Lihat: _Hilyatul Auliya'_ karya Abu Nu'aim Al-Ashfahani, juz III/213 Dan _Syarhus Sunnah,_ karya Imam Al-Baghawi juz VII/294).

Demikian Faedah Ilmiah dan Mau'izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada pagi hari ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

(Klaten, 21 Juli 2019)

*Halaman Facebook:*

_https://www.facebook.com/muhammad.wasitho_

_https://www.facebook.com/muhammad.wasitho.abu.fawaz/_

_https://www.facebook.com/ponpes.alittiba.klaten/_

*IG:* muhammad_wasitho

*Blog Dakwah Sunnah (Pondok Pesantren Islam Al-Ittiba' Klaten Jawa Tengah), Klik:*

Http://abufawaz.wordpress.com
Tawadhu' yg luar biasa ..

=====

Dengan tingkatan keilmuan tinggi dalam banyak bidang ilmu, Syeikh Utsaimin -rahimahullah- tetap berpesan kepada para pendengarnya:

"Apabila kalian mendengar dariku, sesuatu yg kalian ingkari, maka hendaklah kalian menanyakannya kepadaku!

Bisa jadi aku salah, sehingga Allah memberikan hidayah-Nya kepadaku melalui kalian". [Liqa' Babil Maftuh 68].

Dengan sikap tawadhu' seperti inilah Allah meninggikan kedudukan beliau di tengah-tengah manusia, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ

"Tidaklah seseorang bersikap tawadhu' karena Allah, melainkan Allah akan mengangkatnya" [HR. Muslim 2588].

Silahkan dishare, semoga bermanfaat.

*dari ustadz Dr. musyafa addariny
Berdakwah Dengan Harta

Setelah Rasulullah dan kaum muslimin menang di perang Hunain, Nabi memberi Shofwan bin Umayyah seratus binatang ternak, kemudian seratus lagi, kemudian seratus lagi.
Shofwan bin Umayyah berkata:

‎والله لقد أعطاني رسول الله ﷺ ما أعطاني وإنه لأبغض الناس إِلَيَّ.
‌‏فما بَرِحَ يعطيني حتى إنه لأحب الناس إِلَيَّ

“Demi Allah, Rasulullah telah memberiku banyak. Sungguh tadinya beliau adalah orang yang paling aku benci. Namun ia terus memberiku hingga ia menjadi manusia yang paling aku cintai.”
HR Muslim

Ustadz Badrusalam LC
Forwarded from AQIDAH & MANHAJ
Kini kita memasuki pembahasan baru dari kitab “Showaarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
🌼 MUQODDIMAH 🌼
.
( simak audio di link berikut ) : http://bbg-alilmu.com/archives/39232
.
Beliau berkata sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan manusia diatas fithrahnya.
.
Allah berfirman [QS Ar-Rum : 30]
.
‎فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
.
“Itulah Fithrah Allah yang Allah fithrahkan manusia diatasnya.” Artinya, (manusia) di fithrahkan untuk mencintai kebenaran dan menginginkannya.
.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah [Majmu’ Fataawa, 10/88] berkata,
.
‎وَالْقَلْبُ خُلِقَ يُحِبُّ الْحَقَّ وَيُرِيْدُهُ وَيَطْلُبُهُ
.
“HATI itu sebetulnya diciptakan untuk mencintai kebenaran, menginginkan dan mencarinya”.
.
Beliau juga berkata. [Majmu’ Fataawa 16/338]
.
‎فَإِنَّ الْحَقَّ مَحْبُوْبٌ فِيْ الْفِطْرَةِ
.
“Sesungguhnya kebenaran itu disukai oleh fithrah manusia” bahkan ia (kebenaran) lebih ia cintai dan lebih agung menurutnya dan lebih lezat daripada kebathilan yang tidak ada hakikatnya, karena fithrah itu tidak menyukai kebathilan.
.
Dan itu merupakan perkara yang telah ada pada jiwa-jiwa manusia, dimana setiap manusia sebetulnya fithrahnya mencintai kebenaran, mengetahui “Al HAQ”.
.
Allah Ta’ala berfirman [ QS Thaaha :50]
.
رَبُّنَا الَّذِيْ أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى.
.
“Robb kami yang telah memberikan segala sesuatu penciptaannya, kemudian Dia memberikan hidayah”
.
Sebagaimana juga Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
.
‎وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ
.
“Dosa itu yang membuat hatimu tidak tentram..
.
وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ.
.
dan kamu tidak suka orang-orang mengetahuinya” [HR. Imam Muslim].
.
Itu menunjukkan bahwa dosa itu membuat hati tidak tentram.
.
Berkata Ibnu Taimiyyah juga dalam kitab Dar-u Ta’aarudhil Aqli wan Naql ,VIII/463
.
‎فَيِ النَّفْسِ مَا يُوْجِبُ تَرْجِيْحَ الْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ
.
“Dalam jiwa manusia ada sesuatu yang menguatkan kebenaran di atas kebathilan baik dalam masalah aqidah maupun juga masalah keinginan.” Ini cukup menunjukkan bahwa memang manusia diciptakan diatas fithrah.
.
Beliau juga berkata dalam kitab yang sama jilid 8 halaman 463: “Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan hamba-hambanya di atas fithrah, yang padanya kebenaran dan membenarkannya.”
.
⚉ Demikian pula ia merasakan kebathilan dan mendustakannya. Dan mengetahui mana yang manfaat dan mencintainya dan mengetahui mana yang mudhorot dan membencinya, maka sesuatu yang haq, apabila fithrahnya masih lurus ia akan membenarkannya.
.
⚉ Demikian pula perkara-perkara yang bermanfa’at, maka fithrahpun akan menyukainya dan merasa tentram dengannya. Itu adalah yang merupakan perkara yang ada pada setiap manusia, (pada asalnya demikan).
.
Berkata Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy dalam Kitab Taisiirul Lathiifi Al mannaan, hal. 50
.
‎فَالدِّيْنُ هُوَ دِيْنُ الْحِكْمَةِ الَّتِيْ هِيَ مَعْرِفَةُ الصَّوَابِ وَالْعَمَلِ بِالصَّوِابِ
.
“Agama yang hakiki adalah agama hikmah yang dengannya ia mengetahui kebenaran dan beramal dengan benar. Dan mengetahui kebenaran dan beramal dengan kebenaran pada segala sesuatu”.
.
Berkata Mu’adz bin Jabal:
.
فَإِنَّ عَلَى الْحَقِّ نُوْرًا.
.
“Sesungguhnya kebenaran itu terdapat padanya cahaya.”
.
Ketika Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam datang ke kota Madinah maka kemudian Abdullah bin Salam, (seorang pendeta Yahudi), ini menemui Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, ketika Abdullah bin Salam melihat wajah Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, maka ia berkata, “Aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah orang yang suka berdusta”.
.
👉🏼 Itu menunjukkan akan fithrah manusia, dimana ia ditabiatkan untuk mencintai kebenaran kecuali orang-orang yang fithrahnya dikalahkan oleh hawa nafsu, oleh kesombongan, oleh kedengkian dan yang lainnya dari perkara-perkara yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan kebenaran.
.
Wallahu a’lam 🌴
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
#Terima kasih ibu..#

Ust. Badrusalam LC

terima kasih ibu..
engkau telah mendidikku semasa kecil..
masih teringat dalam memoriku..
engkau ajari aku membaca al qur'an..
membimbingku tentang adab dan tatakrama..
di saat aku sekolah dasar..
engkau ajari aku sholat tahajjud..
dan bimbing aku untuk menghafal al quran..
terasa sejuk ketika aku tidur di dekatmu di akhir malam..
dengan lantunan al quranmu..
terima kasih ibu..
kau didik aku dengan kelembutan dan kasih sayang..
senyummu memberi arti yang dalam..
marahmu untuk kebaikan diriku..
ucapanmu penuh makna dan motivasi..
bahkan aku malu padamu ibu..
kau tak pernah lelah untuk berdzikir..
tak pernah meninggalkan puasa senin dan kamis..
malam malammu tak pernah kosong dari sholat..
bahkan di saat sakit..
selalu engkau memohon ampunan akan dosa dosamu..
selamat jalan ibu..
semoga Allah mengampuni dosa dosamu..
mengangkat derajatmu dalam illiyyin..
meluaskan kuburmu dan memberimu cahaya padanya..
dan memasukkanmu ke dalam surga firdaus yang paling tinggi..