MUSTANIR ONLINE
3.18K subscribers
865 photos
164 videos
56 files
901 links
Sharing audio, tulisan karya Dr Adian Husaini, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi serta pemikir muslim kontemporer lainnya.
Download Telegram
dianggap bermoral tinggi. Tapi jika ia adalah pengusaha narkoba atau prostitusi, atau rentenir ia tidak ber-akhlaq.

Kini akhlaq juga diganti dengan istilah “karakter” (Yunani: kharakter). Character diartikan sebagai ciri yang membedakan seseorang karena kekuatan moral atau reputasi. Tapi character juga dimaknai sebagai sifat yang dimainkan seorang aktor dalam sebuah sandiwara, drama atau lakonan.

Berkarakter baik bisa diartikan sebagai ber”peran” baik. Ia bukan sifat yang melekat erat dalam identitas diri. Bukan dorongan jiwa tapi dorongan masyarakat. Mungkin nampak sangat manusiawi, tapi tidak yang mesti berdimensi ilahi.

Maka berkarakter juga tidak mesti berakhlaq. Di masa lalu, misalnya, terdapat seorang gubernur yang dianggap berkarakter tinggi. Ia tegas, berdisiplin tinggi, konsisten, berwibawa dan berwawasan luas. Tapi ia membolehkan perjudian dan pelacuran menjadi sumber APBD. Siapapun menentangnya akan dicemooh. Ia berkarakter tapi tidak ber-akhlaq. Begitulah Muslim bisa bermoral dan berkarakter, tapi tidak mesti ber-akhlaq.

Tapi jika makna ber-akhlaq hanya dibatasi secara sempit maka ia akan sesempit makna moral. Ber-akhlaq yang sempit hanya berpedoman halal-haram atau wajib-sunnah. Hubungannya dengan Tuhan tidak disempurnakan dengan hubungan antar manusia (mu’amalah ma’annas).

Ibadahnya sempurna, pakaiannya sederhana, lidahnya fasih melantunkan ayat-ayatNya. Tapi, tindakan dan ucapannya menyakiti sesamanya atau orang-orang dibawahnya. Inilah makna ber-akhlaq yang salah. Maka jangan heran jika ada tokoh agama terjerumus skandal tahta, harta dan wanita.

Sebaliknya, bagi Muslim sekuler-liberal-humanis, standar halal-haram, wajib-sunnah ditinggalkan. Standar baik-buruk hanya dari kesepakatan manusia.

Akibatnya, meniru akhlaq Nabi pun menjadi aneh kalau tidak utopis. Berjanggut seperti Nabi kini dianggap seperti berpedang atau bersenjata. Menolak ajakan korupsi dianggap “sok suci”. Berdemo sambil bertakbir sama dengan “ngajak” perang. Menghukumi kesesatan dan kemaksiatan dianggap fundamentalis, teroris dan anti HAM. Berdakwah tidak boleh menggurui dan sebagainya.

Begitulah, karena sekularisme, liberalisme dan humanisme maka beragama menjadi tidak mudah, apalagi ber-akhlaq. Padahal Francis Fukyama mengingatkan bahwa ketahanan suatu bangsa tergantung pada keberagamaan masyarakat dan etikanya.

Dengan etika, katanya, ekonomi dan politik akan berfungsi dengan baik. Mungkin maksudnya akhlaq. Jauh sebelum itu ulama arif bijaksana juga telah mengingatkan “Bangsa-bangsa akan kekal jika masih ber-akhlaq. Jika hilang akhlaq-nya maka hilang pula bangsa itu.

al-Qur’an lebih tegas lagi jika suatu bangsa itu bertaqwa maka akan diturunkan berkah dari langit, dan jika tidak lagi ber-akhlaq maka pasti dihancurkan oleh Allah.

Jadi sesungguhnya bangsa ini sedang dihancurkan. Bukan oleh kekuatan militer. Tapi oleh upaya penghancuran moral dan bahkan akhlaq pemimpinnya, anak mudanya, anggota DPR-nya, hakim-hakimnya dan cendekiawan Muslimnya dan sebagainya.
Lihatlah, begitu pedulinya pemerintah AS terhadap FPI. Simaklah istilah yang digunakan oleh Deplu AS terhadap FPI, yaitu Islamic extremist.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=883081005165184&id=153825841424041
Menghadapi teror ‘kata’ berselubung ‘kasih’, kaum Muslimin biasanya terlambat sadar. Dampaknya pun biasanya memakan waktu lama. Ummat Islam akan tenang-tenang saja meskipun setiap detik diteror dengan kata-kata indah itu. Bisa melalui media massa, atau ucapan tokoh-tokoh ummat sendiri.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=883660778440540&id=153825841424041
Rakyat ketika menyaksikan banyaknya penyimpangan moral para pemuka agama. Beberapa Paus secara diam-diam mempunyai anak haram. Kehidupan sex para Paus ini pernah ditulis dalam sebuah buku ‘Sex Live of The Popes’.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=884242105049074&id=153825841424041
Jika orang-orang yang sudah terlanjur diberi gelar — atau memberi gelar untuk dirinya sendiri – sebagai “ULAMA”, tidak dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatannya, maka bukan tidak mungkin, umat akan hilang kepercayaannya kepada para ulama. Mereka akan semakin jauh dari ulama dan lebih memuja selebriti – baik selebriti seni maupun politik.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=884415698365048&id=153825841424041
Citra buruk yang tampaknya ingin dibentuk adalah bahwa seolah-olah negeri Muslim terbesar di dunia ini merupakan satu bangsa yang tidak beradab yang tidak menghargai kebebasan beragama; seolah-olah, kaum Kristen di Indonesia merupakan kaum yang tertindas.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=884922061647745&id=153825841424041
Jika kita yakin bahwa Iblis adalah musuh yang nyata, maka tidak mungkin kita juga mengakuinya sebagai teman akrab. Jika seorang Muslim  yakin bahwa Nabi Isa tidak mati di tiang salib, maka tidak mungkin pada saat yang sama dia juga meyakini konsep trinitas dalam Kristen.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=886243094848975&id=153825841424041
Sayang sekali jika potensi akal cerdas yang diberikan oleh Allah SWT justru digunakan untuk menyesatkan umat manusia. Kasihan dirinya, kasihan orang tuanya yang nantinya hanya mengharapkan doa dari anak yang shalih, bukan anak yang salah.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=886682178138400&id=153825841424041
Jika anda seorang Muslim apa yang membuktikan keislaman anda? Jika anda menjadi Muslim baru sebatas telah mengucapkan syahadah anda belum masuk Islam secara kaffah. Masih banyak rukun Islam anda tinggalkan, dan itu berdosa dan akan diperhitungkan (diazab) di hari akhir. Kalau anda berislam hanya sekedar menjalankan semua rukun Islam anda telah Islam namun belum tentu amal anda diterima karena beberapa faktor (tdk ikhlas, tdk khusyu' , riya', zalim fsb). Belum tentu pula keislaman anda diterima Allah, karena keislaman anda tidak anda sertai iman. Iman anda yang dalam hati itu juga tidak ada artinya jika tidak anda buktikan dengan amal amal kebajikan. Jadi berislamlah dengan penuh keimanan dan buktikan iman anda dalam perbuatan. Nabi Muhammad saw menyebutkan bahwa bukti iman itu 70 an bentuk amalan. Pelajarilah amalan amalan keimanan itu! Wallahul khabir Bima ta'malun.
Jika anda seorang Muslim apa yang membuktikan keislaman anda? Jika anda menjadi Muslim baru sebatas telah mengucapkan syahadah anda belum masuk Islam secara kaffah. Masih banyak rukun Islam anda tinggalkan, dan itu berdosa dan akan diperhitungkan (diazab) di hari akhir. Kalau anda berislam hanya sekedar menjalankan semua rukun Islam anda telah Islam namun belum tentu amal anda diterima karena beberapa faktor (tdk ikhlas, tdk khusyu' , riya', zalim fsb). Belum tentu pula keislaman anda diterima Allah, karena keislaman anda tidak anda sertai iman. Iman anda yang dalam hati itu juga tidak ada artinya jika tidak anda buktikan dengan amal amal kebajikan. Jadi berislamlah dengan penuh keimanan dan buktikan iman anda dalam perbuatan. Nabi Muhammad saw menyebutkan bahwa bukti iman itu 70 an bentuk amalan. Pelajarilah amalan amalan keimanan itu! Wallahul khabir Bima ta'malun.
-Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi-
SEJARAH UMAT ISLAM
Penulis: Prof. Dr. HAMKA

Buku Sejarah Umat Islam mengupas tentang kejayaan yang pernah dilalui umat Islam selama beberapa dekade hingga kejatuhannya dalam genggaman para penguasa Islam yang lemah dan zalim. Layaknya sebuah drama buku ini juga memuat tentang berbagai intrik politik dan kekuasaan serta permusuhan dan perpecahan di kalangan umat Islam termasuk berbagai konspirasi dan kedok dari pihak luar untuk menjatuhkan dan menggulingkan pemerintahan Islam seperti terjadinya Perang Salib di dunia dan pendudukan bangsa-bangsa Eropa seperti Inggris Portugis Spanyol dan Prancis atas negeri-negeri Islam tidak terkecuali juga penjajahan yang berlangsung di negeri kita tercinta Indonesia.
---------------
SEJARAH UMAT ISLAM
Penulis: Prof. Dr. HAMKA
Penerbit: Gema Insani
Tahun Terbit: 2016
Jumlah Halaman: 686 halaman
ISBN: 978-602-250-288-3
Berat buku 1,7 Kg
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp 230.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997
-Admin-
Zaman ini adalah zaman di mana orang jahil (tidak tahu bahasa Arab, tidak mempelajari ilmu-ilmu Islam) memberi "fatwa" dan "ijtihad" tentang ajaran Islam. Maka mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain.

Ia adalah antara tanda-tanda Kiamat yang selalu diperingatkan oleh Rasulullah saw. Maka berwaspadalah.
-Dr. Khalif Muammar-