BIOGRAFI ISTRI, PUTRI, CUCU DAN PELAYAN NABI
Penulis: Ahmad Khalil Jum'ah
Di balik keberhasilan dakwah Islam, ada peran penting yang dilakukan oleh para wanita mulia. Mereka menjadi keluarga yang dijaga oleh Allah dari segala keburukan dan mereka pun hidup dalam naungan kemudian. Ya, mereka adalah para wanita ahli bat Rasulullah. Istri-istri, anak-anak dan cucu-cucu perempuan beliau.
Para wanita yang tidak mengenal cinta dunia. Para wanita yang berambisi kuat untuk menjadi penopang dakwah Islam. Di dalam kehidupan, mereka selalu mengutamakan ridha Allah dan Rasul-Nya. Teguh dalam memegang kebenaran, kuat dalam menghadapi tantangan, dan bersabar dalam menghadapi ujian.
Lantas, sudahkah kita mengenal para wanita ahli bait Nabi tersebut? Terkhusus kepada para muslimah, yang berharap mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Ketahuilah, bahwa semua itu tidak akan terwujud kecuali dengan mengenal dan menjadikan mereka sebagai teladan dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia.
Pembaca yang budiman, kehadiran buku ini, semoga menjadi salah satu upaya mengenal para wanita ahli bait Nabi, sehingga dengan mengenal mereka, harapannya kita bisa meneladani amalan-amalan dan seluruh sendi-sendi kehidupan mereka. Untuk kita praktekkan dalam keseharian kita.
----------------------------------------
BIOGRAFI ISTRI, PUTRI, CUCU DAN PELAYAN NABI
Penulis: Ahmad Khalil Jum'ah
Ukuran: 17,5 x 24,5 cm
Tebal: 704 Halaman
Berat: 1,3 Kg.
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 155.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Penulis: Ahmad Khalil Jum'ah
Di balik keberhasilan dakwah Islam, ada peran penting yang dilakukan oleh para wanita mulia. Mereka menjadi keluarga yang dijaga oleh Allah dari segala keburukan dan mereka pun hidup dalam naungan kemudian. Ya, mereka adalah para wanita ahli bat Rasulullah. Istri-istri, anak-anak dan cucu-cucu perempuan beliau.
Para wanita yang tidak mengenal cinta dunia. Para wanita yang berambisi kuat untuk menjadi penopang dakwah Islam. Di dalam kehidupan, mereka selalu mengutamakan ridha Allah dan Rasul-Nya. Teguh dalam memegang kebenaran, kuat dalam menghadapi tantangan, dan bersabar dalam menghadapi ujian.
Lantas, sudahkah kita mengenal para wanita ahli bait Nabi tersebut? Terkhusus kepada para muslimah, yang berharap mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Ketahuilah, bahwa semua itu tidak akan terwujud kecuali dengan mengenal dan menjadikan mereka sebagai teladan dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia.
Pembaca yang budiman, kehadiran buku ini, semoga menjadi salah satu upaya mengenal para wanita ahli bait Nabi, sehingga dengan mengenal mereka, harapannya kita bisa meneladani amalan-amalan dan seluruh sendi-sendi kehidupan mereka. Untuk kita praktekkan dalam keseharian kita.
----------------------------------------
BIOGRAFI ISTRI, PUTRI, CUCU DAN PELAYAN NABI
Penulis: Ahmad Khalil Jum'ah
Ukuran: 17,5 x 24,5 cm
Tebal: 704 Halaman
Berat: 1,3 Kg.
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 155.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
PENDIDIKAN AKHLAK
Oleh: Dr. Adian Husaini
Ibnu al-Haitsam (w. 1038 M), seorang ilmuwan muslim terkemuka, menulis sebuah buku penting, tentang pendidikan akhlak. Judulnya: “Tahdzib al-Akhlaq” (Diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Ishaq dengan judul “Pendidikan Akhlak” (Bandung: Ellunar, 2020). Buku ini patut dibaca para ulama, guru, santri, juga pejabat pemerintahan.
Kata “tahdzib” dalam bahasa Arab memang dimaknai sebagai “memperbaiki, memperhalus, atau membetulkan” (reformation, refinement). Penerjemah – yang dikenal sebagai pakar pemikiran sains Ibn Haitsam -- lebih memilih kata “Pendidikan Akhlak” untuk judul kitab Ibn al-Haitsam ini. Pilihan ini sesuai dengan kandungan kitabnya.
Tema utama Tahdziib al-Akhlaq adalah bagaimana menuntun manusia menuju manusia sempurna, yang diistilahkan dengan beberapa ungkapan seperti al-insan al-tamm (manusia sempurna), al-insan al-kamil (manusia seutuhnya atau manusia paripurna).
Dalam karyanya yang lain Ibn al-Haytham juga menggunakan istilah al-insan al-hakim yaitu manusia bijaksana atau manusia yang telah meraih ilmu hikmah. Konsep “manusia sempurna” telah dikenal dalam perbincangan filsafat di masa lalu sebagai suatu model manusia yang hendaknya setiap manusia berusaha untuk mencapainya.
Rasulullah saw bersabda, bahwa manusia yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya. Menurut Ibn al-Haitsam, manusia sempurna biasanya memiliki empat kebajikan utama yaitu: (1) adil (‘adl), (2) berani (shaja'ah), (3) menjaga kesucian (iffah), dan (4) bijaksana (hikmah).
Dalam Kitab Ihya Uluumiddiin Imam al-Ghazali, menyebut Nabi Muhammad saw sebagai sosok manusia sempurna. Kata Imam al-Ghazali: “Dengan demikian induk dari akhlak dan pokok-pokoknya ada empat, yaitu kebijaksanaan, keberanian, kesucian, dan keadilan. (fa-idzan ummahaatul akhlaaqi wa-ushuluha arba’atun: al-hikmatu, wa al-syaja’atu, wal-‘iffatu, wal-‘adlu). Namun, lanjut Imam al-Ghazali, tidak ada manusia yang benar-benar mampu mecapai kesempurnaan akhlak, kecuali Rasulullah saw.
Jalan untuk menjadi manusia sempurna adalah dengan memiliki seluruh akhlak yang terpuji dan menjauhkan diri dari akhlak-akhlak tercela. Untuk itu manusia perlu mengetahui tiga kekuatan atau jiwa yang ada dalam dirinya, yaitu kekuatan atau jiwa keinginan (nafs shahwaniyyah), jiwa marah (nafs ghadhabiyyah), jiwa rasional (nafs 'aqilah).
Masih menurut Ibn al-Haitsam, manusia akan mampu menguasai akhlak yang terpuji dan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela, hanya jika ia mampu mengatur setiap jenis jiwa tersebut berada pada titik tengahnya; tidak dalam kondisi melampau atau ekstrem; baik itu ekstrem berlebihan atau ekstrem berkekurangan. Ia harus meletakkan jiwa rasionalnya sebagai pengendali kedua jenis jiwa yang lain.
Jika seseorang mengikuti hal-hal baik dan menghindari hal-hal tercela, maka ia akan menjadi manusia sempurna atau al-insan al- tamm. Manusia yang sempurna adalah manusia yang telah mencapai kebahagiaan hakiki di dunia ini sebagaimana dinyatakan Ibn al-Haytsam: “... maka ia tidak akan lama lagi untuk sampai pada kesempurnaan, dan naik menuju puncak dari keparipurnaan, sehingga ia meraih kebahagiaan insani ...”
Konsep kesempurnaan akhlak ini ditujukan untuk semua manusia yang menginginkan kesempurnaan akhlak. Tapi, secara khusus Ibn al-Haitsam juga mengarahkannya pada para penguasa dan para pemimpin.
Bangun jiwanya!
Ibn al- Haitsam mendefinisikan akhlak sebagai berikut: “Akhlak adalah suatu keadaan jiwa, yang dengannya manusia melakukan suatu perbuatan tanpa pertimbangan dan tanpa memilih-milih.” Definisi ini mirip dengan definisi akhlak-nya Imam al-Ghazali: “Akhlak adalah kondisi jiwa yang tertanam di dalamnya, yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan dipertimbangkan.”
Sedangkan Ibn Miskawaih memberi penjelasan tentang akhlak: “Khuluq merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan seorang bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secara mendalam.”
Oleh: Dr. Adian Husaini
Ibnu al-Haitsam (w. 1038 M), seorang ilmuwan muslim terkemuka, menulis sebuah buku penting, tentang pendidikan akhlak. Judulnya: “Tahdzib al-Akhlaq” (Diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Ishaq dengan judul “Pendidikan Akhlak” (Bandung: Ellunar, 2020). Buku ini patut dibaca para ulama, guru, santri, juga pejabat pemerintahan.
Kata “tahdzib” dalam bahasa Arab memang dimaknai sebagai “memperbaiki, memperhalus, atau membetulkan” (reformation, refinement). Penerjemah – yang dikenal sebagai pakar pemikiran sains Ibn Haitsam -- lebih memilih kata “Pendidikan Akhlak” untuk judul kitab Ibn al-Haitsam ini. Pilihan ini sesuai dengan kandungan kitabnya.
Tema utama Tahdziib al-Akhlaq adalah bagaimana menuntun manusia menuju manusia sempurna, yang diistilahkan dengan beberapa ungkapan seperti al-insan al-tamm (manusia sempurna), al-insan al-kamil (manusia seutuhnya atau manusia paripurna).
Dalam karyanya yang lain Ibn al-Haytham juga menggunakan istilah al-insan al-hakim yaitu manusia bijaksana atau manusia yang telah meraih ilmu hikmah. Konsep “manusia sempurna” telah dikenal dalam perbincangan filsafat di masa lalu sebagai suatu model manusia yang hendaknya setiap manusia berusaha untuk mencapainya.
Rasulullah saw bersabda, bahwa manusia yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya. Menurut Ibn al-Haitsam, manusia sempurna biasanya memiliki empat kebajikan utama yaitu: (1) adil (‘adl), (2) berani (shaja'ah), (3) menjaga kesucian (iffah), dan (4) bijaksana (hikmah).
Dalam Kitab Ihya Uluumiddiin Imam al-Ghazali, menyebut Nabi Muhammad saw sebagai sosok manusia sempurna. Kata Imam al-Ghazali: “Dengan demikian induk dari akhlak dan pokok-pokoknya ada empat, yaitu kebijaksanaan, keberanian, kesucian, dan keadilan. (fa-idzan ummahaatul akhlaaqi wa-ushuluha arba’atun: al-hikmatu, wa al-syaja’atu, wal-‘iffatu, wal-‘adlu). Namun, lanjut Imam al-Ghazali, tidak ada manusia yang benar-benar mampu mecapai kesempurnaan akhlak, kecuali Rasulullah saw.
Jalan untuk menjadi manusia sempurna adalah dengan memiliki seluruh akhlak yang terpuji dan menjauhkan diri dari akhlak-akhlak tercela. Untuk itu manusia perlu mengetahui tiga kekuatan atau jiwa yang ada dalam dirinya, yaitu kekuatan atau jiwa keinginan (nafs shahwaniyyah), jiwa marah (nafs ghadhabiyyah), jiwa rasional (nafs 'aqilah).
Masih menurut Ibn al-Haitsam, manusia akan mampu menguasai akhlak yang terpuji dan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela, hanya jika ia mampu mengatur setiap jenis jiwa tersebut berada pada titik tengahnya; tidak dalam kondisi melampau atau ekstrem; baik itu ekstrem berlebihan atau ekstrem berkekurangan. Ia harus meletakkan jiwa rasionalnya sebagai pengendali kedua jenis jiwa yang lain.
Jika seseorang mengikuti hal-hal baik dan menghindari hal-hal tercela, maka ia akan menjadi manusia sempurna atau al-insan al- tamm. Manusia yang sempurna adalah manusia yang telah mencapai kebahagiaan hakiki di dunia ini sebagaimana dinyatakan Ibn al-Haytsam: “... maka ia tidak akan lama lagi untuk sampai pada kesempurnaan, dan naik menuju puncak dari keparipurnaan, sehingga ia meraih kebahagiaan insani ...”
Konsep kesempurnaan akhlak ini ditujukan untuk semua manusia yang menginginkan kesempurnaan akhlak. Tapi, secara khusus Ibn al-Haitsam juga mengarahkannya pada para penguasa dan para pemimpin.
Bangun jiwanya!
Ibn al- Haitsam mendefinisikan akhlak sebagai berikut: “Akhlak adalah suatu keadaan jiwa, yang dengannya manusia melakukan suatu perbuatan tanpa pertimbangan dan tanpa memilih-milih.” Definisi ini mirip dengan definisi akhlak-nya Imam al-Ghazali: “Akhlak adalah kondisi jiwa yang tertanam di dalamnya, yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan dipertimbangkan.”
Sedangkan Ibn Miskawaih memberi penjelasan tentang akhlak: “Khuluq merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan seorang bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secara mendalam.”
Dalam buku ini, Ibn al-Haitham menyebutkan 20 akhlak yang secara umum dipandang baik, yaitu: (1) Kesucian (al-Iffah), (2) Merasa Cukup (al-Qanaah), (3) Menjaga Diri (al-Tasawwun), (4) Kemurahan Hati (al-Hilm), (5) Ketenangan (al-Waqar), (6) Cinta (al-Wuddu), (7) Kasih Sayang (al-Rahmah), (8) Kesetiaan (al-Wafa), (9) Menyampaikan Amanah (Adau al-Amanah), (10) Menyimpan Rahasia (Kitma?n al-Sirr), (11) Rendah Hati (al-Tawadhu), (12) Ceria (al-Bishr), (13) Berkata Benar (Sidq al-Lahjah), (14) Kebersihan Niat (Salamat al-Niyyah), (15) Dermawan (al-Sakha), (16) Berani (al-Shajaah), (17) Berlomba (al-Munafasah), (18) Bersabar dalam ujian (al-Sabr inda al-Shadaid), (19) Cita-Cita yang Besar (izam al-Himmah), (20) Adil (al-Adl).
Berdasarkan definisi akhlak dan cara mencapai kesempurnaan yang dikemukakan Ibn al-Haitsam, jelas bahwa akhlak bersumber dari jiwa yang bersih. Karena itu, proses pembentukan akhlak mulia, harus dimulai dengan proses tazkiyatun nafs (pensucian jiwa). Semua kemuliaan itu tidak akan tercapai jika tidak dilandasi keimanan kepada Allah dan kepada Hari Akhirat.
Jadi, ungkapan dalam Lagu Indonesia Raya: Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, sejatinya bermakna: “Bangunlah jiwanya, bangunlah akhlaknya, dan bangunlah badannya!”
Pasal 31 (3) UUD 1945 lebih tegas mengamanahkan: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia…”
Membangun jiwa manusia – apalagi jiwa bangsa – memerlukan keikhlasan niat, kesungguhan (mujahadah), dan proses yang panjang. Ini bukan perkara mudah dan “ujug-ujug”. Ini masalah serius bagi kemajuan bangsa kita ke depan. Jangan sampai masalah pembangunan jiwa, pembangunan akhlak, dan pembangunan badan ini dijadikan slogan politik politik semata.
Rasulullah saw mengingatkan, betapa mulia dan betapa beratnya proses pembangunan jiwa itu, sehingga pelakunya disebut sebagai seorang “mujahid”: “Al-mujaahidu man jaahada nafsahu.” Kata Nabi saw, seorang mujahid adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya. (HR at-Tirmidzi).
Semoga kita dan para pemimpin kita bisa meneladani Nabi Muhammad saw dalam pembangunan jiwa, akhlak, dan badan kita. Sebab, beliaulah contoh terbaik dalam hal ini. Dengan itu, insyaAllah, kita meraih kemuliaan di dunia dan akhirat! Amin. (*****).
Berdasarkan definisi akhlak dan cara mencapai kesempurnaan yang dikemukakan Ibn al-Haitsam, jelas bahwa akhlak bersumber dari jiwa yang bersih. Karena itu, proses pembentukan akhlak mulia, harus dimulai dengan proses tazkiyatun nafs (pensucian jiwa). Semua kemuliaan itu tidak akan tercapai jika tidak dilandasi keimanan kepada Allah dan kepada Hari Akhirat.
Jadi, ungkapan dalam Lagu Indonesia Raya: Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, sejatinya bermakna: “Bangunlah jiwanya, bangunlah akhlaknya, dan bangunlah badannya!”
Pasal 31 (3) UUD 1945 lebih tegas mengamanahkan: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia…”
Membangun jiwa manusia – apalagi jiwa bangsa – memerlukan keikhlasan niat, kesungguhan (mujahadah), dan proses yang panjang. Ini bukan perkara mudah dan “ujug-ujug”. Ini masalah serius bagi kemajuan bangsa kita ke depan. Jangan sampai masalah pembangunan jiwa, pembangunan akhlak, dan pembangunan badan ini dijadikan slogan politik politik semata.
Rasulullah saw mengingatkan, betapa mulia dan betapa beratnya proses pembangunan jiwa itu, sehingga pelakunya disebut sebagai seorang “mujahid”: “Al-mujaahidu man jaahada nafsahu.” Kata Nabi saw, seorang mujahid adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya. (HR at-Tirmidzi).
Semoga kita dan para pemimpin kita bisa meneladani Nabi Muhammad saw dalam pembangunan jiwa, akhlak, dan badan kita. Sebab, beliaulah contoh terbaik dalam hal ini. Dengan itu, insyaAllah, kita meraih kemuliaan di dunia dan akhirat! Amin. (*****).
PSIKOLOGI SUAMI ISTRI
Kalau saja banyak pasangan suami-istri membaca buku ini niscaya banyak perceraian tak perlu terjadi.
Memahami perbedaan tabiat dan karakter seksis laki-laki dan perempuan demi membangun keharmonisan hidup berkeluarga.
Kalau kehidupan rumah tangga itu ada "resepnya" tentu orang tinggal membelinya dan "berbahagia". Sayangnya resep itu tidak ada dan tidak pernah ada.
Nah, buku ini hakekatnya adalah "Manajemen Ketidakcocokan" dalam perkawinan itu. Di dalamnya kita dapat menemukan tabiat khas laki-laki (suami) maupun perempuan (istri) yang memang berbeda --baik secara psikologis maupun seksual. Sehingga dengan membaca, mengerti dan memahaminya, kita akan mampu membangun kehidupan perkawinan yang romantis, harmonis dan bahagia selamanya.
----------------------------------
PSIKOLOGI SUAMI ISTRI
Penulis: Dr. Thariq Kamal An-Nuaimi
Isi: 702 Halaman
Berat: 1,1 Kg.
Harga: Rp. 120.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Kalau saja banyak pasangan suami-istri membaca buku ini niscaya banyak perceraian tak perlu terjadi.
Memahami perbedaan tabiat dan karakter seksis laki-laki dan perempuan demi membangun keharmonisan hidup berkeluarga.
Kalau kehidupan rumah tangga itu ada "resepnya" tentu orang tinggal membelinya dan "berbahagia". Sayangnya resep itu tidak ada dan tidak pernah ada.
Nah, buku ini hakekatnya adalah "Manajemen Ketidakcocokan" dalam perkawinan itu. Di dalamnya kita dapat menemukan tabiat khas laki-laki (suami) maupun perempuan (istri) yang memang berbeda --baik secara psikologis maupun seksual. Sehingga dengan membaca, mengerti dan memahaminya, kita akan mampu membangun kehidupan perkawinan yang romantis, harmonis dan bahagia selamanya.
----------------------------------
PSIKOLOGI SUAMI ISTRI
Penulis: Dr. Thariq Kamal An-Nuaimi
Isi: 702 Halaman
Berat: 1,1 Kg.
Harga: Rp. 120.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
DIALOG IMAN KAINAMA
Pergulatan Batin Seorang Kristolog tentang Sosok Yesus Kristus yang Berujung Syahadat
CINTA YESUS, KOK MASUK ISLAM?
🔅 Ia punya reputasi tinggi sebagai pendakwah di agama yang dipeluk sebelumnya.
🔅 Banyak muslimin dan muslimat saat itu yang akhirnya dibaptis karena pekerjaannya. 😭
🔅 Karir “dakwah”-nya meroket, sehingga datang sebuah tugas istimewa.
🔅 Ia pun berangkat ke Tanah Yudea. Misi utamanya: *melacak sejarah Yesus Kristus (Nabi Isa AS) langsung dari tanah kelahirannya.*
🔅 Belajar dari manuskrip-manuskrip kuno dengan bimbingan Rabi Yahudi, siapa sangka, justru di sana ia memahami *kebenaran ayat-ayat Al-Quran.*
🔅 Apa saja yang ia dapatkan hingga akhirnya bersyahadat masuk Islam?
🔅 Semua hasil pembelajarannya ia tuangkan di buku ini.
🔅 Sangat menarik, karena jarang ada orang yang memeluk Islam disebabkan pembelajaran dan pemahamannya tentang Alkitab. Bukan ajakan kyai atau orang Islam.
▪️ Ditulis oleh seorang yang secara langsung melacak sejarah Yesus Kristus dari daerah kelahirannya, dan berguru langsung pada rabi Yahudi
▪️ Disajikan dengan pendekatan secara dialogis ilmiah
▪️ Diperkuat dengan data-data dan kutipan dari Alkitab
-----------------------------
DIALOG IMAN KAINAMA
Pergulatan Batin Seorang Kristolog tentang Sosok Yesus Kristus yang Berujung Syahadat
(Soft cover, Isi HVS 70gr, Tebal 264 hal, Ukuran 14x20.5cm, Berat 300gr)
Harga: Rp. 95.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
Pergulatan Batin Seorang Kristolog tentang Sosok Yesus Kristus yang Berujung Syahadat
CINTA YESUS, KOK MASUK ISLAM?
🔅 Ia punya reputasi tinggi sebagai pendakwah di agama yang dipeluk sebelumnya.
🔅 Banyak muslimin dan muslimat saat itu yang akhirnya dibaptis karena pekerjaannya. 😭
🔅 Karir “dakwah”-nya meroket, sehingga datang sebuah tugas istimewa.
🔅 Ia pun berangkat ke Tanah Yudea. Misi utamanya: *melacak sejarah Yesus Kristus (Nabi Isa AS) langsung dari tanah kelahirannya.*
🔅 Belajar dari manuskrip-manuskrip kuno dengan bimbingan Rabi Yahudi, siapa sangka, justru di sana ia memahami *kebenaran ayat-ayat Al-Quran.*
🔅 Apa saja yang ia dapatkan hingga akhirnya bersyahadat masuk Islam?
🔅 Semua hasil pembelajarannya ia tuangkan di buku ini.
🔅 Sangat menarik, karena jarang ada orang yang memeluk Islam disebabkan pembelajaran dan pemahamannya tentang Alkitab. Bukan ajakan kyai atau orang Islam.
▪️ Ditulis oleh seorang yang secara langsung melacak sejarah Yesus Kristus dari daerah kelahirannya, dan berguru langsung pada rabi Yahudi
▪️ Disajikan dengan pendekatan secara dialogis ilmiah
▪️ Diperkuat dengan data-data dan kutipan dari Alkitab
-----------------------------
DIALOG IMAN KAINAMA
Pergulatan Batin Seorang Kristolog tentang Sosok Yesus Kristus yang Berujung Syahadat
(Soft cover, Isi HVS 70gr, Tebal 264 hal, Ukuran 14x20.5cm, Berat 300gr)
Harga: Rp. 95.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
Menggapai Cinta Sang Maha Cinta
Penulis: Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Mahabatullah, "Menggapai Cinta Sang Maha Cinta" adalah salah satu karya terbaik Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Ulama jenius yang terkenal sangat fasih berbicara tentang dunia hati dan cinta kepada Allah (Mahabbatullah).
Di buku ini, Ibnu Qayyim memaparkan dengan sangat indah bagaimana seorang hamba menggapai cinta teragung dalam hidupnya yaitu cinta Allah Sang Pemilik Cinta. Sebab, jika cinta Allah telah mengisi ruang qalbunya, itu artinya ia telah meraih jenis tingkat tertinggi. Allah pun penuhi segenap kebutuhannya. Jika Allah sudah di hati hamba, ia tidak akan kecewa selamanya saat makhluk menyakitinya. Ia tidak akan terhina saat yang lain mencelanya, ia tidak bersedih lagi saat ada kenikmatan dunia hilang darinya, ia pun tidak pernah lelah melahirkan kebaikan. Bahkan, cinta kepada Allah itulah yang menjadi tenaga hebat, mendorongnya menghadirkan aneka keshalehan sebelum ia kembali kepada Allah sang pemilik Cinta Sejati.
Apakah Anda sudah mencintai Allah melebihi dari segalanya? Atau, justru tenggelam bahkan sampai mabuk mengejar cinta makhluk yang naif. Padahal, puncak kenikmatan dunia itu terjadi saat kita bisa mencintai Allah lebih dari segalanya. Miliki buku karya terbaik Ibnul Qayyim ini, insya Allah Anda akan mencintai dan dicintai Allah. Tak pelak, buku ini layak Anda miliki.
--------------------------------
Menggapai Cinta Sang Maha Cinta
Penulis: Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Ukuran: 16 x 24,5 cm
Tebal: 412 Halaman
Berat: 900 gram.
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 99.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Penulis: Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Mahabatullah, "Menggapai Cinta Sang Maha Cinta" adalah salah satu karya terbaik Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Ulama jenius yang terkenal sangat fasih berbicara tentang dunia hati dan cinta kepada Allah (Mahabbatullah).
Di buku ini, Ibnu Qayyim memaparkan dengan sangat indah bagaimana seorang hamba menggapai cinta teragung dalam hidupnya yaitu cinta Allah Sang Pemilik Cinta. Sebab, jika cinta Allah telah mengisi ruang qalbunya, itu artinya ia telah meraih jenis tingkat tertinggi. Allah pun penuhi segenap kebutuhannya. Jika Allah sudah di hati hamba, ia tidak akan kecewa selamanya saat makhluk menyakitinya. Ia tidak akan terhina saat yang lain mencelanya, ia tidak bersedih lagi saat ada kenikmatan dunia hilang darinya, ia pun tidak pernah lelah melahirkan kebaikan. Bahkan, cinta kepada Allah itulah yang menjadi tenaga hebat, mendorongnya menghadirkan aneka keshalehan sebelum ia kembali kepada Allah sang pemilik Cinta Sejati.
Apakah Anda sudah mencintai Allah melebihi dari segalanya? Atau, justru tenggelam bahkan sampai mabuk mengejar cinta makhluk yang naif. Padahal, puncak kenikmatan dunia itu terjadi saat kita bisa mencintai Allah lebih dari segalanya. Miliki buku karya terbaik Ibnul Qayyim ini, insya Allah Anda akan mencintai dan dicintai Allah. Tak pelak, buku ini layak Anda miliki.
--------------------------------
Menggapai Cinta Sang Maha Cinta
Penulis: Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Ukuran: 16 x 24,5 cm
Tebal: 412 Halaman
Berat: 900 gram.
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 99.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
TOKOH-TOKOH BESAR ISLAM SEPANJANG SEJARAH
Penulis: Syaikh Muhammad Said Mursi
Sejarah Islam adalah sejarah yang dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa besar dan berpengaruh terhadap peradaban manusia. Kehadiran Islam tidak dapat dipungkiri telah memberikan sebuah warna baru yang menawan, bahkan mengagumkan dalam episode-episode sejarah anak manusia. Setelah sebelumnya sejarah manusia adalah sejarah yang kelam, maka Islam adalah cahaya baru yang menyinari kisah peradaban anak cucu adam selanjutnya.
Seperti yang lainnya, kaum muslimin tentu saja mengalamai perputaran yang sama dengan sejarah umat lain; hari ini di atas namun esok mungkin harus berada di bawah. Hari-hari dunia memang akan selalu dipergilirkan oleh Sang Penciptanya. Tapi satu hal yang pasti, Islam --dari rahimnya-- akan terus melahirkan orang-orang besar yang menorehkan nama mereka dalam lembar sejarah manusia.
Buku ini adalah semacam ensiklopedia orang-orang besar dalam sejarah Islam. Di samping tokoh-tokoh dari kalangan sahabat, tabi'in, dan ulama, buku ini juga mengukir nama-nama besar dari kalangan ilmuwan, sastrawan, dan --yang takkalah pentingnya-- para syuhada, serta mujahidin yang mengorbankan nyawa mereka demi agama Allah. Buku ini layak menjadi koleksi Anda, karena Anda --bagaimana pun juga-- harus tahu tentang sejarah kita kaum muslimin yang semerbak.
----------------------------
TOKOH-TOKOH BESAR ISLAM SEPANJANG SEJARAH
Penulis: Syaikh Muhammad Said Mursi
Ukuran: 16 x 24,5 cm
Tebal: 498 Halaman
Berat: 850 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 120.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Penulis: Syaikh Muhammad Said Mursi
Sejarah Islam adalah sejarah yang dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa besar dan berpengaruh terhadap peradaban manusia. Kehadiran Islam tidak dapat dipungkiri telah memberikan sebuah warna baru yang menawan, bahkan mengagumkan dalam episode-episode sejarah anak manusia. Setelah sebelumnya sejarah manusia adalah sejarah yang kelam, maka Islam adalah cahaya baru yang menyinari kisah peradaban anak cucu adam selanjutnya.
Seperti yang lainnya, kaum muslimin tentu saja mengalamai perputaran yang sama dengan sejarah umat lain; hari ini di atas namun esok mungkin harus berada di bawah. Hari-hari dunia memang akan selalu dipergilirkan oleh Sang Penciptanya. Tapi satu hal yang pasti, Islam --dari rahimnya-- akan terus melahirkan orang-orang besar yang menorehkan nama mereka dalam lembar sejarah manusia.
Buku ini adalah semacam ensiklopedia orang-orang besar dalam sejarah Islam. Di samping tokoh-tokoh dari kalangan sahabat, tabi'in, dan ulama, buku ini juga mengukir nama-nama besar dari kalangan ilmuwan, sastrawan, dan --yang takkalah pentingnya-- para syuhada, serta mujahidin yang mengorbankan nyawa mereka demi agama Allah. Buku ini layak menjadi koleksi Anda, karena Anda --bagaimana pun juga-- harus tahu tentang sejarah kita kaum muslimin yang semerbak.
----------------------------
TOKOH-TOKOH BESAR ISLAM SEPANJANG SEJARAH
Penulis: Syaikh Muhammad Said Mursi
Ukuran: 16 x 24,5 cm
Tebal: 498 Halaman
Berat: 850 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 120.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
FILSAFAT TAFSIR
Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
Seorang dosen universitas Islam kenamaan suatu ketika ditanya mahasiswanya tentang status Alquran dalam kajian sains dan humaniora. Jawabnya, "Sains adalah sains, kitab suci adalah kitab suci. Biarkanlah Alquran sebagai firman Tuhan di atas sana." Jawaban ini maksudnya Alquran adalah kitab suci yang sulit dipahami dan tidak ada hubungannya dengan sains dan humaniora. Ini membingungkan.
Baru-baru ini seorang aktivis parpol tertentu mengomentari pemahaman surah al-Maidah ayat 51 dalam kaitannya dengan haramnya memilih pemimpin non-Muslim. Ia menyatakan, "Yang tahu makna atau tafsir surah itu hanya Tuhan, kita sebagai manusia tidak tahu." Ini juga pernyataan yang sama bingungnya dengan yang pertama. Seakan-akan Alquran itu kitab suci yang mustahil dipahami manusia.
Pandangan dosen tadi berindikasi adanya paham sekuler pada dirinya. Tampaknya ia yakin bahwa kebenaran sains dan humaniora dapat dibuktikan secara empiris sementara kebenaran kitab suci atau teologi tidak bisa. Seakan hal-hal yang empiris tidak mungkin dimasuki agama, dan sebaliknya. Ia seperti lupa bahwa banyak ayat kauniyah dalam Alquran bisa dibuktikan secara empiris. Mungkin ia juga tidak mendalami bahwa banyak ayat kauniyyah dalam Alquran yang memerlukan ta'wil al-ilmi.
Pandangan aktivis parpol itu seperti terpengaruh oleh mitologi Yunani atau mungkin ia baru membaca filsafat hermeneutika postmodern. Di zaman Yunani memang ada kisah bahwa pesan dewa-dewi di Olympus itu "tidak dapat dipahami manusia". Karena itu, orang terpaksa memahaminya melalui Hermes atau penyair Homer.
Singkatnya, cara penafsiran pesan dewa-dewi ini kemudian dijadikan metode penafsiran para filosof. Plato menggunakan hermeneutika alegoris, yaitu metode memahami teks dengan cara mencari makna yang lebih dalam dari sekadar pengertian literal. Selain itu, Stoic juga menerapkan doktrin inner logos dan outer logos (inner word and outer word). Sementara, Aristotle memakai tafsir menekankan pada teori logika dan semantik.
Metode hermeneutika yang pertama digunakan kalangan teolog Kristen untuk menafsirkan Bible adalah metode alegoris. Namun, perkembangan selanjutnya ketika hermeneutika berubah menjadi filsafat, interpretasi objek tafsirnya bukan hanya pesan dewa-dewi, wahyu Tuhan, tapi juga teks sastra. Untuk teks sastra, hermeneutika diperlukan. Namun, untuk teks wahyu, filsafat tafsir ini akan memunculkan banyak masalah.
Boleh jadi yang mengatakan firman Tuhan tidak bisa dipahami oleh manusia secara mutlak terinspirasi oleh wacana di kalangan Katolik. Robert M Robinson, seorang tokoh Katolik AS, menulis begini:
"It is very common today for people to say "We cannot understand the Bible alike". Such a statement is often offered in defense of the more than 400 different denominations that exist in the world."
Ini berarti Bible tidak bisa dipahami sama oleh semua orang. Di sini para cendekiawan Muslim lalu meng-copy-paste dan mengatakan "satu ayat seribu tafsir", "tidak ada tafsir tunggal", "yang tahu makna Alquran yang sesungguhnya hanyalah Tuhan", dan seterusnya.
Suatu ketika saya coba sampaikan tren cendekiawan Muslim ini kepada al-Attas. Beliau spontan menjawab, "Tidak ada perintah dalam Alquran agar manusia memahami Alquran seperti yang dimaksud oleh Allah. Kita juga tidak diperintah untuk mengenal Allah dengan hakikat yang sesungguhnya," demikian seterusnya.
Jika Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu tidak dapat dipahami oleh umatnya, maka berarti Nabi telah dianggap gagal membawa risalahnya. Jika Alquran tidak dapat dipahami oleh umat Islam, mustahil peradaban Islam tegak berdiri dan berkembang selama 7-10 abad lamanya.
Selain itu, pemahaman manusia dengan tafsir yang bermacam-macam tidak berarti Alquran sulit dipahami. Tafsir-tafsir itu menunjukkan bahwa Alquran dapat dipahami dari berbagai aspek. Tafsir-tafsir yang bertentangan antara satu dengan lainnya hanya sedikit. Itu pun tidak pernah mengubah hal-hal yang bersifat muhkamat atau thawabit.
Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
Seorang dosen universitas Islam kenamaan suatu ketika ditanya mahasiswanya tentang status Alquran dalam kajian sains dan humaniora. Jawabnya, "Sains adalah sains, kitab suci adalah kitab suci. Biarkanlah Alquran sebagai firman Tuhan di atas sana." Jawaban ini maksudnya Alquran adalah kitab suci yang sulit dipahami dan tidak ada hubungannya dengan sains dan humaniora. Ini membingungkan.
Baru-baru ini seorang aktivis parpol tertentu mengomentari pemahaman surah al-Maidah ayat 51 dalam kaitannya dengan haramnya memilih pemimpin non-Muslim. Ia menyatakan, "Yang tahu makna atau tafsir surah itu hanya Tuhan, kita sebagai manusia tidak tahu." Ini juga pernyataan yang sama bingungnya dengan yang pertama. Seakan-akan Alquran itu kitab suci yang mustahil dipahami manusia.
Pandangan dosen tadi berindikasi adanya paham sekuler pada dirinya. Tampaknya ia yakin bahwa kebenaran sains dan humaniora dapat dibuktikan secara empiris sementara kebenaran kitab suci atau teologi tidak bisa. Seakan hal-hal yang empiris tidak mungkin dimasuki agama, dan sebaliknya. Ia seperti lupa bahwa banyak ayat kauniyah dalam Alquran bisa dibuktikan secara empiris. Mungkin ia juga tidak mendalami bahwa banyak ayat kauniyyah dalam Alquran yang memerlukan ta'wil al-ilmi.
Pandangan aktivis parpol itu seperti terpengaruh oleh mitologi Yunani atau mungkin ia baru membaca filsafat hermeneutika postmodern. Di zaman Yunani memang ada kisah bahwa pesan dewa-dewi di Olympus itu "tidak dapat dipahami manusia". Karena itu, orang terpaksa memahaminya melalui Hermes atau penyair Homer.
Singkatnya, cara penafsiran pesan dewa-dewi ini kemudian dijadikan metode penafsiran para filosof. Plato menggunakan hermeneutika alegoris, yaitu metode memahami teks dengan cara mencari makna yang lebih dalam dari sekadar pengertian literal. Selain itu, Stoic juga menerapkan doktrin inner logos dan outer logos (inner word and outer word). Sementara, Aristotle memakai tafsir menekankan pada teori logika dan semantik.
Metode hermeneutika yang pertama digunakan kalangan teolog Kristen untuk menafsirkan Bible adalah metode alegoris. Namun, perkembangan selanjutnya ketika hermeneutika berubah menjadi filsafat, interpretasi objek tafsirnya bukan hanya pesan dewa-dewi, wahyu Tuhan, tapi juga teks sastra. Untuk teks sastra, hermeneutika diperlukan. Namun, untuk teks wahyu, filsafat tafsir ini akan memunculkan banyak masalah.
Boleh jadi yang mengatakan firman Tuhan tidak bisa dipahami oleh manusia secara mutlak terinspirasi oleh wacana di kalangan Katolik. Robert M Robinson, seorang tokoh Katolik AS, menulis begini:
"It is very common today for people to say "We cannot understand the Bible alike". Such a statement is often offered in defense of the more than 400 different denominations that exist in the world."
Ini berarti Bible tidak bisa dipahami sama oleh semua orang. Di sini para cendekiawan Muslim lalu meng-copy-paste dan mengatakan "satu ayat seribu tafsir", "tidak ada tafsir tunggal", "yang tahu makna Alquran yang sesungguhnya hanyalah Tuhan", dan seterusnya.
Suatu ketika saya coba sampaikan tren cendekiawan Muslim ini kepada al-Attas. Beliau spontan menjawab, "Tidak ada perintah dalam Alquran agar manusia memahami Alquran seperti yang dimaksud oleh Allah. Kita juga tidak diperintah untuk mengenal Allah dengan hakikat yang sesungguhnya," demikian seterusnya.
Jika Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu tidak dapat dipahami oleh umatnya, maka berarti Nabi telah dianggap gagal membawa risalahnya. Jika Alquran tidak dapat dipahami oleh umat Islam, mustahil peradaban Islam tegak berdiri dan berkembang selama 7-10 abad lamanya.
Selain itu, pemahaman manusia dengan tafsir yang bermacam-macam tidak berarti Alquran sulit dipahami. Tafsir-tafsir itu menunjukkan bahwa Alquran dapat dipahami dari berbagai aspek. Tafsir-tafsir yang bertentangan antara satu dengan lainnya hanya sedikit. Itu pun tidak pernah mengubah hal-hal yang bersifat muhkamat atau thawabit.
Al-Attas bahkan menganggap tafsir Quran sebagai karya ilmiah dengan metode ilmiah dan mendekati sifat sebuah ilmu pasti. Sebab, jika orang menafsirkan Alquran, ia harus merujuk bahasa Arab, ayat Alquran yang lain, dan hadis. Maka al-Attas tegas bahwa, "Dalam tafsir tidak ada ruang bagi perkiraan; tidak ada ruang untuk interpretasi berdasarkan pada pemahaman subjektif, atau pemahaman yang hanya didasarkan kepada ide tentang relativisme historis …." Maka dari itu, untuk menakwilkan sebuat ayat aturan-aturan yang ketat, ia harus bersesuaian dengan ayat-ayat lain yang muhkamat (yang jelas) dan harus didukung oleh hadis-hadis nabi yang sahih.
Ini berbeda dari upaya pemahaman kitab suci dengan teori filsafat tafsir yang disebut hermeneutika itu. Hermeneutika adalah takwil dari luar teks dan lepas dari makna bahasa. Fredrich Ernst Daniel Schleiermacher (1768-1834) memahami Bible dengan intuisi untuk memahami psikologi pengarang. Sementara, hermeneutika Wilhelm Dilthey (1833-1911) menggunakan "teknik memahami ekspresi tentang kehidupan yang tersusun dalam bentuk tulisan". Ini tafsir yang mementingkan sejarah daripada teks Alquran.
Selain itu, Martin Heidegger (1889-1976) juga sama. Ia menghubungkan kajian tentang makna kesejarahan dengan makna kehidupan dan bukan apa yang tertulis dalam teks. Gadamer dalam karyanya, Truth and Method, menganggap hermeneutika sebagai metode interpretasi teks sesuai dengan konteks ruang dan waktu interpreter.
Lebih-lebih teori Jurgen Habermas (1929- ) yang menekankan pemahaman kepada kepentingan sosial (social interest) termasuk kepentingan kekuasaan (power interest). Ricoeur (1913- ) seorang Katolik Prancis, berangkat dari teori sendiri bahwa teks berbeda dari percakapan karena ia terlepas dari kondisi asal yang menghasilkannya, niat penulisnya sudah kabur, audiennya lebih umum, dan referensinya tidak dapat lagi dideteksi. Asumsi Recour, teks tidak dapat dipahami jika sudah terlepas dari kondisi asal penulisnya.
Intinya, teks keagamaan (wahyu) dalam pandangan liberal tidak dapat dipahami oleh penulisnya. Ini relevan dengan teori hermeneutika di Barat yang berangkat dari ujaran bahwa firman dewa-dewi atau firman Tuhan tidak bisa dipahami dan berakhir dengan teori interpretasi yang sarat dengan kepentingan. Maka, Ernest Gellner menyimpulkan bahwa kebenaran objektif akan digantikan oleh kebenaran hermeneutika, sebab kebenaran hermeneutika lebih mengutamakan subjektivitas objek yang dikaji dan pengkajinya, dan bahkan subjektivitas pembaca atau pendengar.
Upaya cendekiawan Muslim untuk "mengadopsi" filsafat hermeneutika sebagai alternatif tafsir Alquran masih harus dikaji lebih serius. Metode tafsir dalam tradisi intelektual Islam tidak bisa dibandingkan dengan metode hemeneutika dalam tradisi Yunani ataupun Kristen, apalagi diganti. Sebab, makna realitas dan kebenaran yang menjadi acuan konsep dan teori para hermeneut berbeda jauh dari teori dan konsep Islam.
Jadi, jika Muslim tidak paham makna Alquran, ia tidak perlu bilang "hanya Allah yang tahu". Jika Muslim tidak mampu menafsirkan makna Alquran, ia tidak perlu minta tolong Hermes, Habermas, Gaddamer, Paul Ricour, dsb. Ia hanya perlu bertanya kepada ayat-ayat lain, kepada Rasulullah SAW, dan para ulama yang rasikhun fil ilmi.
Ini berbeda dari upaya pemahaman kitab suci dengan teori filsafat tafsir yang disebut hermeneutika itu. Hermeneutika adalah takwil dari luar teks dan lepas dari makna bahasa. Fredrich Ernst Daniel Schleiermacher (1768-1834) memahami Bible dengan intuisi untuk memahami psikologi pengarang. Sementara, hermeneutika Wilhelm Dilthey (1833-1911) menggunakan "teknik memahami ekspresi tentang kehidupan yang tersusun dalam bentuk tulisan". Ini tafsir yang mementingkan sejarah daripada teks Alquran.
Selain itu, Martin Heidegger (1889-1976) juga sama. Ia menghubungkan kajian tentang makna kesejarahan dengan makna kehidupan dan bukan apa yang tertulis dalam teks. Gadamer dalam karyanya, Truth and Method, menganggap hermeneutika sebagai metode interpretasi teks sesuai dengan konteks ruang dan waktu interpreter.
Lebih-lebih teori Jurgen Habermas (1929- ) yang menekankan pemahaman kepada kepentingan sosial (social interest) termasuk kepentingan kekuasaan (power interest). Ricoeur (1913- ) seorang Katolik Prancis, berangkat dari teori sendiri bahwa teks berbeda dari percakapan karena ia terlepas dari kondisi asal yang menghasilkannya, niat penulisnya sudah kabur, audiennya lebih umum, dan referensinya tidak dapat lagi dideteksi. Asumsi Recour, teks tidak dapat dipahami jika sudah terlepas dari kondisi asal penulisnya.
Intinya, teks keagamaan (wahyu) dalam pandangan liberal tidak dapat dipahami oleh penulisnya. Ini relevan dengan teori hermeneutika di Barat yang berangkat dari ujaran bahwa firman dewa-dewi atau firman Tuhan tidak bisa dipahami dan berakhir dengan teori interpretasi yang sarat dengan kepentingan. Maka, Ernest Gellner menyimpulkan bahwa kebenaran objektif akan digantikan oleh kebenaran hermeneutika, sebab kebenaran hermeneutika lebih mengutamakan subjektivitas objek yang dikaji dan pengkajinya, dan bahkan subjektivitas pembaca atau pendengar.
Upaya cendekiawan Muslim untuk "mengadopsi" filsafat hermeneutika sebagai alternatif tafsir Alquran masih harus dikaji lebih serius. Metode tafsir dalam tradisi intelektual Islam tidak bisa dibandingkan dengan metode hemeneutika dalam tradisi Yunani ataupun Kristen, apalagi diganti. Sebab, makna realitas dan kebenaran yang menjadi acuan konsep dan teori para hermeneut berbeda jauh dari teori dan konsep Islam.
Jadi, jika Muslim tidak paham makna Alquran, ia tidak perlu bilang "hanya Allah yang tahu". Jika Muslim tidak mampu menafsirkan makna Alquran, ia tidak perlu minta tolong Hermes, Habermas, Gaddamer, Paul Ricour, dsb. Ia hanya perlu bertanya kepada ayat-ayat lain, kepada Rasulullah SAW, dan para ulama yang rasikhun fil ilmi.
AL-BIDAYAH WA AN-NIHAYAH
-Ringkasan Sejarah Awal Penciptaan.
-Sejarah Nabi Muhammad.
-Kisah Umat-Umat Terdahulu.
-Daulah Umawiyah dan Abasiyah.
-Kisah Para Nabi.
-Khulafa Ar Rasyidin.
Penulis: Ibnu Katsir.
Ketika seorang muslim hendak mempelajari Islam pastilah dia tidak terlepas akan pentingnya mengetahui sejarah Islam itu sendiri. Buku-buku sejarah yang ditulis oleh Barat pun tidak sedikit dirujuk ke dalam buku sejarah Islam.
Buku yang singkat tapi syarat makna, yang mengulas dan menceritakan penciptaan langit dan bumi, malaikat, jin, serta perjalanan hidup manusia dari terciptanya Adam dan Hawa hingga akhir zaman dan masih banyak penjelasannya dalam buku ini.
Ibnu Katsir meneliti tentang permulaan khalifah (orang pertama di muka bumi), kisah-kisah para Nabi – alaihi salam ajma’in-, bermacam-macam ujian yang menimpa umat manusia dan berbagai kisah peperangan yang membawa banyak korban (al malahim) dengan penelitian yang sangat mendalam, beliau menyusun bahan-bahannya langsung bersumber dari Al Quran dan Sunnah Nabi saw . Ibnu katsir mengelaborasi antara tafsir dan sejarahnya, meneliti sejarah Islam hingga tahun 767 Hijriyah, menghimpun berbagai peristiwa dan biografi orang-orang terkenal.
Dengan mengetahui sejarah Islam maka kita akan dapat membuka mata kita dan mengetahui kebenaran yang ada pada zaman dahulu. Kita dapat mengetahui bagaimana Nabi dan para sahabatnya mendakwahkan Islam, bagaimana pembebasan-pembebasan yang dilakukan pada masa dinasti Umawiyah dan dinasti lainnya. Kita juga akan memahami hakekat memperjuangkan Islam melalui buku-buku sejarah.
Buku ini adalah ringkasan dari Al-Bidayah Wa An-Nihayah karya Al-Imam Ibnu Katsir yang sangat tebal dengan jumlah buku berjilid-jilid. Buku yang tebal tersebut diringkas oleh Ahmad Al-Khani dan diberi judul dengan Mukhtashar Al-Bidayah Wa An-Nihayah.
------------------------------------
AL-BIDAYAH WA AN-NIHAYAH
-Ringkasan Sejarah Awal Penciptaan.
-Sejarah Nabi Muhammad.
-Kisah Umat-Umat Terdahulu.
-Daulah Umawiyah dan Abasiyah.
-Kisah Para Nabi.
-Khulafa Ar Rasyidin.
Penulis: Ibnu Katsir.
Ukuran: 17 x 24,5 cm
Tebal: 586 Halaman
Berat: 1 Kg
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 144.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
-Ringkasan Sejarah Awal Penciptaan.
-Sejarah Nabi Muhammad.
-Kisah Umat-Umat Terdahulu.
-Daulah Umawiyah dan Abasiyah.
-Kisah Para Nabi.
-Khulafa Ar Rasyidin.
Penulis: Ibnu Katsir.
Ketika seorang muslim hendak mempelajari Islam pastilah dia tidak terlepas akan pentingnya mengetahui sejarah Islam itu sendiri. Buku-buku sejarah yang ditulis oleh Barat pun tidak sedikit dirujuk ke dalam buku sejarah Islam.
Buku yang singkat tapi syarat makna, yang mengulas dan menceritakan penciptaan langit dan bumi, malaikat, jin, serta perjalanan hidup manusia dari terciptanya Adam dan Hawa hingga akhir zaman dan masih banyak penjelasannya dalam buku ini.
Ibnu Katsir meneliti tentang permulaan khalifah (orang pertama di muka bumi), kisah-kisah para Nabi – alaihi salam ajma’in-, bermacam-macam ujian yang menimpa umat manusia dan berbagai kisah peperangan yang membawa banyak korban (al malahim) dengan penelitian yang sangat mendalam, beliau menyusun bahan-bahannya langsung bersumber dari Al Quran dan Sunnah Nabi saw . Ibnu katsir mengelaborasi antara tafsir dan sejarahnya, meneliti sejarah Islam hingga tahun 767 Hijriyah, menghimpun berbagai peristiwa dan biografi orang-orang terkenal.
Dengan mengetahui sejarah Islam maka kita akan dapat membuka mata kita dan mengetahui kebenaran yang ada pada zaman dahulu. Kita dapat mengetahui bagaimana Nabi dan para sahabatnya mendakwahkan Islam, bagaimana pembebasan-pembebasan yang dilakukan pada masa dinasti Umawiyah dan dinasti lainnya. Kita juga akan memahami hakekat memperjuangkan Islam melalui buku-buku sejarah.
Buku ini adalah ringkasan dari Al-Bidayah Wa An-Nihayah karya Al-Imam Ibnu Katsir yang sangat tebal dengan jumlah buku berjilid-jilid. Buku yang tebal tersebut diringkas oleh Ahmad Al-Khani dan diberi judul dengan Mukhtashar Al-Bidayah Wa An-Nihayah.
------------------------------------
AL-BIDAYAH WA AN-NIHAYAH
-Ringkasan Sejarah Awal Penciptaan.
-Sejarah Nabi Muhammad.
-Kisah Umat-Umat Terdahulu.
-Daulah Umawiyah dan Abasiyah.
-Kisah Para Nabi.
-Khulafa Ar Rasyidin.
Penulis: Ibnu Katsir.
Ukuran: 17 x 24,5 cm
Tebal: 586 Halaman
Berat: 1 Kg
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 144.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
*MODEL KEBANGKITAN UMAT ISLAM;*
*Upaya 50 Tahun Gerakan Pendidikan Melahirkan Generasi Shalahuddin dan Merebut Palestina*
Penulis: Dr. Majid 'Irsan al-Kilani
Sebagai pakar pendidikan, Dr. Majid 'Irsan al-Kilani mampu menelaah sebab-sebab keterpurukan umat Islam di era Perang Salib dengan cermat dan merumuskan konsep kebangkitan umat Islam yang dipelopori oleh Imam al-Ghazali, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, dan ulama-ulama lainnya. Ini salah satu buku sejarah dan pendidikan terbaik di dunia Islam yang direkomendasikan oleh dosen Ilmu Sejarah (Dakwah) di Universitas Islam Madinah. Penting sekali dibaca, agar kita jangan salah paham dan salah jalan dalam upaya membangkitkan umat Islam dari kelemahan dan keterpurukan.
Dr. Adian Husaini (Ketua Program Doktor Pendidikan Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor)
----------------------------------
Model Kebangkitan Umat Islam;
Upaya 50 Tahun Gerakan Pendidikan Melahirkan Generasi Shalahuddin dan Merebut Palestina
Penulis: Dr. Majid 'Irsan al-Kilani
Sampul: Hard cover
Berat: 800 gr.
Isi: 480 halaman
Harga: Rp. 189.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
*Upaya 50 Tahun Gerakan Pendidikan Melahirkan Generasi Shalahuddin dan Merebut Palestina*
Penulis: Dr. Majid 'Irsan al-Kilani
Sebagai pakar pendidikan, Dr. Majid 'Irsan al-Kilani mampu menelaah sebab-sebab keterpurukan umat Islam di era Perang Salib dengan cermat dan merumuskan konsep kebangkitan umat Islam yang dipelopori oleh Imam al-Ghazali, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, dan ulama-ulama lainnya. Ini salah satu buku sejarah dan pendidikan terbaik di dunia Islam yang direkomendasikan oleh dosen Ilmu Sejarah (Dakwah) di Universitas Islam Madinah. Penting sekali dibaca, agar kita jangan salah paham dan salah jalan dalam upaya membangkitkan umat Islam dari kelemahan dan keterpurukan.
Dr. Adian Husaini (Ketua Program Doktor Pendidikan Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor)
----------------------------------
Model Kebangkitan Umat Islam;
Upaya 50 Tahun Gerakan Pendidikan Melahirkan Generasi Shalahuddin dan Merebut Palestina
Penulis: Dr. Majid 'Irsan al-Kilani
Sampul: Hard cover
Berat: 800 gr.
Isi: 480 halaman
Harga: Rp. 189.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
AR-RISALAH: Panduan Lengkap Fikih dan Ushul Fikih
Penulis: Imam Asy-Syafi'i
Jalaluddin Al-Suyuthi berkata, "Disepakati bahwa Asy-Syafi'i adalah peletak batu pertama ilmu ushul fikih yang lengkap dan independen. Dia orang pertama yang menulis ilmunya secara tersendiri." Imam Ahmad bin Muhammad bin hambal menyatakan, "Dulu, fikih itu terkunci pada ahlinya saja, hingga kemudian Allah membukakannya dengan Asy-Syafi'i."
Demikianlah, melalui kitab Ar-Risalah, Imam Asy-Syafi'i telah meletakkan pondasi pertama penulisan dan kodifikasi ilmu ushul fikih, menjelaskan ketentuan-ketentuannya ini serta memperjelas gambarannya. Di dalam Ar-Risalah, Imam Asy-Syafi'i berbicara tentang Al-Qur'an dan penjelasannya. Dia pun mengemukakan bahwa banyak dalil mengenai keharusan berargumentasi berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Imam Asy-Syafi'i menulis Ar-Risalah dengan teliti, mendalam, setiap pendapatnya didasarkan dalil, dan mendiskusikan pendapat yang berbeda secara ilmiah, sempurna, dan mengagumkan. Sehingga kitab Ar-Risalah ini menjadi rujukan penting para pakar dan ulama. Siapa pun yang membaca dan menelaahnya, maka dia akan mendapatkan ilmu dan wawasan luas dalam kajian fikih.
Imam Al-Muzani (salah satu murid Imam Asy-Syafi'i) pernah mengatakan, "Selama lima puluh tahun aku mendalami kitab Ar-Risalah, dan setiap menelaahnya, aku mendapatkan tambahan ilmu yang belum kuketahui sebelumnya."
-------------------------------------
Ar-Risalah
Penulis: Imam Asy-Syafi'i
ISBN: 978-979-592-5842
Sampul: Hard Cover
Isi: 446 halaman.
Ukuran: 15.5 x 24.5
Berat: 700 gr
Harga: Rp 105.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Penulis: Imam Asy-Syafi'i
Jalaluddin Al-Suyuthi berkata, "Disepakati bahwa Asy-Syafi'i adalah peletak batu pertama ilmu ushul fikih yang lengkap dan independen. Dia orang pertama yang menulis ilmunya secara tersendiri." Imam Ahmad bin Muhammad bin hambal menyatakan, "Dulu, fikih itu terkunci pada ahlinya saja, hingga kemudian Allah membukakannya dengan Asy-Syafi'i."
Demikianlah, melalui kitab Ar-Risalah, Imam Asy-Syafi'i telah meletakkan pondasi pertama penulisan dan kodifikasi ilmu ushul fikih, menjelaskan ketentuan-ketentuannya ini serta memperjelas gambarannya. Di dalam Ar-Risalah, Imam Asy-Syafi'i berbicara tentang Al-Qur'an dan penjelasannya. Dia pun mengemukakan bahwa banyak dalil mengenai keharusan berargumentasi berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Imam Asy-Syafi'i menulis Ar-Risalah dengan teliti, mendalam, setiap pendapatnya didasarkan dalil, dan mendiskusikan pendapat yang berbeda secara ilmiah, sempurna, dan mengagumkan. Sehingga kitab Ar-Risalah ini menjadi rujukan penting para pakar dan ulama. Siapa pun yang membaca dan menelaahnya, maka dia akan mendapatkan ilmu dan wawasan luas dalam kajian fikih.
Imam Al-Muzani (salah satu murid Imam Asy-Syafi'i) pernah mengatakan, "Selama lima puluh tahun aku mendalami kitab Ar-Risalah, dan setiap menelaahnya, aku mendapatkan tambahan ilmu yang belum kuketahui sebelumnya."
-------------------------------------
Ar-Risalah
Penulis: Imam Asy-Syafi'i
ISBN: 978-979-592-5842
Sampul: Hard Cover
Isi: 446 halaman.
Ukuran: 15.5 x 24.5
Berat: 700 gr
Harga: Rp 105.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.