MUSTANIR ONLINE
3.24K subscribers
865 photos
163 videos
56 files
900 links
Sharing audio, tulisan karya Dr Adian Husaini, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi serta pemikir muslim kontemporer lainnya.
Download Telegram
Kisah sang doktor dari Bandung itu semoga menyadarkan kita semua, bahwa pendidikan anak – khususnya di jenjang Pendidikan Tinggi – harus mengutamakan penguasaan Islamic Worldview, penanaman adab dan akhlak mulia, serta penguasaan ilmu-ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah secara proporsional.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1753441001462509&id=153825841424041
*MUSLIM PAPUA*

Papua dulu bernama Nuu Waar, menurut orang Islam, memiliki sejarah yang panjang terkait keberadaan umat Islam di sana. Kesultanan Tidore, Ternate, Bacan, bahkan Kesultanan di Samudera Pasai, memiliki ikatan sejarah dengan Bumi Cenderawasih ini. Sebelum agama-agama lain datang umat Islam dari kesultanan-kesultanan tersebut telah lebih dulu berada di sana dan membangun tatatan sosial budaya dan sistem-sistem sosial lainnya.

Karena itu, tak heran jika di Papua banyak didapati masjid-
masjid tua, perkampungan-perkampungan tua yang dihuni oleh umat Islam, bahkan juga ditemukan mushaf Al-Qur'an yang usianya sudah ratusan tahun. Raja Ampat misalnya, kawasan yang sangat terkenal di dunia dengan keindahan alamnya, sudah sejak lama mayoritas penduduknya adalah Muslim. Begitu pun di beberapa daerah lainnya, sebagaimana ditulis dalam buku ini.

Buku yang ditulis oleh Dhurorudin Mashad, Ahli Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini bisa membuka wawasan kita semua tentang keberadaan Muslim di Papua. Dan, tentu juga memberikan fakta-fakta yang bisa menjadi gambaran, bahwa Papua tidak identik dengan satu agama saja. Namun begitu, buku ini juga tidak menapikan keberadaan agama-agama lain. Di antar spirit buku ini adalah membangun harmoni antar umat beragama, sehingga tercipta keadilan dan kesejahteraan yang dirasakan bersama.
--------------------------------
Muslim Papua
Penulis: Dhurorudin Mashad
ISBN: 9789795928812
Sampul: Soft Cover
Isi: 444 halaman
Ukuran: 15,5 x 24 cm
Berat: 550 gr
Harga: Rp 112.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
KISAH KAUM-KAUM YANG DIAZAB
20 kisah kaum yang durhaka

AKHIR KISAH MADYAN, BANGSA CURANG TIMBANGAN DAN PUNGLI JALANAN
💥💥💥

🏴‍☠️ Madyan, salah satu nama bangsa yang diabadikan dalam Al-Quran.

♨️ Allah hukum mereka dengan beberapa azab, sebelum akhirnya percikan api dari langit mengakhiri semuanya dengan tragis.

🔘 Simak lebih jelas tragedi Madyan dan penyebabnya!

➡️ Juga kaum-kaum lainnya yang dimurkai Allah dalam buku ini.

Kenapa buku baru ini sangat istimewa?
▫️ Lengkap 20 kisah kaum yang durhaka.
▫️Kisah shahih berdasar keterangan ayat Al-Qur’an.
▫️Penjelasan dari ulama tafsir.
▫️Memahami kesamaan karakter bangsa/kaum yang diazab.
▫️Bahan renungan setiap orang beriman.
---------------------------------------
KISAH KAUM-KAUM YANG DIAZAB
Penulis: Hamid Ahmad Ath-Thahir
Sampul: Soft Cover,
Isi: HVS 70 gr, 408 halaman
Ukuran: 14×20.5 cm
Berat: 500 gr.
Harga: Rp. 102.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
TEKNIK MEMANAH DALAM ISLAM

Sebuah hadits indah tentang belajar memanah , “Sesungguhnya Allah akan memasukkan tiga orang ke dalam jannah karena satu anak panah, orang yang membuatnya dengan tujuan baik, orang yang melemparkannya dan orang yang menyiapkannya. Hendaklah kalian memanah dan berkuda, sedangkan memanah lebih aku sukai daripada berkuda.” (HR Tirmidzi, beliau mengatakan, hadits hasan shahih)

Kenapa buku itu menjadi penting untuk kita? Karena, selama ini belum ada penerjemah dari Indonesia yang berhasil menerjemahkan kitab Al Furusyiyah Muhammadiyah karya Ibnu Qayyim. Alhamdulillah setelah beberapa lama menunggu, seorang Pelatih Panah dan Penerjemah (Insya Allah) berhasil menerjemahkan 'kitab langka' tersebut menjadi kitab dalam bahasa Indonesia yang berjudul "Teknik Memanah dalam Islam" menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan mudah untuk dipkraktikkan. Beliau bernama Qari Afrizan Al Khered atau lebih dikenal dengan Habib Qori. Semoga keberkahan ilmu selalu menaungi beliau.
-------------------------------------
Teknik Memanah Dalam Islam
Penulis: Qori Afrizan Al Khered
Ukuran: 15,5 x 23,5 cm
Tebal : 218 Halaman
Berat: 320gr
Jenis: Full Color Hard Cover
Harga: Rp. 95.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
NASHAIHUL IBAD
Penulis: Syekh Nawawi al-Bantani

Kitab Nashaihul
Ibad secara harfiah artinya Kumpulan Nasihat bagi Para Hamba. Ditulis oleh ulama besar asal Bantten, kitab ini merupakan penjelasan (syarah) dari kitab al-Munabbihat ‘al Isti’dad Li Yaumil Ma’ad karya Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang ahli hadis abad ke-15 Masehi.

Kitab ini menduduki posisi yang sangat penting di kalangan umat Islam dunia, terutama dunia pesantren di Indonesia. Diajarkan dari tahun ke tahun kitab karya “Bapak Kitab Kuning Indonesia” ini mampu menjawab kebutuuhan spiritual sehari-hari seorang muslim secara berbobot dan menarik.

Kitab ini memuat 1072 nasihat yang disusun secara numerik dan bersumber dari al-Quran, hadis, dan ucapan para sahabat dan ulama. Hasilnya, isi buku ini bisa membuat iman dan kehidupan kita lebih baik, berilmu, lebih bijak, dan lebih berkah dunia akhirat. Sebuah kitab pegangan agar kita selalu berada dalam Ridha dan Cinta-Nya.

 

Siapa Penulis Buku ini?

Syekh Nawawi al-Bantani (1813-1897 M)

Lahir di Tanara, Banten dan meninggal di Mekah, Arab Saudi

Memiliki julukan: Dokter Ketuhanan, Imam Ulama Dua Kota Suci, Tokoh Ulama Hijaz, Tokoh Ulama abad ke-14, Asy-Syaikh al-Faqih, Bapak Kitab Kuning Indonesia

Guru beliau antara lain: Syekh Khatib asy-Syambasi, Syekh Abdul Ghani Bima, Syekh Ahmad Dimyati, Syekh Zaini Dahlan, Syekh Muhammad Khatib, KH. Sahal al-Bantani, Syekh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syekh Zainuddin Aceh

Murid beliau antara lain: KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Khalil Bangkalan, KH. Asnawi Kudus, KH. Mas Abdurrahman, KH. Hasan Genggong, Sayid Ali bin Ali al-Habsy

 

Keistimewaan Buku:

Dijelaskan (syarah) oleh Ulama Nusantara

Disesuaikan dengan konteks masyarakat Indonesia

Nasihat-nasihat yang dipilih berdasarkan kebutuhan umat Islam

Kitab yang wajib dipelajari di pesantren

Kitab ini dibaca oleh umat Islam sedunia

 

Keistimewaan Buku:
-Diterjemahkan oleh penerjemah profesional
-Didesain untuk semua umur
-Dilengkapi dengan peta buku
-Menggunakan bahasa yang umum dan mudah dipahami

DAFTAR ISI:
PENGANTAR PENULIS
MUKADIMAH
Doa Husnul Khatimah

BAB I NASIHAT-NASIHAT YANG MENGANDUNG DUA HIMBAUAN
Dua Perkara yang Sangat Utama
Dua Nasihat tentang Pergaulan
Dua Perumpamaan, Mati dan Laut
Dua Kemuliaan
Dua Kemuliaan
Dua Pencarian
Dua Sikap Hamba
Dua Macam Bekal
Dua Sebab Kemaksiatan
Dua Tangisan yang Berbeda Sebab
Dua Akibat Dosa Kecil
Dua Perlakuan Terhadap Dosa
Dua Kesibukan
Dua Indikasi Tingkat Makrifat
Dua Kerusakan
Dua Nasihat tentang Nafsu dan Sabar
Dua Pengendali Akal dan Hawa Nafsu
Dua Keuntungan Meninggalkan yang Haram
Dua Wahyu Allah swt. kepada Para Nabi
Dua Cara Menyempurnakan Akal
Dua Orang Berilmu dan Tidak Berilmu
Dua Kondisi Orang Taat
Dua Gerak sebagai Tanda
Dua Pangkal Dosa dan Bencana
Dua Pengakuanyang Terpuji
Dua Perbuatan Tercela
Dua Kerugian Akibat Sibuk Mengurusi Dunia
Dua Bait Penawar Hati
Dua Nasihat asy-Syibli
Dua Kenikmatan Dekat dengan Allah

BAB II NASIHAT-NASIHAT YANG MENGANDUNG TIGA HIMBAUAN
Tiga Sikap yang Harus Dijauhi
Tiga Kebahagiaa yang Tidak Dapat Dicapai dengan Tiga Perkara
Tiga Tanda Pekerti Baik
Tiga Cara agar Dicintai
Tiga Hal Pokok dalam Kehidupan
Tiga Hal yang Melalaikan
Tiga Tugas Orang Berakal
Tiga Perkara Penyelamat dan Tiga Perkara Perusak
Tiga Kepastian dalam Hidup
Tiga Golongan yang Dinaungi Arsy
Tiga Sebab Nabi Ibrahim as. Menjadi Kekasih Allah
Tiga Cara Menghilangkan Kesusahan
Tiga Pertanda Sifat Buruk
Tiga Nasihat Sang Nabi
Tiga Syarat Ilmu Bermanfaat
TigaPermohonan Abu Sulaiman ad-Darani
Tiga Tanda Manusia Paling Bahagia
Tiga Hal Penyebab Kebinasaan
Tiga Golongan yang Beruntung
Tiga Sunnah yang Harus Dipelihara
Tiga Sikap Manusia Sempurna
Tiga Perintah Allah pada Nabi Uzair as.
Tiga Jawaban Hatimal-Asham pada Setan
Tiga Manfaat Ketaatan
Tiga Tanda Mukmin Sejati
Tiga Kondisi saat Menjumpai Allah
Tiga Kiat Sukses Dunia-Akhirat
Tiga Pertanyaan Shalihal-Marqidi
TigaSikap dan Akibatnya
Tiga Sikap Terhadap Dunia
Tiga Cara Mencapai Kezuhudan
Tiga Cara agar Selalu Rindu Allah swt.
Tiga Makna Zuhud I
Tiga Makna Zuhud II
Tiga Asas Zuhud
Tiga Pesan Luqman Hak
im pada Anaknya
Tiga Cara Menambah Daya Ingatan
Tiga Perlindungan Orang Mukmin dari Setan
Tiga Hal yang Termasuk Tabungan Allah
Tiga Perkara yang Paling Baik
Tiga Tanda Kebaikan Seorang Hamba
Tiga Perkara Dunia yang Disenangi Rasulullah
Tiga Andalan yang Rapuh
Tiga Manfaat Makrifatullah
Asas Utama Makrifatullah
Tiga Tanda Cinta
Tiga Bukti Cinta Sejati
Tiga Catatan dalam Taurat
Tiga Akibat Makrifat
Tiga Sikap Manusia dan Akibatnya
Tiga Ciri-ciri Ahli Makrifat I
Tiga Ciri-ciri Ahli Makrifat II
Tiga Kunci Kebaikan Dunia-Akhirat
Tiga Perumpamaan Unsur Ibadah
Tiga Sifat Dicegah dengan Tiga Sifat

BAB III NASIHAT-NASIHAT YANG MENGANDUNG EMPAT HIMBAUAN
Empat Nasihat untuk Kehidupan Akhirat
Empat Perkara Baik dan Empat Perkara Lain yang Lebih Baik
Empat Perkara Buruk dan Empat Perkara Lain yang Lebih Buruk
Empat Simbol Keselamatan
Empat Perkara Penyempurna bagi Empat Perkara Lainnya
Empat Keutamaan Amalan Sunnah
Empat Jenis Laut
Empat Sumber Kenikmatan Ibadah
Empat Perkara Utama yang hakikatnya adalah Kewajiban
Empat Tanda Orang Beriman
Diam itu Lebih Utama dari Empat Perkara
Empat Wahyu Allah pada Nabi Bani Israil
Empat Hal tentang Sebab Gelap dan Terangnya Hati
Empat Pengakuan yang Termasuk Dusta
Empat Tanda Kesengsaraan dan Kebahagiaan
Empat Tanda Keimanan
Empat Tanda Kesengsaraan dan Kebahagiaan
Empat Permata pada Tubuh Anak Adam
Empat Hal yang Lebih Baik dari Surga dan Lebih Buruk dari Neraka
Empat Jawaban Bijak Hukama
Empat Kalimat Pilihan para Hukama
Empat Ujian yang Membawa Nikmat
Empat Kalimat yang Disaripatikan dari 40.000 Hadis
Empat Keistimewaan Nabi Yahya as.
Empat Tonggak Agama dan Dunia
Empat Hujjah Allah
Empat Pemberian bagi Orang yang Berbuat Dosa
Empat Kiat Meraih Surga
Mencari Empat Perkara dalam Empat Perkara
Empat Hal Sedikit yang Terasa Banyak
Empat Hal yang Hakikatnya Hanya Diketahui Empat Golongan
Empat Cara Menimbang Amal
Empat Perenggut yang Pasti Datang
Empat Kesibukan dan Konsekuensinya
Empat Amalan yang Paling Sulit
Empat Waktu Penting bagi Orang Berakal
Empat Unsur Penghambaan dalam Ibadah

BAB IX NASIHAT-NASIHAT YANG MENGANDUNG SEPULUH HIMBAUAN
Sepuluh Hikmah Bersiwak
Sepuluh Syarat Mencapai Derajat Muqarrabin dan Muttaqin
Sepuluh Perkara yang Menjadi Penyempurna Sepuluh Perkara Lainnya
Sepuluh Perkara yang Paling Sia-sia
Sepuluh Perkara Paling Baik
Sepuluh Golongan yang Kufur kepada Allah swt.
Sepuluh Perkara yang Menjadi Syarat Sepuluh Perkara Lainnya
Sepuluh Hal yang Terkait Ulama Duniawi
Sepuluh Perkara yang Dibenci Allah swt.
Sepuluh Macam Keselamatan
Sepuluh Nama al-Quran
Sepuluh Unsur Hikmah Menurut Luqman Hakim
Sepuluh Syarat Bertobat
Sepuluh Seruan Bumi kepada Manusia
Sepuluh Macam Siksaan bagi Orang yang Banyak Tertawa
Sepuluh Resep Menghapus Dosa dan Mengobati Penyakit Hati
Sepuluh Nasihat Hikmah bagi Penguasa
Sepuluh Golongan yang Tidak Masuk Surga
Sepuluh Golongan yang Shalatnya Tidak Diterima
Sepuluh Perkara Penting ketika Masuk Masjid
Sepuluh Keutamaan Shalat
Sepuluh Hadiah bagi Penghuni Surga dan Penghuni Neraka
Sepuluh Perkara yang Ada pada Sepuluh Perkara Lain
Sepuluh Sunnah Nabi Ibrahim as.
Sepuluh Cacian bagi yang Mencaci Rasulullah saw
Sepuluh Penyebab Matinya Hati
Sepuluh Kalimat Tasbih untuk Doa Terkabul
Sepuluh Golonganyang Disukai Iblis
Nasihat di dalam Taurat
PENUTUP
---------------------------------------
NASHAIHUL `IBAD
Penulis: Syekh Nawawi al-Bantani          
Ukuran: 15 x 23 cm
Halaman: 280 halaman
Sampul: Hard Cover                             
ISBN: 978-623-7327-26-4
Harga: Rp. 99.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Begitulah, banyak orang terheran-heran. Tapi, mungkin, penulisnya juga heran, mengapa banyak orang heran? Sebab, disertasi itu sudah melalui proses panjang. Membaca judulnya saja sudah dipahami kemana arah pemikiran sang penulis. Inilah salah satu dampak penggunaan metode yang salah dalam penafsiran al-Quran.
https://www.facebook.com/153825841424041/posts/1762376280568981/
*Menjadi Hafizh Tips & Motivasi Menghafal Al-Qur’an*
Penulis: Ahmad Baduwailan

Sinopsis:
Pernahkah terlintas dalam benak Anda sepercik keinginan untuk menjadi penghafal al-Qur’an (Hafiz Qur’an)? Sekiranya mimpi itu bisa jadi kenyataan … inilah saatnya! Buku yang ditulis oleh praktisi training tahfizh al-Qur’an ini cocok untuk pemula dan semua kalangan. Dan perlu Anda ketahui, dengan membeli buku ini … Anda sudah langsung mendapat bonus DVD Kisah Inspiratif Para penghafal al-Qur’an tanpa diundi, tanpa kupon … Subhanallah!

Buku yang ada di hadapan pembaca ini merupakan buah karya dari seorang hafizh, bernama Dr. Ahmad bin Salim Baduwailan. Berisikan tips penting dan motivasi untuk mengatasi segala halang rintang dalam menghafal al-Qur’an.

Dalam buku ini, penulis memaparkan beberapa penjelasan penting, di antaranya tentang keutamaan menjadi hafizh al-Qur’an, cara mewujudkan impian menjadi hafizh al-Qur’an, tips-tips dalam menghafal al-Qur’an, beberapa saran dan metode menghafal, peran keluarga dalam menjadikan anak menjadi hafizh al-Qur’an, cara membuat anak-anak mencintai al-Qur’an, penghambat-penghambat dalam menghafal, nutrisi yang dapat membantu proses menghafal, dan lain sebagainya.

Di akhir buku penulis juga menjelaskan bahwa setiap orang yang hatinya terikat kuat dengan al-Qur’an dan berpegang teguh dengannya, maka dia dapat meraih kesuksesan dalam pekerjaannya jika dia seorang pekerja, dan berprestasi dalam belajarnya jika dia seorang pelajar. Segala urusan hidupnya yang sulit pun menjadi mudah baginya. Lebih dari itu, orang yang hafal al-Qur’an akan menjadi ahlullah ; keluarga Allah dan hamba pilihann-Nya.

Motivasi Langit

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Surat al-Qamar: 40)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Bacalah al-Qur’an karena al-Qur’an akan datang pada hari Kiamat nanti sebagai pemberi syafa’at bagi yang membacanya.” (HR. Muslim, no. 1910)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Dawud, no. 1464 dan Tirmidzi, no. 2914)

Berkata Walid bin Mughirah, “Sungguh, ia (al-Qur’an) sangat mengagumkan dan dihiasi dengan keindahan. Bagian atasnya menghasilkan banyak buah dan bagian bawahnya sangat subur. Sungguh, ia benar-benar tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya.”
-----------

Menjadi Hafizh Tips & Motivasi Menghafal Al-Qur’an
Penulis: Ahmad Bin Salim Baduwailan,
Sampul: hardcover,
Tebal: 272 halaman,
Ukuran: 15,5 cm x 23 cm,
Berat: 550 gram,
Harga: Rp. 85.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Islam: Revolusi Ideologi
Penulis: Prof Dr Hamka

Selalu kejadian, golongan yang diberi Tuhan kelebihan daripada saudaranya sesama manusia, memegang kekuasaan di negeri itu, dia melakukan kezaliman dan sewenang-wenang di atas bumi Allah.

Dia menghimpit menindas sesama manusia dan menumpahkan darah. Maka berusahalah golongan yang tertindas tadi melepaskan diri daripada himpitan itu.

Usaha melepaskan diri kadang-kadang memakan tempoh yang lama, berpuluh-puluh tahun.

Mulanya penindasan itu diterima saja dengan sabar oleh penduduk. Dipandang sebagai suatu takdir atau azab Allah yang tidak dapat dielakkan.

Kerana penindasan itu tidak tertahan lagi, maka timbullah manusia yang berani menyatakan fikirannya dan mencela tiap-tiap perbuatan yang tiada adil atau hendak meminta perubahan yang baru.
-------------------------------
Islam: Revolusi Ideologi
Penulis: Prof Dr Hamka
isi: 280 halaman.
Sampul: Softcover
Ukuran: 13,3 Cm x 20,3 Cm

Harga: Rp. 65.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Doktor bersikap! FGD para Doktor muslim menyikapi dihapusnya konten ajaran Islam dalam buku pelajaran agama oleh Kemenag:

*Agenda Apa di Balik Penghapusan Ajaran Islam dan Pengarusutamaan Islam Moderat dalam Mata Pelajaran Agama?*

Keynote Speaker:

⏺️ Dr. Fahmy Lukman, M.Hum (Direktur Institute of Islamic Analysis & Development INQIYAD)

Pembicara Nasional:

1️⃣ Prof. Dr. Syahidin, M.Pd (Dosen PAI UPI & Ketua Dewan Pembina DPP ADPISI)

2️⃣ Prof. Dr-Ing. Fahmi Amhar (Cendekiawan Muslim)

3️⃣ Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, MA, M.Phil (Direktur Pascasarjana UNIDA)

4️⃣ Dr. Hadiyanto A Rachim, S.Sos, MI.Kom (Dosen FISIP & PAI UNPAD)

5️⃣ Dr. Ahmad Sastra, MM (Dosen Filsafat Pascasarjana UIKA Bogor)

6️⃣ KH Thoha Yusuf Zakariya, Lc (Pengasuh PP al-Ishlah Bondowoso)

7️⃣ Dr. Faqih Syarief, M.Si (Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa)

Sabtu, *11 Juli* 2020
Pkl. *08:00* s/d 11:30 WIB

Saksikan secara live streaming, klik krm.li/hadir-fgd2-fdmpb-LIVE
Manusia telah menempatkan dirinya sebagai Tuhan yang merasa berhak mengatur diri dan seluruh alam sesuai kemauannya sendiri. Manusia seperti itu sejatinya telah hilang adab kepada Tuhan. Semua itu berawal dari ilmi yang salah. Ilmu yang sangat merusak kehidupan manusia.
https://www.facebook.com/153825841424041/posts/1767395146733761/
INFILTRASI “SEKULARISME” DALAM KURIKULUM 2013
Oleh: Dr. Adian Husaini

Dalam bukunya, Islam and Secularism (terbit pertama tahun 1978), pakar pemikiran Islam Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas, menyebut tiga komponen proses sekularisasi dalam pemikiran manusia, yaitu: (1) disenchantment of nature (pengosongan alam dari semua makna spiritual); (2) desacralization of politics (desakralisasi politik); dan (3) deconsecration of values (pengosongan nilai-nilai agama dari kehidupan).

Sementara itu, pemikir Kristen Harvey Cox, dalam buku terkenalnya, The Secular City, menyebutkan definisi sekularisasi adalah: “pembebasan manusia dari asuhan agama dan metafisika, pengalihan perhatiannya dari ‘dunia lain’ menuju dunia kini. (Secularization is the liberation of man from religious and metaphysical tutelage, the turning of his attention away from other worlds and towards this one).

Menyimak kedua definisi itu, pada intinya, sekularisasi adalah proses pengosongan pemikiran manusia dari nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai agama. Dengan makna seperi itu, sekularisasi jelas bertentangan dengan tujuan Pendidikan Nasional Indonesia, sebagaimana ditegaskan dalam UU No 20 tahun 2003: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Dalam UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi juga disebutkan tentang tujuan Pendidikan Tinggi di Indonesia, yaitu: (a). berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.

Itulah tujuan Pendidikan Nasional. Maka, tidak aneh dan sudah sepatutnya, jika Kurikulum 2013 sangat menekankan kompetensi inti pada penghayatan dan pengamalan ajaran agama para murid sekolah/universitas. Kita perlu memberikan apresiasi positif terhadap niat pemerintah dalam menyusun Kurikulum 2013, karena menempatkan agama sebagai hal yang penting dalam dunia pendidikan nasional.

Hanya saja, setelah mencermati sejumlah buku ajar dari Kurikulum 2013 yang digunakan di berbagai sekolah, kita menemukan masih dominannya pengajaran paham sekularisme, yang secara terang-terangan membuang ajaran Islam dan mempromosikan paham-paham materialisme, positivisme, relativisme, dan pluralisme. Bahkan, secara tegas dan sistematis, ada buku ajar yang menyingkirkan Islam dan ajaran-ajarannya.

Sebagai contoh, dalam buku ajar “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” untuk SMP-MTs Kelas VII, jilid 1 (2013), disebutkan, bahwa kompetensi inti pelajaran ini adalah: “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.” Sedangkan kompetensi dasarnya adalah: “Menghargai perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat.”

Anehnya, buku ini dibuka dengan bab “Sejarah Perumusan Pancasila” yang menyebutkan, bahwa nilai-nilai Pancasila sudah dirumuskan jauh sebelum dimulainya Zaman Sriwijaya/Majapahit, zaman Penjajahan Barat, zaman Jepang, hingga zaman Kemerdekaan. Sama sekali buku ini tidak menyebutkan adanya unsur Islam dalam perumusan Pancasila. Padahal, jelas sekali dalam Pembukaan UUD 1945, ada kata ‘Allah’ yang merupakan nama Tuhan resmi dalam Islam. Sejumlah istilah kunci Islam juga menjadi bagian dari Pancasila, seperti kata ‘adil’, ‘adab’, ‘hikmah’, dan ‘musyawarah’. Istilah-istilah itu tidak ditemukan di wilayah Nusantara sebelum masuknya Islam ke wilayah ini yang utamanya di bawa oleh para ulama dari kawasan Jazirah Arab.

Disebutkan juga dalam buku ini kisah tentang dihapuskannya tujuh kata dari sila pertama Pancasila, yaitu “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Hanya saja, buku ini tidak menyebutkan
tentang adanya kesepakatan antara Bung Hatta dengan tokoh-tokoh Islam ketika itu, bahwa makna Ketuhanan Yang Maha Esa adalah “Tauhid” dalam pengertian Islam.

Guru besar Ilmu hukum Universitas Indonesia, Prof. Hazairin, dalam bukunya, Demokrasi Pancasila, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990, cet.ke-6), menulis: “bahwa yang dimaksud dengan Tuhan Yang Maha Esa itu ialah Allah, dengan konsekuensi (akibat mutlak) bahwa “Ketuhanan Yang Maha Esa” berarti pengakuan “Kekuasaan Allah” atau “Kedaulatan Allah”. (hal. 31). “Negara RI, wajib menjalankan syariat Islam bagi orang Islam, syariat Nasrani bagi orang Nasrani dan syariat Hindu Bali bagi orang Bali, sekedar menjalankan syariat tersebut memerlukan perantaraan kekuasaan Negara.” (hal. 34).

Argumentasi Prof Hazairin tersebut sangat masuk akal. Sebab, dalam ajaran Islam, sekedar pengakuan saja terhadap Allah sebagai satu-satunya Tuhan belum memenuhi konsep Tauhid yang sempurna. Iblis pun telah mengakui Allah sebagai Tuhannya, tetapi dalam al-Quran, Iblis disebut kafir (abaa wastakbara wa-kaana minal kaafirin). Seorang Muslim yang baik tentulah tidak mau jika statusnya sama dengan Iblis, yakni hanya mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa tetapi membangkang terhadap aturan-aturan Allah SWT.
Pemahaman sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai konsep Tauhid ditegaskan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Situbondo, Jawa Timur, 16 Rabiulawwal 1404 H/21 Desember 1983 menetapkan sejumlah keputusan, diantaranya: (1) Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat 1 Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang menjiwai sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam. (2) Bagi Nahdlatul Ulama (NU) Islam adalah akidah dan syariah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antarmanusia.(3) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dan upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya. (Lihat, pengantar K.H. A. Mustofa Bisri berjudul “Pancasila Kembali” untuk buku As’ad Said Ali, Negara Pancasila, Jalan Kemaslahatan Berbangsa, (Jakarta: LP3ES, 2009).

Dalam ceramahnya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia pada pertemuan dengan Wanhankamnas, 25 Agustus 1976, Prof. Hamka menjelaskan tentang makna Ketuhanan Yang Maha Esa: “Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa di pasal 29 itu bukanlah Tuhan yang lain, melainkan Allah! Tidak mungkin bertentangan dan berkacau di antara Preambul dengan materi undang-undang.” (Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, hal. 224).

Jadi, bisa disimpulkan, buku Pendidikan Pencasila dan Kewarganegaraan tersebut jelas-jelas telah berusaha menjauhkan murid-murid Muslim dari agamanya, karena Pancasila hanya dipahami dalam perspektif sekular yang dijauhkan dari nilai keislaman. Materi ajar seperti ini pada ujungnya akan mempertentangkan antara Islam dan Pancasila, sebab Pancasila ditempatkan sebagai satu pandangan hidup dan pedoman amal tersendiri, yang ditempatkan sebagai tandingan bagi pandangan hidup Islam. Akhirnya anak didik diarahkan menjadi sekular; didorong untuk membuang ajaran agamanya ketika menerima pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan. Minimal, anak didik dipaksa bersikap mendua atau munafik; pura-pura menerima ajaran Pancasila yang sekular, sementara ia pun harus menerima pandangan hidup Islam.

Contoh lain dari buku ajar yang mendorong anak didik menjadi sekuler bisa dilihat dalam buku berjudul “Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X”, yang juga berdasarkan Kurikulum 2013. Buku ini terbitan sebuah penerbitan terkenal. Pada Bab II, tentang Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia, disebutkan bahwa Karakter yang dikembangkan dalam pembahasan ini adalah: “Mensyukuri kebesaran Pencipta dan bertakwa kepada-Nya. Mempelajari secara ilmiah terjadinya alam semesta mengarahkan siswa untuk sadar bahwa di balik segala peristiwa sejarah, Tuhan memiliki maksud dan tujuan yang mulia untuk kita, dan karena itu mendorong kita untuk berserah hanya kepada-Nya.”

Jadi, karakter yang dituju dalam buku ini sangat baik. Akan