MUSTANIR ONLINE
3.2K subscribers
865 photos
163 videos
56 files
900 links
Sharing audio, tulisan karya Dr Adian Husaini, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi serta pemikir muslim kontemporer lainnya.
Download Telegram
Pergantian ini dapat diterima dengan pengertian bahwa kata “Yang Maha Esa” merupakan penegasan dari sila Ketuhanan, sehingga rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” itu mencerminkan pengertian tauhid (monoteisme murni) menurut akidah Islamiyah (surat al-Ikhlas). Kalau para pemeluk agama lain dapat menerimanya, maka kita bersyukur dan berdoa.”

Dalam ceramahnya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia pada pertemuan dengan Wanhankamnas, 25 Agustus 1976, Prof. Hamka menjelaskan tentang makna Ketuhanan Yang Maha Esa: “Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa di pasal 29 itu bukanlah Tuhan yang lain, melainkan Allah! Tidak mungkin bertentangan dan berkacau di antara Preambul dengan materi undang-undang.” (Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, hal. 224).
Di Majalah Panji Masyarakat edisi No 216, (1 Februari 1977), Buya Hamka menulis artikel berjudul “Ketahanan Ideologi Mutlak Ditingkatkan”. Menurut Buya Hamka, bagi orang muslim, sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tiang Agung dari Pancasila, Urat Tunggang dari Pancasila. “Kalau sila pertama ini runtuh, gugur hancurlah keempat sila yang lain,” tulis Buya Hamka.

Kita simak kembali rumusan Pembukaan UUD 1945: “… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Dengan pikiran sederhana saja, kita bisa memahami, bahwa makna “dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa” berarti “berdasar kepada Tauhid”. Sebab, makna Ketuhanan Yang Maha Esa, memang mencerminkan Tauhid dalam ajaran Islam. Inilah kecerdikan dan kebijakan para pendiri bangsa.

Karena itu, sebagaimana dirumuskan juga dalam Munas Alim Ulama tahun 1983, Pancasila bukanlah agama, dan tidak bisa digunakan untuk menggantikan agama. Maka, tepatlah yang dikatakan penulis Kristen, I.J. Satyabudi dalam bukunya, Kontroversi Nama Allah: “Sangat jelas, Bapak-bapak Islam jauh lebih cerdas dari Bapak-bapak Kristen karena kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” itu identik dengan “Ketuhanan Yang Satu”!”

Siapa yang dimaksud dengan Bapak-bapak Islam? Tentulah itu Bung Karno, Bung Hatta, Haji Agus Salim, KH Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosuyoso, dan sebagainya. Wallaahu A’lam bish-shawab. (****)
60 BIOGRAFI ULAMA SALAF
Penulis: Syaikh Ahmad Farid

Jika melihat durasi umur mereka di dunia, ternyata tidak terlalu panjang. Sosok seperti Umar bin Abdul Aziz misalnya hanya diberikan jatah hidup selama 39 tahun lebih 6 bulan, tetapi prestasi dunia akhiratnya jauh lebih besar dari umurnya yang pendek. Juga Imam An-Nawawi menghadap ke haribaan Rabbnya pada usia 45 tahun. Tapi, kitab karyanya : Al-Arba’iin An-Nawawiyah dan Riyadh Ash Shalihin terus mengucurkan manfaat seolah memperpanjang usianya. Sehingga, tidak satupun dari ulama besar abad ini yang tidak berhutang kepada beliau. Itulah barangkali salah satu makna dari keberkahan umur.

Tentu, cinta kepada ulama merupakan karunia Allah yang tidak ternilai. Tidak semua orang kuasa menghadirkan kecintaan itu. Buku “ 60 Boigrafi ulama Salaf” ini menjadi sangat penting untuk dibaca dalam rangka menumbuhkan kecintaan kita kepada generasi yang Allah telah ridha kepada mereka dan merekapun telah Ridha kepada Allah, Radhiyallahu anhum wa radhu anhu. Memang mereka telah beranjak pergi menghadap Allah. Namun Karya dan jejak keshalehan mereka masih tetap memenuhi ruang bumi hingga kini.
-------------------------------------
60 BIOGRAFI ULAMA SALAF
Penulis: Syaikh Ahmad Farid
Ukuran: 16 x 24 cm
Sampul: Hard Cover
Isi: HVS 855 hal
Berat: 1,3 Kg.
ISBN : 9789795928447
Harga: Rp. 175.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran...
JANGAN SAMPAI SALAH DIDIK, HINGGA ANAK JADI “ANJING”
Oleh: Dr. Adian Husaini

Pada hari Sabtu, 25 Januari 2020, saya mengisi Kuliah Subuh di Masjid al-Hikmah, Surabaya. Temanya: Urgensi dan Kewajiban Orang Tua Menjadi Guru bagi Anak-anaknya. Dalam perjalanan, saya merenungkan makna QS al-A’raf ayat 175-176.

Kita renungkan makna dua ayat al-Quran ini: “Dan bacakanlah kepada mereka kisah orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami; kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, maka setan pun menjadikan dia pengikutnya, lalu jadilah dia orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maka, perumpamaannya adalah seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, maka dia menjulur-julurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya, dia menjulur-julurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS 7:175-176)

Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menjelaskan, bahwa ayat tersebut mengggambarkan orang-orang yang terhitung sebagai “pakar” atau “ahli” dalam mengenal ayat-ayat Allah. Tetapi, rupanya, semata-mata mengenal ayat Allah saja, kalau tidak pandai mengendalikan hawa nafsu, maka pengetahuannya tentang ayat-ayat Allah itu satu waktu bisa tidak memberi faedah apa-apa, bahkan dia terlepas dari ayat-ayat itu. Ayat-ayat itu tanggal atau copot dari dirinya.

Dalam ayat ini, kata digunakan lafazh ‘insalakha’, arti asalnya ialah ‘menyilih’ (ganti kulit. Bahasa Jawa: mlungsungi untuk ular). Atau, ketika orang menyembelih kambing, maka dia kuliti dan dia tanggalkan kulit kambing, sehingga tinggal badannya saja. Ini juga disebut ‘insalakha’.

Masih tulis Buya Hamka dalam Kitab Tafsirnya: “Nabi disuruh menceritakan keadaan orang yang telah mengerti ayat-ayat Allah, fasih menyebut, tahu hukum halal dan hukum haram, tahu fiqih dan tahu tafsir, tetapi agama itu tidak ada dalam dirinya lagi. Allahu Akbar! Sebab akhlaknya telah rusak.”

“Maka syaitan pun menjadikan dia pengikutnya, lalu jadilah dia daripada orang-orang yang tersesat,” tulis Hamka. Rupanya, karena hawa nafsu, maka ayat-ayat yang telah diketahuinya itu tidak lagi membawa terang ke dalam jiwanya, melainkan membuatnya jadi gelap.

Akhirnya dia pun menjadi anak buah pengikut syaitan, sehingga ayat-ayat yang dia kenal dan dia hafal itu bisa disalahgunakan. Dia pun bertambah lama bertambah sesat.



Seumpama ada seorang yang lama berdiam di Makkah dan telah disangka alim besar, tetapi karena disesatkan oleh syaitan, dia menjadi seorang pemabuk, dan tidak pernah bersembahyang lagi.

“Maka, karena dia telah sesat, dipakainyalah ayat Al-Quran yang dia hafal itu untuk mempertahankan kesesatannya, dengan jalan yang salah. Dia masih hafal ayat-ayat dan hadits itu, tetapi ayat dan hadits sudah lama copot dari jiwanya, dan dia tinggal dalam keadaan telanjang. Na’udzubillah min dzalik,” demikian tulis Hamka dalam Tafsirnya.
*

Terhadap manusia jenis ini, al-Quran menggunakan perumpamaan dan sebutan yang sangat buruk, yaitu mereka diumpakan sebagai anjing yang selalu menjulur-julurkan lidahnya. Mengapa anjing menjulur-julurkan lidahnya?

Sebagaimana manusia, anjing adalah binatang yang secara alamiah selalu berusaha menjaga kestabilan suhu tubuhnya. Caranya, antara lain, dengan mengeluarkan keringat. Hanya saja, berbeda dengan manusia, kelenjar keringat anjing hanya ada di telapak kakinya.

Karena itu, selain mengeluarkan keringat pada tapak kaki, anjing juga membuka mulut dan menjulurkan lidahnya untuk menyebarkan energi panasnya melalui lidah. Itu dilakukan agar kelembaban di lidahnya dapat menguap dan suhu tubuhnya dapat normal kembali. Jadi, bagi anjing, menjulurkan lidah merupakan cara efektif dan cepat untuk menurunkan suhu tubuh ke level normal. (https://ilmupengetahuanumum.com/mengapa-anjing-suka-menjulurkan-lidahnya/).
Dari perumpamaan QS 7:175-176 itu kita bisa mengambil pelajaran, seolah-olah orang yang paham agama, tetapi dia campakkan agamanya, seperti anjing yang kepanasan, sehingga harus menjulur-julurkan lidahnya. Harta dan kedudukan yang diraihnya tidak menjadi berkah; tidak membawa pada ketenangan dan kebahagiaan hidup. Na’uudzu billaahi min dzaalika.

Dalam Kuliah Subuh itu saya mengingatkan diri sendiri dan kepada para jamaah masjid al-Hikmah, untuk selalu mengingatkan anak-anak kita, agar mereka benar-benar ikhlas dalam mencari ilmu. Sebab, niat yang salah, akan menghancurkan dirinya sendiri, merusak gurunya, dan juga merusak agamanya.

Inilah yang diingatkan Imam al-Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah. Bahwa, jika seorang mencari ilmu untuk unggul-unggulan, untuk mencari perhatian manusia, atau untuk menghimpun harta benda dunia, maka kata al-Ghazali: “Kamu sedang menghancurkan agamamu, merusak dirimu, dan menjual akhiratmu untuk dunia!”

Semoga kita terhindar dari niat yang salah dalam mencari ilmu, dan tidak tergoda untuk mencampakkan ajaran agama kita, karena tergoda kehidupan dunia yang menipu. Sastrawan besar Riau, Raja Ali Haji mengingatkan dalam Gurindam-12: “Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terperdaya. Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia itu mudharat!”

Jabatan, popularitas, harta benda, memang sangat menggoda. Tapi, al-Quran mengingatkan, semua itu kesenangan yang menipu (mataa’ul ghuruur). Jangan sampai gara-gara itu, kita dan anak-anak kita rela mencampakkan agama, sehingga jatuh martabat, menjadi “anjing”!

“Allaahumma arinal haqqaa haqqaa, war-zuqnattibaa’aa, wa-arinal baathila baathilaa, war-zuqnajtinaabaa… Ya Allah tampakkanlah kepada kami, yang benar itu benar, dan berilah kemampuan pada kami untuk selalu mengikutinya. Dan tampakkanlah pada kami yang bathil itu bathil, dan berikanlah kemampuan pada kami untuk selalu menjauhinya.” Amin. (Bangil, 26 Januari 2020).
TALBIS IBLIS
Penulis: Ibnul Jauzi

Iblis menyatakan permusuhan kepada manusia secara terang – terangan dan akan terus mengganggu Adam beserta anak keturunannya hingga datangnya hari Kiamat. Permusuhan ini berawal sejak iblis diperintah oleh Alllah Ta’ala untuk bersujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan, bukan sujud sebagai bentuk ibadah. Iblis menolak dengan penuh kesombongan karena merasa lebih baik dan lebih utama dari Adam. Atas pengingkarannya ini, maka Allah melaknat dan mengusirnya dari surga, bahkan Allah mengusirnya dari kedudukannya yang tinggi bersama malaikat.

Sejak hari itu, kemenangan silih berganti; kadang di pihak setan dan para pengikutnya, dan kadang berpihak kepada para kekasih Allah dan hambaNya.

Para ulama tergugah untuk menuliskan sejarah pertempuran berkepanjangan ini. Mereka mengarang kitab – kitab demi mengingatkan kaum muslimin agar tidak terperosok kedalam lubang –lubang jebakan Iblis, di antaranya adalah buku ini, Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi (w. 550 H).

Kitab Talbis Iblis ini diringkas, sekaligus dita’liq dan ditakhrij oleh Abu Al – Harist Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al – Halabi Al – Atsari dengan judul Al – Muntaqa An – Nafis min Talbis Iblis Lil Iman Ibn Al – Jauzi. Dalam buku ini, penulis membuang sanad hadist secara keseluruhan, membuang hadist yang tidak shahih dan terulang dalam satu tema, mentakhrij hadist- hadist shahih secara ringkas, membuang kisah dan cerita yang tidak banyak berfaidah, serta member catatan dan penjelasan yang dianggap perlu.

Banyak pelajaran penting yang kita dapatkan dari buku ini. Inilah yang hendak disampaikan penulis, agar setiap muslim mawas diri dari perangkap setan dengan berbagai macam tipu dayanya.
--------------------------------------
TALBIS IBLIS
Penulis: IBNUL JAUZI
Ukuran: 24,5 × 16 cm
Tebal: 412 hlm
Sampul: Hard Cover
ISBN: 978-602-7965-17-1
Harga: Rp. 132.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran...
AYAHKU
Penulis: Hamka

Siapa yang tidak mengenal BUYA HAMKA? Ulama legendaris asal Indonesia yang penuh kharisma dan memiliki karya-karya buku yang luar biasa.

Nama beliau dikenal harum hingga ke mancanegara, terutama negeri jiran. Namun, dibalik namanya yang harum, ada sosok yang menjadikan Hamka menjadi seorang ulama yang berkharismatik. Siapakah dia ? Dia adalah sang ayah tercinta, Haji Abdul Karim Amrullah atau sering dipanggil Haji Rasul.

Haji Rasul dikenal sebagai sosok ulama, pendidik yang berkharisma dan juga salah satu pelopor penyebaran Islam cara baru di Minangkabau, bahkan gaungnya menyebar hingga ke seluruh penjuru negeri.

Melalui buku ini, AYAHKU, Hamka menulis bagaimana peran penting sang ayah di dalam perjuangan penyebaran Islam di negeri ini serta sosok sang ayah dalam mendidik anaknya agar menjadi sosok yang berguna bagi perjuangan tegaknya agama dan kejayaan umat Islam.
-------------------------------
AYAHKU
Penulis: Hamka
Ukuran: 14.4 x 20.4 cm
Sampul: Soft Cover
Isi: 468 halaman
Berat: 600 gr
ISBN: 9786022506751
Harga: Rp. 114.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran...
BELAJAR DARI RUNTUHNYA DAULAH-DAULAH ISLAM
Penulis: Dr. Abdul Halim Uwais

Sebagaimana sunnatullah yang berlaku di muka bumi ini, yaitu adanya kehidupan dan kematian, ini terus bergulir hingga akhir zaman. Begitu juga dengan adanya masa kejayaan dan kehancuran suatu daulah (negara) tak terkeuali dalah-daulah Islam yang juga mengalami kejayaan dan kehancuran di dalamnya.

Islam memiliki sejarah panjang dalam perkembangan, dimulai pada masa kenabian, khulafaur-rasyidin, dinasti Umayyah, Abbasiyah hingga masa kerajaan Turki Utsmani. tak terlepas di dalamnya terjadi pasang surut hingga terjadi keruntuhannya.

Buku ini membahas tentang sejarah runtuhnya daulah-daulah Islam dan penyebab-penyebab-nya. Semoga membaca buku ini kita dapat belajar lagi, saling berdiskusi, supaya kita mengetahui penunjuk di masa yang akan datang.
-------------------------------------
BELAJAR DARI RUNTUHNYA DAULAH-DAULAH ISLAM
Penulis: Dr. Abdul Halim Uwais
Ukuran: 16 x 24,5 cm
Isi: 226 Halaman
Berat: 500 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 75.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
The Art Of War Khalid Bin Walid Seni Memenangkan Peperangan
Penulis: Wisnu Tanggap Prabowo

Sebagai seorang panglima yang memimpin berbagai peperangan besar, sosok Khalid bin Al-Walid tentu sangat menarik. Apalagi, semua peperangan yang dijalaninya selalu berakhir dengan kemenangan. Nah, buku ini memamaparkan sepak terjang Khalid di medan pertempuran, terkait dengan strategi dan taktik dalam menaklukan musuh.

"Selama ini kalau bicara sosok Khalid bin Al-Walid selalu dikaitkan dengan sisi keberanian di medan perang. Itu tidak salah karena Khalid memang pemberani. Tapi harus diingat, ia juga seorang kesatria sejati. Saat diberhentikan oleh Khalifah Umar bin Al-Khathab dari jabatan panglima, ia menerima dengan lapang hati." - Hepi Andi Bastoni, Penggemar dan Pengajar Sirah Nabawiyah.
-------------------------------
The Art Of War Khalid Bin Walid Seni Memenangkan Peperangan
Penulis: Wisnu Tanggap Prabowo
Ukuran: 15.5 x 24 cm
Samoul: Soft Cover
Isi: HVS 288 hal
Berat: 500 gr
ISBN: 9789795929529
Harga: Rp. 75.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
AJARAN KIAI GONTOR
_Penulis: Muhammad Ridlo Zarkasyi (Putra Bungsu Kiai Imam Zarkasyi-Pendiri Gontor)_

"Orang dikatakan kiai atau ulama karena keluasan ilmunya. Ada juga, orang dikatakan kiai karena akhlaknya. Tetapi untuk pribadi KH. Imam Zarkasyi, kami mendapat kesan bahwa beliau dikatakan sebagai kiai oleh sebab ilmu dan akhlaknya.
Dr. KH. Idham Cholid, Alumni Gontor tahun 1943, Wakil Perdana Menteri Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda (1956-1959)

Buku ini dapat membakar jiwa dan pikiran Anda... Menjadi orang yang berbeda, lebih berani, lebih baik, dan lebih optimis!

Buku ini bersisi 72 prinsip hidup dan wejangan KH. Imam Zarkasyi (1901-1985) yang di-syarah (dijelaskan) dengan baik oleh putra bungsunya sendiri, Muhammad Ridlo Zarkasyi.

Kita bisa menemukan berbagai ungkapan atau kutipan yang inspiratif untuk menjadi pribadi yang unggul, mandiri dan berjiwa entrepreneur, namun tetap dalam kerangka spirit Islam.

Barangkali, inilah salah satu buku yang paling lengkap dan bernas menjelaskan secara tidak langsung rahasia sukses di balik pendidikan Pondok Modern Gontor sehingga melahirkan alumni-alumni yang berhasil berkiprah dimasyarakat dan tersebar di seluruh dunia.
-------------------------------------
AJARAN KIAI GONTOR
Penulis: Muhammad Ridlo Zarkasyi (Putra Bungsu Kiai Imam Zarkasyi-Pendiri Gontor)

Isi: 248 halaman
Sampul: Soft Cover
ISBN: 978-602-1201-75-6
Harga: Rp. 85.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM: Hukum, Tujuan, Suksesi, Impeachment, Syura, Hak & Kewajiban Pemimpin, Ahlul Halli Wal'aqdi, dll.
Penulis: Prof. Dr. Abdullah Ad-Dumaji

Bagi para aktivis Islam, juga umat pada umumnya, kitab ini sangat penting. Sebab, di samping memberikan wawasan ilmiah yang luas tentang konsep imamah, insya’allah juga akan menambah keyakinan dan kemantapan dalam memperjuangkan tegaknya tatanan (sistem) Islam dalam kehidupan. Dalam salah satu butir kesimpulannya, Syekh Ad-Dumaiji mengatakan, “Tidak ada kemuliaan dan ketinggian derajat bagi umat Islam, kecuali dengan kembali berhukum pada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, serta berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah yang akan menjaga agama Islam dan mengembalikan kemuliaan dan kehormatan umat Islam.” (hlm. 516-517).

Kitab yang berjudul asli Al-Imâmah al-‘Uzhma ‘Inda Ahl As-Sunnah wa al-Jamâ‘ah (1987) ini merupakan karya seorang ulama besar asal Mekkah, Prof. Dr. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji. Kitab ini ditulis oleh penulis sebagai tesis untuk meraih gelar magister di Universitas Ummul Quro pada tahun 1983. Setelah diadakan ujian (munâqasyah) oleh Dewan Penguji, Penulis pun dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude (mumtâz). Di antara Dewan Penguji itu adalah Syaikh Sayyid Sabiq, seorang ulama yang terkenal dengan kitabnya, Fiqhus Sunnah.

Latar belakang ditulisnya kitab ini adalah keprihatinan penulis akan adanya upaya-upaya jahat berupa tasywîh (pencitra-burukan) dan tadnîs (pencemaran) terhadap konsep imamah dan khilafah yang telah ada sejak masa awal Islam.
------------------------------------
KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
Penulis: Prof. Dr. Abdullah Ad-Dumaji
Ukuran: 17 x 24 cm
Sampul: Hard Cover
Isi: HVS 718 hal
Berat: 1,2 Kg
ISBN : 9786027637474
Harga: Rp. 145.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
ERA BARU AFGHANISTAN
Invadi Barat Hingga Kemenangan Taliban
Penulis: Yon Machmudi dkk

Afghanistan memiliki sejarah panjang yang diwarnai dengan invasi, penaklukan, dan perlawanan. Banyak pihak asing yang tertarik untuk menginvasi atas nama membantu dan memajukan. Namun, realitas historisnya, Afghanistan adalah "graveyard of empire" (kuburan bagi para imperialis) karena perlawanan yang terus dilancarkan oleh rakyat Afghanistan, dan Taliban adalah salah satunya.

Buku karya Yon Machmudi dkk ini dapat membuka cakrawala kita mengenai perjalanan panjang perjuangan rakyat Afghanistan, ditulis oleh peneliti yang otoritatif, dan masih banyak lagi manfaat yang bisa didapatkan dari buku ini.
----------------------------
ERA BARU AFGHANISTAN
Invasi Barat Hingga Kemenangan Taliban
Penulis: Yon Machmudi dkk
ISBN: 978-602-250-937-0
Isi: 284 halaman
Berat: 400 gr
Ukutan: 15.2 x 23 Cm
Sampul: Soft Cover
Harga: Rp. 78.000,-

Buku Pre Order. InsyaAllah dikirim pertengan Nopember 2021.

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.