MUSTANIR ONLINE
3.23K subscribers
865 photos
163 videos
56 files
900 links
Sharing audio, tulisan karya Dr Adian Husaini, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi serta pemikir muslim kontemporer lainnya.
Download Telegram
INFILTRASI “SEKULARISME” DALAM KURIKULUM 2013
Oleh: Dr. Adian Husaini

Dalam bukunya, Islam and Secularism (terbit pertama tahun 1978), pakar pemikiran Islam Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas, menyebut tiga komponen proses sekularisasi dalam pemikiran manusia, yaitu: (1) disenchantment of nature (pengosongan alam dari semua makna spiritual); (2) desacralization of politics (desakralisasi politik); dan (3) deconsecration of values (pengosongan nilai-nilai agama dari kehidupan).

Sementara itu, pemikir Kristen Harvey Cox, dalam buku terkenalnya, The Secular City, menyebutkan definisi sekularisasi adalah: “pembebasan manusia dari asuhan agama dan metafisika, pengalihan perhatiannya dari ‘dunia lain’ menuju dunia kini. (Secularization is the liberation of man from religious and metaphysical tutelage, the turning of his attention away from other worlds and towards this one).

Menyimak kedua definisi itu, pada intinya, sekularisasi adalah proses pengosongan pemikiran manusia dari nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai agama. Dengan makna seperi itu, sekularisasi jelas bertentangan dengan tujuan Pendidikan Nasional Indonesia, sebagaimana ditegaskan dalam UU No 20 tahun 2003: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Dalam UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi juga disebutkan tentang tujuan Pendidikan Tinggi di Indonesia, yaitu: (a). berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.

Itulah tujuan Pendidikan Nasional. Maka, tidak aneh dan sudah sepatutnya, jika Kurikulum 2013 sangat menekankan kompetensi inti pada penghayatan dan pengamalan ajaran agama para murid sekolah/universitas. Kita perlu memberikan apresiasi positif terhadap niat pemerintah dalam menyusun Kurikulum 2013, karena menempatkan agama sebagai hal yang penting dalam dunia pendidikan nasional.

Hanya saja, setelah mencermati sejumlah buku ajar dari Kurikulum 2013 yang digunakan di berbagai sekolah, kita menemukan masih dominannya pengajaran paham sekularisme, yang secara terang-terangan membuang ajaran Islam dan mempromosikan paham-paham materialisme, positivisme, relativisme, dan pluralisme. Bahkan, secara tegas dan sistematis, ada buku ajar yang menyingkirkan Islam dan ajaran-ajarannya.

Sebagai contoh, dalam buku ajar “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” untuk SMP-MTs Kelas VII, jilid 1 (2013), disebutkan, bahwa kompetensi inti pelajaran ini adalah: “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.” Sedangkan kompetensi dasarnya adalah: “Menghargai perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat.”

Anehnya, buku ini dibuka dengan bab “Sejarah Perumusan Pancasila” yang menyebutkan, bahwa nilai-nilai Pancasila sudah dirumuskan jauh sebelum dimulainya Zaman Sriwijaya/Majapahit, zaman Penjajahan Barat, zaman Jepang, hingga zaman Kemerdekaan. Sama sekali buku ini tidak menyebutkan adanya unsur Islam dalam perumusan Pancasila. Padahal, jelas sekali dalam Pembukaan UUD 1945, ada kata ‘Allah’ yang merupakan nama Tuhan resmi dalam Islam. Sejumlah istilah kunci Islam juga menjadi bagian dari Pancasila, seperti kata ‘adil’, ‘adab’, ‘hikmah’, dan ‘musyawarah’. Istilah-istilah itu tidak ditemukan di wilayah Nusantara sebelum masuknya Islam ke wilayah ini yang utamanya di bawa oleh para ulama dari kawasan Jazirah Arab.

Disebutkan juga dalam buku ini kisah tentang dihapuskannya tujuh kata dari sila pertama Pancasila, yaitu “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Hanya saja, buku ini tidak menyebutkan
tentang adanya kesepakatan antara Bung Hatta dengan tokoh-tokoh Islam ketika itu, bahwa makna Ketuhanan Yang Maha Esa adalah “Tauhid” dalam pengertian Islam.

Guru besar Ilmu hukum Universitas Indonesia, Prof. Hazairin, dalam bukunya, Demokrasi Pancasila, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990, cet.ke-6), menulis: “bahwa yang dimaksud dengan Tuhan Yang Maha Esa itu ialah Allah, dengan konsekuensi (akibat mutlak) bahwa “Ketuhanan Yang Maha Esa” berarti pengakuan “Kekuasaan Allah” atau “Kedaulatan Allah”. (hal. 31). “Negara RI, wajib menjalankan syariat Islam bagi orang Islam, syariat Nasrani bagi orang Nasrani dan syariat Hindu Bali bagi orang Bali, sekedar menjalankan syariat tersebut memerlukan perantaraan kekuasaan Negara.” (hal. 34).

Argumentasi Prof Hazairin tersebut sangat masuk akal. Sebab, dalam ajaran Islam, sekedar pengakuan saja terhadap Allah sebagai satu-satunya Tuhan belum memenuhi konsep Tauhid yang sempurna. Iblis pun telah mengakui Allah sebagai Tuhannya, tetapi dalam al-Quran, Iblis disebut kafir (abaa wastakbara wa-kaana minal kaafirin). Seorang Muslim yang baik tentulah tidak mau jika statusnya sama dengan Iblis, yakni hanya mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa tetapi membangkang terhadap aturan-aturan Allah SWT.
Pemahaman sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai konsep Tauhid ditegaskan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Situbondo, Jawa Timur, 16 Rabiulawwal 1404 H/21 Desember 1983 menetapkan sejumlah keputusan, diantaranya: (1) Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat 1 Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang menjiwai sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam. (2) Bagi Nahdlatul Ulama (NU) Islam adalah akidah dan syariah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antarmanusia.(3) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dan upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya. (Lihat, pengantar K.H. A. Mustofa Bisri berjudul “Pancasila Kembali” untuk buku As’ad Said Ali, Negara Pancasila, Jalan Kemaslahatan Berbangsa, (Jakarta: LP3ES, 2009).

Dalam ceramahnya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia pada pertemuan dengan Wanhankamnas, 25 Agustus 1976, Prof. Hamka menjelaskan tentang makna Ketuhanan Yang Maha Esa: “Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa di pasal 29 itu bukanlah Tuhan yang lain, melainkan Allah! Tidak mungkin bertentangan dan berkacau di antara Preambul dengan materi undang-undang.” (Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, hal. 224).

Jadi, bisa disimpulkan, buku Pendidikan Pencasila dan Kewarganegaraan tersebut jelas-jelas telah berusaha menjauhkan murid-murid Muslim dari agamanya, karena Pancasila hanya dipahami dalam perspektif sekular yang dijauhkan dari nilai keislaman. Materi ajar seperti ini pada ujungnya akan mempertentangkan antara Islam dan Pancasila, sebab Pancasila ditempatkan sebagai satu pandangan hidup dan pedoman amal tersendiri, yang ditempatkan sebagai tandingan bagi pandangan hidup Islam. Akhirnya anak didik diarahkan menjadi sekular; didorong untuk membuang ajaran agamanya ketika menerima pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan. Minimal, anak didik dipaksa bersikap mendua atau munafik; pura-pura menerima ajaran Pancasila yang sekular, sementara ia pun harus menerima pandangan hidup Islam.

Contoh lain dari buku ajar yang mendorong anak didik menjadi sekuler bisa dilihat dalam buku berjudul “Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X”, yang juga berdasarkan Kurikulum 2013. Buku ini terbitan sebuah penerbitan terkenal. Pada Bab II, tentang Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia, disebutkan bahwa Karakter yang dikembangkan dalam pembahasan ini adalah: “Mensyukuri kebesaran Pencipta dan bertakwa kepada-Nya. Mempelajari secara ilmiah terjadinya alam semesta mengarahkan siswa untuk sadar bahwa di balik segala peristiwa sejarah, Tuhan memiliki maksud dan tujuan yang mulia untuk kita, dan karena itu mendorong kita untuk berserah hanya kepada-Nya.”

Jadi, karakter yang dituju dalam buku ini sangat baik. Akan
tetapi, anehnya, dalam pembahasan tentang sejarah manusia Indonesia tersebut, tidak ada sama sekali rujukan wahyu Allah. Semua pembahasan hanya berlandaskan empirisisme dan rasionalisme. Jelas, di benak penulis buku ajar ini, ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang penciptaan alam semesta dan sejarah penciptaan manusia dan juga asal-usul manusia, tidak dianggap sebagai sumber ilmu, sehingga tidak dimasukkan ke dalam kategori “ilmiah”.

Di halaman 77, 92, dan 93 ditampilkan lukisan nenek moyang bangsa Indonesia yang memperlihatkan sebuah keluarga homo erectus yang – katanya – berumur sekitar 900 tahun yang lalu, dimana mereka dilukiskan sebagai manusia purba yang mulutnya monyong dan bertelanjang bulat. Pada bagian rangkuman (hal. 81) dikutip pendapat Charles Darwin (1809-1882) yang menyatakan, bahwa: “Manusia sekarang adalah bentuk sempurna dari sisa-sisa kehidupan purbakala yang berkembang dari jenis hominid, bangsa kera.”

Dikatakan dalam buku ini, bahwa pendekatan agama dan pendekatan sains (ilmu pengetahuan) dalam upaya memahami realitas alam semesta adalah berbeda. “Agama berada dalam tingkat eksistensial dan transendental (soal rasa, soal hati), sedangkan sains berada dalam tingkat faktual (soal pembuktian empiris). Dengan kata lain, agama dan sains memiliki otonomi masing-masing. Itu tidak berarti keyakinan keagamaan tidak rasional. Perasaan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu tetap dapat dijelaskan secara rasional. Singkatnya, agama dan sains (ilmu pengetahuan) tidak perlu dicampuradukkan.” (hal. 81).

Cara pandang terhadap agama dan sains semacam itu jelas-jelas bersifat sekular. Itu jelas keliru. Cara berpikir semacam ini juga merupakan dogma yang diyakini oleh ilmuwan sekular. Itu merupakan kesalahan epistemologis, yang memisahkan panca indera dan akal sebagai sumber ilmu, dengan khabar shadiq (true report) -- dalam hal ini wahyu Allah -- sebagai sumber ilmu. Padahal, dalam konsep keilmuan Islam, ketiga sumber ilmu itu diakui dan diletakkan pada tempatnya secara harmonis. Dalam Kitab Aqaid Nasafiah – kitab aqidah tertua yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu – dikatakan bahwa sebab manusia meraih ilmu ada tiga, yaitu: panca indera, akal, dan khabar shadiq.

Sistem keilmuan sekular dan ateistik tidak mengakui “wahyu” sebagai sumber ilmu, karena wahyu dianggap sebagai dogma yang tidak ilmiah. Padahal, pada saat yang sama, ilmuwan sekular itu pun menerima berita-berita yang dibawa oleh para anthropolog dan ilmuwan ateis, tanpa proses verifikasi. Mereka menolak berita dari al-Quran, tetapi menerima berita dan dugaan-dugaan dari Charles Darwin dan sejenisnya. Itu juga menjadi dogma bagi ilmuwan ateis itu. Darwin ditempatkan sejajar dengan Nabi.

Teori manusia purba adalah suatu rekaan dari penyusunan tulang belulang makhluk purba yang kemudian difantasikan ke dalam wujud manusia purba atau manusia goa (cave man) yang telanjang, mulutnya monyong, dan hidupnya hanya untuk cari makan sebagaimana layaknya binatang. Cara pandang ini berangkat dari anggapan bahwa manusia adalah makhluk “materi” yang merupakan kumpulan tulang dan daging. Ilmuwan-ilmuwan ateis ini tidak memandang manusia sebagai kesatuan antara jasad dan ruh (jiwa).

Bahkan, dalam pandangan Islam, unsur terpenting dari manusia adalah jiwanya. Karena itu, jika mendefinisikan manusia, maka definisi yang terpenting adalah definisi tentang jiwanya. Teori perkembangan fosil manusia hanyalah menyentuh aspek jasadiah, yang tidak substansial sebagai manusia. Suatu makhluk baru disebut manusia jika ia punya jiwa atau punya akal; tidak masalah apakah jalannya ngesot atau tegak; apakah mulutnya monyong atau tidak. Jiwa atau akal manusia itu tidak mengalami evolusi. Dan sumber informasi tentang jiwa atau akal hanyalah dari wahyu. Karena sains menolak wahyu, maka sains pun akhirnya tidak mampu memahami manusia secara sempurna.

Ironis, bahwa teori sains yang sekularistik dan ateistik semacam ini, masih dipaksakan diajarkan kepada anak-anak murid di sekolah. Teori semacam ini jelas bertentangan dengan konsep keilmuan dan keimanan dalam Isla
m yang Tauhidik. Sangat disayangkan, bahwa kurikulum 2013 yang memiliki tujuan yang baik akhirnya masih juga disusupi dengan paham sekular yang mendorong manusia untuk membuang agama dari pikiran dan dari kehidupannya.

Mengadopsi teori evolusi Darwin tentang asal-usul manusia sebenarnya sangat menghina manusia Indonesia. Karena nenek moyang kita adalah Nabi, yakni manusia yang paham untuk apa hidup di dunia; yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT (QS 51:56); bukan hanya untuk cari makan, sebagaimana monyet. Biarlah Darwin dan para pengikutnya saja yang nenek moyangnya adalah monyet, yang hidupnya hanya untuk cari makan dan memuaskan syahwat. Sangat tidak beradab memaksakan teori seperti ini kepada umat beragama di sekolah-sekolah.

Selain kedua buku tersebut, masih ada beberapa contoh buku ajar yang lain yang mengandung muatan-muatan sekularisme, yang sepatutnya tidak dipaksakan kepada murid-murid muslim. Buku-buku ajar semacam ini sangat bertentangan dengan tujuan Pendidikan Nasional untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa. Semoga pejabat yang berwenang di Indonesia mau menyadarinya. Terlebih khusus lagi, semoga lembaga pendidikan Islam memahami dampak buruk dari buku ajar bermuatan paham ateis dan sekuler. Wallahu a’lam bish-shawab. (Depok, 6 Juni 2014).
TA'LIMUL MUTA'ALLIM

Salah satu buku paling tua dalam jajaran literasi Islam yang membahas tarbiyah (pendidikan).

KETIKA ILMU TANPA ADAB, MAKA:
🗣 Keahlian retorika menjadi senjata untuk memenangkan debat, tanpa peduli benar atau keliru.

🥀 Ilmu mengolah alam menjadi alat keserakahan pribadi, tak peduli dampaknya bagi sesama.

🥊 Kekuasaan dan kepandaian menjadi kendaraan untuk melakukan korupsi dan kesewenang-wenangan.

🚥 Karenanya, para ulama menekankan PENTINGNYA ADAB SEBELUM ILMU.

Agar ilmu benar-benar hadir sebagai berkah dan rahmatan lil-alamin.

Buku ini adalah salah satu buku paling tua dalam jajaran literasi Islam yang membahas tarbiyah (pendidikan).

Buku wajib di beberapa pesantren yang menekankan pentingnya adab sebelum ilmu.

---------------------------------
Buku Ta'limul Muta'allim
(soft cover, 166 hlm, 14x20 cm, 200 gram). Harga Rp. 53.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
*Perbedaan Kolonialisasi Barat dan Futuhat Umat Islam* | Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1772911866182089&id=153825841424041
*THE CHRONICLES OF GHAZI*
*1 set berisi 6 jilid (seri 1 sd 6)*
Penulis: Sayf Muhammad Isa & Felix Y. Siauw

Judul-judul:
1. The Chronicles Of Ghazi Seri 1 - The Rise of Ottomans
Di satu belahan bumi,lahir seorang lelaki yang kelak akan menjadi pemimpin terbaik kaum Muslim. Di belahan bumi yang lain, lahir pula lelaki yang akan menjadi salah satu manusia terkejam dalam sejarah.

MUHAMMAD II AL-FATIH dan VLAD III DRACULA menjadi wakil dari pertarungan haq dan bathil, antara Kesultanan Usmani dan Kerajaan Eropa Timur, dan takdir mereka sudah digariskan untuk berbenturan sejak kelahirannya. Dan inilah kisah mereka.

2. The Chronicles Of Ghazi Seri 2 - The Clash of Cross and Crescent
Seorang ksatria yang dijanjikan telah lahir, MUHAMMAD AL-FATIH. Seorang pembantai nan keji pun telah lahir, VLAD DRACULA. Takdir mempertemukan mereka berdua untuk tumbuh bersama, namun menempuh jalan yang berbeda. Sementara kerajaan eropa gemetar menghadapi derap jihad para kesatria islam Turki Utsmani, para Ghazi.

Seri kedua ini mengisahkan tentang kelahiran dan pertumbuhan seorang kesatria muslim sejati, serta perseteruan antara salib dan sabit

3. The Chronicles Of Ghazi Seri 3 - The Howling of Wolf, The Eyesight of Eagle
Derap langkah para Ghazi berderap menuju satu cita-cita, penaklukan Konstantinopel. MUHAMMAD AL FATIH terus tumbuh dan mengumpulkan kekuatan untuk menuntaskan janji Rasulullah saw. itu. Dia mencari senjata terbaik, belajar memimpin, dan berguru kepada para ulama.

Di tempat lain, VLAD DRACULA tenggelam dalam dendamnya. Dia menghimpun kekuatan gelap yang menjadikannya kejam dan sadis lewat ritual-ritual mengerikan. Dia berguru kepada setan dengan darah dan kengerian. Dia akan menjadi lawan yang sepadan.

4. The Chronicles Of Ghazi Seri 4 - The Beginning of The Conquest
MUHAMMAD AL-FATIH naik ke tampuk kekuasaan, namun keadaan tidak seperti yang ia harapkan. Jangankan untuk menaklukkan, ada banyak gejolak yang harus ia selesaikan. Dengan berserah diri kepada Allah, ia terus berjuang dengan gigih untuk mewujudkan janji Rasulullah saw. itu.

Di tempat lain, berbagai ritual setan hampir diselesaikan oleh VLAD DRACULA. Ia merasakan aliran kekuatan itu merasuk ke dalam darahnya, walau kekuatan itu harus dibayar dengan harga yang mahal, setan meminta jiwanya.

5. The Chronicles Of Ghazi Seri 5 - The Gaze of Ghazi
Para Ghazi sedang bergerak, dengan pekik Takbir dan syair kepahlawanan, di bawah kepemimpinan seorang lelaki yang telah dijanjikan, MUHAMMAD AL FATIH. Mereka takkan pulang sebelum janji Rasulullah terwujud.

Dari deru pertempuran, tiba-tiba muncullah sosok suram itu dengan mengejutkan, VLAD DRACULA. Teror tersebar dengan kelam, dan para Ghazi tak boleh tinggal diam. Inilah seri terakhir dari epik penaklukan Konstantinopel.

6. The Chronicles Of Ghazi Seri 6 - Unfinished Enemy of Ghazi
Konstantinopel telah berhasil ditaklukkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih bersama para Ghazi pada tahun 1453. Dengan keberhasilan ini, maka janji Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam benar-benar terwujud. Umat Islam bersyukur dalam kegembiraan, dan derap kebanggaan disematkan kepada Sultan Muhammad al-Fatih dan pasukannya. Mereka telah mendapatkan gelar sebagai komandan terbaik dan pasukan terbaik, sebagaimana pernah disebutkan oleh Rasulullah 800 tahun yang lalu.

Namun, dengan keberhasilan ini, bukan berarti perjuangan Sultan Muhammad al-Fatih dan para Ghazi telah berakhir. Justru ini baru sekadar permulaan, dan penaklukan selanjutnya masih terbentang di depan mata. Masih banyak kekufuran yang bercokol di berbagai belahan dunia, dan ia bertekad untuk menghentikan semuanya.

Salah satu malapetaka besar yang terjadi setelah penaklukan Konstantinopel, adalah apa yang diperbuat oleh Vlad Dracula. Dahulu, dia pernah dididik bersama Sultan Muhammad al-Fatih, namun kemudian dia lebih memilih tetap berada di dalam kekufuran dan kesesatan. Dia melarikan diri dan berkhianat.

--------------------
The Chronicles Of Ghazi
Seri 1 - 6
Penulis: Sayf Muhammad Isa & Felix Y. Siauw
Penerbit: Alfatih Press
Ukuran: 14.5 x 21 cm
Sampul: Soft Cover
1 set berisi 6
jilid (seri 1 sd 6)
Berat: 2,3 Kg.
Harga: Rp. 510.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Faktor-faktor kejayaan dan kejatuhan khilafah dalam sejarah Islam perlu dianalisis dengan cermat agar kita tidak salah strategi dan langkah dalam mewujudkan kebangkitan umat Islam. Sebagai lembaga politik Islam, khilafah memiliki sistem yang unik, yang berbeda dengan sistem politik lainnya.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1775087172631225&id=153825841424041
Ketika umat Islam memimpin di Andalusia dan Palestina, umat agama lain (Yahudi dan Nasrani) hidup damai tidak diusir, tidak dicaci maki, tidak dipaksa masuk Islam dan bentuk kekerasan lainnya, namun setelah umat Islam tidak memimpin di Andalusia mereka diusir, dibunuh (Palestina), dipaksa masuk agama lain, kekayaan intelektualnya dicuri lalu di bakar; dan istana serta bangunan masjidnya disita, diusir. Ketika Sultan Turkey mendengan peristiwa di Andalusia seperti itu, dia akan membalas mengusir orang Katholik dari Turkey, namun karena kedekatannya dengan Ulama, ia mentaati nasehat ulama untuk tidak melalukan itu.

Jadi pemimpin Muslim itu bukan hanya beragama Islam, tapi memiliki kriteria-krireria Islami dalam berperilaku, berbicara, mengambil kebijakan, mengatur administrasi, dan sebagainya. Dia dikendalikan oleh agama dan dinasehati oleh ulama yang saleh. Jika dia salah dia tetap salah menurut Islam, jika dia korupsi dia tetap salah dalam kriteria Islam, jika ia tidak adil dia dihukumi zalim dalam Islam. Tapi seorang pemimpin kafir tidak punya kriteria itu, dia dapat melakukan apapun asal tidak bisa dijerat hukum. Jika Muslim harus memilih, pilihlah pemimpin Muslim, sebab apapun kekurangannya dia bertanggung jawab pada Allah, mendengar nasehat ulama dan mendengar nurani rakyatnya. (Ali Imran 28)
-Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi-
Hitam Di Balik Putih Bantahan Terhadap Buku Putih Mazhab Syiah

Tanda-tanda akhir zaman seperti yang Rasulullah saw. prediksikan sudah banyak terbukti saat ini. Salah satunya kelak akan munculnya golongan yang membuat kerusakan di muka bumi.

Syiah punya sejarah panjang. Berawal dari perseteruan pada masa Khalifah Ali r.a. yang “di-biangkeroki” oleh oknum Yahudi Abdullah bin Saba---yang berhasil memecah belah umat Islam kala itu.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Kata mereka:

Apabila penjelasan disampaikan dengan kurang jelas, pernyataan jujur ternyata tidak jujur. Ungkapan kebenaran direkayasa, dan fakta disajikan dengan buku yang sebenarnya, pasti akan menimbulkan keraguan, ketidakpastian, bahkan penolakan. Saya meyakini bahwa kebenaran hakiki ada dan faka sesungguhnya dapat terbuka. Semua itu kembali tergantung seberapa jauh kita bersikap jujur dan tidak menyembunyikan kebenaran. Penulis buku ini sedang berusaha mengungkap fakta dan kebenaran itu.
(Prof. Dr. Utang Ranuwijaya, ketua Komisi Fatwa dan pengkajian MUI Pusat.)

"Selama ini penganut Syiah mengklaim bahwa Syiah adalah golongan atau madzhab dalam Islam, padahal sebenarnya mereka hanya bersembunyi di balik kata Ahlul Bail. Menurut klaim Syiah apa yang dikatakan Ahlus Sunnah kepada Syiah merupakan tuduhan dan fitnah belaka. Namun, buku Hitam di Balik Putih: Bantahan terhadap Buku Putih Madzhab Syiah karya Ustadz Amin Muchtar Membuktikan bahwa klaim itu tidak benar. Selain itu, buku ini juga menjadi penjelas dan pembatas siapa yang berada di jalan haq dan siapa yang berada di jalur batil."
(KJ. Deddy Rahman, Ulama di Jawa Barat dan Pengasuh Acara Dialog Islam Radio Garuda FM)

-----------------------------------
Hitam Di Balik Putih Bantahan Terhadap Buku Putih Mazhab Syiah
Penulis: Amin Muchtar

Sampul: Soft Cover
Isi: 320 halaman
Ukuran: 14,5 Cm x 20,5 Cm
Harga: Rp. 83.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
*Aku Sudah Baligh Laki-Laki & Perempuan*
--1 set berisi 2 buku --

Berisikan Pembahasan banyak hal tentang masa baligh bagi lelaki dan perempuan secara terpisah, mulai dari tanda-tanda yang akan dialami oleh buah hati kita, kewajiban ketika memasuki masa baligh hingga larangan-larangan yang ada dalam syariat, yang merupakan urgensi dari mukallaf nya buah hati kita.

Disajikan dalam bentuk cerita keseharian dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami khususnya yang memasuki masa puber.

Dilengkapi dengan ilustrasi full color dan gambar yang menarik. Terdapat berbagai hikmah dan pelajaran penting di dalamnya tentang masa baligh hingga dapat langsung diamalkan dalam keseharian buah hati kita.
-------------------------------------------
Aku Sudah Baligh Laki-Laki & Perempuan
--1 set berisi 2 buku--
Penulis l: Nizar Sa'ad Jabal, Lc. Mpd.
Penerbit : Perisai Quran Qids
Ukuran : 20 x 25.5 cm
Jenis Cover : Soft Cover Art Carton 260 gram
Kertas: Map Paper 85 gram
Isi: Laki-laki: 120 halaman, Perempuan: 108 halaman (full colour)
Berat; 600 gr.
Harga 1 set: Rp. 150.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran
Terjemah Syarah Durusul Lughah Al-Arabiyyah Lengkap (Jilid 1-4)
Penulis: Husain bin Ahmad bin Abdullah Aalu Ali

Mempelajari bahasa Arab adalah kebutuhan bagi umat Islam, sebab,
- Al-Qur'an berbahasa Arab
- Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga berbahasa Arab sehingga sabda-sabda beliau berbahasa Arab.

Jadi, kaum muslimin sangat butuh untuk mempelajari bahasa Arab agar membantu mereka dalam memahami Al-Qur'an dan hadits. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, ditengah-tengah kaum muslimin telah ada sekian buku yang membahas tata Bahasa Arab.

Semoga kehadiran buku "Terjemah Syarah Durusullughah" ini menjadi salah satu sarana yang mempermudah bagi kaum muslimin dalam memahami Bahasa Arab.
Edisi terjemah ini insyaAllah membantu para pembaca dalam memahami pembahasan karena disusun dalam bagan-bagan dan kolom-kolom yang memudahkannya. Sehingga edisi terjemah ini sangat layak untuk Anda miliki sebagai salah satu referensi bagi Anda dalam mempelajari Bahasa Arab dan kemudian memudahkan Anda dalam menghayati dan memahami Al-Qur'an, hadits-hadits, dan bacaan-bacaan yang setiap hari wajib dibaca.

Paket Buku Terjemah Syarah Durusul Lughah Lengkap ini terdiri dari 4 buku, yaitu:
- Buku Terjemah Syarah Durusul Lughah Jilid 1
Tebal : 88 halaman (14 x 20cm)
- Buku Terjemah Syarah Durusul Lughah Jilid 2
Tebal : 164 halaman (14 x 20cm)
- Buku Terjemah Syarah Durusul Lughah Jilid 3
Tebal : 172 halaman (14 x 20cm)
- Buku Terjemah Syarah Durusul Lughah Jilid 4
Tebal : 176 halaman (14 x 20cm)
-----------------------------
Paket Buku Terjemah Syarah Durusul Lughah Al-Arabiyyah Lengkap (Jilid 1-4)
Penulis : Husain bin Ahmad bin Abdullah Aalu Ali
Sampul: Soft Cover
Harga 1 set lengkap berisi 4 jilid Rp. 199.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
KOMIK SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Best seller. 1 set (jilid 1 sd 5)

Waktu terus berlalu. Sultan Nuruddin Zanki melepas pasukan perang yang dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayyubi menuju Mesir. Mereka dikirim untuk membebaskan kaum muslim dari kesewenang-wenangan dinasti Fathimiyyah yang berkuasa di Mesir saat itu. Sang Sultan agak khawatir sebab ia paham benar jika musuh yang dihadapi kali ini berbeda. Kelompok Assassin yang melindungi penguasa Mesir saat itu dikenal tangguh, culas dan tidak mengenal belas kasihan.

Di tengah perjalanan, pasukan Shalahuddin dihadang oleh kelompok Assassin. Pertempuran dahsyat pun tidak bisa dihindari. Dalam pertempuran tersebut Shalahuddin bertarung dengan Zariq, salah satu Assassin yang kemampuannya di atas rata rata.

Sanggupkah Shalahuddin memenangkan pertarungan tersebut? Dan membawa pasukannya ke Mesir? Dapatkah mereka membebaskan Mesir? (deskripsi buku komik shalahuddin alayyubi jilid 5).
--------------------------------------
Komik Shalahuddin Al-Ayyubi
1 set (jilid 1 sd 5)
Penulis: Handri Satria - Sayf Muhammad Isa
Ukuran: 14 x 23 cm
Sampul: Soft Cover
Total halaman: 949 halaman
Berat: 1 kg.
Harga: Rp. 443.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.