Ma'alim fi ath-Thariq
Sebuah buku yang mengantarkan penulisnya Syahid
Ma’alim fi Ath-Thariq (معالم في الطريق) adalah buku yang fenomenal dan revolusioner. Mengapa fenomenal? Sebab buku ini telah membuat penulisnya, Sayyid Quthb, digantung.
Sedangkan para pembacanya di banyak negara, dicurigai; kalau-kalau mereka bisa menjadi teroris. Buku ini sempat dilarang di beberapa negara yang represif seperti Mesir, negara asal Sayyid Quthb dan Ma’alim fi Ath-Thariq.
Ma’alim fi Ath-Tahriq ini terdiri dari 12 bab dan diawali dengan mukadimah. 4 bab di antaranya merupakan intisari Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, yaitu; طبيعة المنهج القراني (Karakter Manhaj Al-Qur’an), التصور الإسلامي والثقافة (Pandangan Islam dan Kebudayaan), الجهاد في سبيل الله (Jihad fii Sabiilillah), dan نشأة المجتمع المسلم وخصائصه (Tumbuhnya Masyarakat Muslim dan Karakteristiknya). Sementara 8 bab lain merupakan bab yang perlu dituliskan Sayyid Quthb untuk memperjelas dan memperkuat inti sari itu di samping untuk memenuhi tujuan utama buku ini ditulis.
Inilah Petunjuk Jalan!
Islam sesungguhnya sebuah proklamasi pembebasan manusia bagi seluruh manusia di seluruh penjuru bumi; bukan proklamasi pem bebasan khusus bagi bangsa Arab saja. Seseorang tidak bisa disebut “Muslim”, meski ia mengaku Muslim, manakala ia masih menjalankan praktik jahiliyah.
Betapa rapuhnya hidup tanpa keyakinan; betapa beratnya hidup tanpa kebebasan; dan betapa merananya hidup ketika jiwa-jiwa dibelenggu oleh orang-orang lalim yang telah membelenggu kebebasan diri! Walaupun kesesatan sedang berkuasa; meski kesesatan memiliki benteng dan tembok besar, serta massa dan pengikut yang banyak, hal ini tidak akan mengubah kebenaran sedikit pun.
“Sebuah buku yang dibayar mahal oleh penulisnya dengan mati di jalan Allah.”
(Syaikh Abdullah bin al-Hasan al-Qu’ud; anggota komisi fatwa
Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta Arab Saudi)
“Buku ini memberi semangat yang tinggi untuk berjuang membela Islam.”
(Adian Husaini, MA; cendikiawan Islam; MUI)
“Setelah saya menyaksikan penangkapan setiap orang yang membaca buku ini, saya pun pergi mencarinya lalu membacanya. Saya dapatkan pandangan yang sangat bernilai tinggi sehingga berhak mendapatkan pujian.”
(Yvonne Ridley; jurnalis senior Inggris Sunday Express)
-------------------------------
Ma'alim fi ath-Thariq
Penulis: Sayyid Qutb
Isi: 354 halaman.
Dimensi: 13,5x19,5 cm
Berat: 350 gram
Harga: Rp. 84.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran....
Sebuah buku yang mengantarkan penulisnya Syahid
Ma’alim fi Ath-Thariq (معالم في الطريق) adalah buku yang fenomenal dan revolusioner. Mengapa fenomenal? Sebab buku ini telah membuat penulisnya, Sayyid Quthb, digantung.
Sedangkan para pembacanya di banyak negara, dicurigai; kalau-kalau mereka bisa menjadi teroris. Buku ini sempat dilarang di beberapa negara yang represif seperti Mesir, negara asal Sayyid Quthb dan Ma’alim fi Ath-Thariq.
Ma’alim fi Ath-Tahriq ini terdiri dari 12 bab dan diawali dengan mukadimah. 4 bab di antaranya merupakan intisari Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, yaitu; طبيعة المنهج القراني (Karakter Manhaj Al-Qur’an), التصور الإسلامي والثقافة (Pandangan Islam dan Kebudayaan), الجهاد في سبيل الله (Jihad fii Sabiilillah), dan نشأة المجتمع المسلم وخصائصه (Tumbuhnya Masyarakat Muslim dan Karakteristiknya). Sementara 8 bab lain merupakan bab yang perlu dituliskan Sayyid Quthb untuk memperjelas dan memperkuat inti sari itu di samping untuk memenuhi tujuan utama buku ini ditulis.
Inilah Petunjuk Jalan!
Islam sesungguhnya sebuah proklamasi pembebasan manusia bagi seluruh manusia di seluruh penjuru bumi; bukan proklamasi pem bebasan khusus bagi bangsa Arab saja. Seseorang tidak bisa disebut “Muslim”, meski ia mengaku Muslim, manakala ia masih menjalankan praktik jahiliyah.
Betapa rapuhnya hidup tanpa keyakinan; betapa beratnya hidup tanpa kebebasan; dan betapa merananya hidup ketika jiwa-jiwa dibelenggu oleh orang-orang lalim yang telah membelenggu kebebasan diri! Walaupun kesesatan sedang berkuasa; meski kesesatan memiliki benteng dan tembok besar, serta massa dan pengikut yang banyak, hal ini tidak akan mengubah kebenaran sedikit pun.
“Sebuah buku yang dibayar mahal oleh penulisnya dengan mati di jalan Allah.”
(Syaikh Abdullah bin al-Hasan al-Qu’ud; anggota komisi fatwa
Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta Arab Saudi)
“Buku ini memberi semangat yang tinggi untuk berjuang membela Islam.”
(Adian Husaini, MA; cendikiawan Islam; MUI)
“Setelah saya menyaksikan penangkapan setiap orang yang membaca buku ini, saya pun pergi mencarinya lalu membacanya. Saya dapatkan pandangan yang sangat bernilai tinggi sehingga berhak mendapatkan pujian.”
(Yvonne Ridley; jurnalis senior Inggris Sunday Express)
-------------------------------
Ma'alim fi ath-Thariq
Penulis: Sayyid Qutb
Isi: 354 halaman.
Dimensi: 13,5x19,5 cm
Berat: 350 gram
Harga: Rp. 84.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran....
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Seluruh syariat Islam, baik yang hukumnya wajib, sunnah, mustahab, maupun mubah baik yang berhubungan secara vertikal, antara hamba dengan Penciptanya, maupun secara horizontal, antar sesama hamba, berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan Pencipta dan dengan sesama mereka secara beradab. Apabila seorang hamba telah memberikan hak-hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Penciptanya dan kepada sesama hamba, berarti dia tergolong hamba yang beradab. Sebaliknya, apabila dia tidak melaksanakan hal-hal tersebut, maka dia digolongkan ke dalam golongan hamba yang tidak beradab. Semua itu telah diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam.
Seorang Muslim yang telah melaksanakan adab-adab tersebut sesuai dengan syari'at Islam berarti ia telah beradab dengan adab islami. Dalam hal ini, Rasulullah laihi saw adalah teladan bagi setiap Muslim dalam beradab islami. Setiap hari selama 24 jam, beliau selalu menjaga hubungan baik dengan Penciptanya dan dengan sesama hamba. Mulai dari masalah kecil keseharian, seperti tidur, mandi, makan, minum, dan lain-lain, hingga yang besar, seperti mengatur negara, berperang, berdamai, dan lain-lain mulai dari urusan ukhrawi ibadah hingga urusan duniawi. Dengan demikian, tampaklah suatu peradaban yang indah, harmonis, demokratis, tertib, rapi, manusiawi, sekaligus bersifat ilahiyah yang jauh dari kesan kekerasan, kekejaman, diskriminasi, dan kesan-kesan negatif lainnya.
Dan semua itu hanya ada di dalam agama Islam sehingga Islam layak disebut sebagai agama yang berperadaban dan penganutnya adalah manusia-manusia yang berperadaban tinggi (masyarakat madani).Lantas, dari manakah kesan terorisme dan teroris didapatkan? Ataukah stigma seperti itu sengaja dipropagandakan oleh musuh-musuh Islam untuk memojokkannya?
-------------------------------------
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Ukuran: 17 X 24 cm
Sampul: Hardcover
Jilid 1: 544 halaman
Jilid 2: 576 halaman
Kertas isi: HVS
Berat: 2 Kg
Harga: Rp. 280.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran...
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Seluruh syariat Islam, baik yang hukumnya wajib, sunnah, mustahab, maupun mubah baik yang berhubungan secara vertikal, antara hamba dengan Penciptanya, maupun secara horizontal, antar sesama hamba, berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan Pencipta dan dengan sesama mereka secara beradab. Apabila seorang hamba telah memberikan hak-hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Penciptanya dan kepada sesama hamba, berarti dia tergolong hamba yang beradab. Sebaliknya, apabila dia tidak melaksanakan hal-hal tersebut, maka dia digolongkan ke dalam golongan hamba yang tidak beradab. Semua itu telah diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam.
Seorang Muslim yang telah melaksanakan adab-adab tersebut sesuai dengan syari'at Islam berarti ia telah beradab dengan adab islami. Dalam hal ini, Rasulullah laihi saw adalah teladan bagi setiap Muslim dalam beradab islami. Setiap hari selama 24 jam, beliau selalu menjaga hubungan baik dengan Penciptanya dan dengan sesama hamba. Mulai dari masalah kecil keseharian, seperti tidur, mandi, makan, minum, dan lain-lain, hingga yang besar, seperti mengatur negara, berperang, berdamai, dan lain-lain mulai dari urusan ukhrawi ibadah hingga urusan duniawi. Dengan demikian, tampaklah suatu peradaban yang indah, harmonis, demokratis, tertib, rapi, manusiawi, sekaligus bersifat ilahiyah yang jauh dari kesan kekerasan, kekejaman, diskriminasi, dan kesan-kesan negatif lainnya.
Dan semua itu hanya ada di dalam agama Islam sehingga Islam layak disebut sebagai agama yang berperadaban dan penganutnya adalah manusia-manusia yang berperadaban tinggi (masyarakat madani).Lantas, dari manakah kesan terorisme dan teroris didapatkan? Ataukah stigma seperti itu sengaja dipropagandakan oleh musuh-musuh Islam untuk memojokkannya?
-------------------------------------
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Ukuran: 17 X 24 cm
Sampul: Hardcover
Jilid 1: 544 halaman
Jilid 2: 576 halaman
Kertas isi: HVS
Berat: 2 Kg
Harga: Rp. 280.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran...
*Paket Buku:*
*Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa & Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan*
Sinopsis Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa:
“Jika khilafah Utsmaniyah dimusnahkan suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Tetapi, bila aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari khilafah islamiyah.” — Abdul Hamid II, 1902
Sultan Abdul Hamid II adalah tokoh besar di penghujung senja Khilafah Turki Utsmani. Beliau juga dikenal sebagai “benteng terakhir” yang menghalangi upaya Gerakan Zionisme Internasional untuk membeli Palestina. Setelah diusir oleh Sultan, Bapak Zionis Internasional Theodor Herzl bersama rekannya banker Yahudi Mizray Qrasow pergi ke Italia. Kemudian Qrasow mengirim telegram kepada Sultan, “Anda akan membayar pertemuan itu dengan nyawa dan kekuasaan Anda.”
Setelah upaya itu gagal, orang-orang pro-Zionis berkonspirasi untuk menjatuhkan Sultan dari dalam. Mereka memiliki agen-agen yang menjadi pejabat-pejabat tinggi Negara. Pelengseran Sultan Abdul Hamid dari tampuk khilafah pada bulan April 1909 menjadi pukulan yang sangat telak bagi umat Islam. Ketika Sultan Abdul Hamid turun tahta, pada dasarnya Palestina juga sudah jatuh ke tangan Zionis.
Bernard Lewis, sejarawan Yahudi ternama dari Amerika, “Rekan-rekan kita dari kalangan Masonis dan Yahudi telah bekerjasama secara diam-diam untuk menyingkirkan Sultan Abdul Hamid. Dia adalah penghalang yang kuat bagi bangsa Yahudi, sebab dia menolak memberikan Tanah Palestina untuk Yahudi walaupun hanya sejengkal.”
Keteladanan Sultan Abdul Hamid II terpotret dalam buku ini. Kehebatannya pun diakui oleh Kaisar Jerman Wilhelm II, yang pernah mengunjungi Sultan pada tahun 1898. Dia berkomentar, "Aku telah menemui banyak raja dan penguasa sepanjang hidupku. Aku temukan mereka semua lebih lemah jika dibandingkan denganku, atau yang terkuat sekalipun adalah yang sebanding denganku. Namun, jika berhadapan dengan Abdul Hamid, aku merasa gentar."
Sinopsis Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan:
Ketika mendengar hadits yang berbunyi: “Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat pemimpin adalah pemimpinnya, dan sekuat-kuat pasukan adalah pasukannya,” Muhammad Al-Fatih menganggapnya sebagai kabar gembira, inspirasi, sekaligus motivasi. Ia menyadari bahwa untuk meraih kemenangan istimewa dibutuhkan kelayakan dan persiapan khusus. Tentu saja mewujudkan “sehebat-hebat pemimpin” dan “sekuat-kuat pasukan” bukanlah hal yang sederhana.
Buku ini secara detil memotret perjalanan hidup sosok Al-Fatih; sejak era kelahirannya pada saat Sultan Murad II memerintah hingga akhir hayatnya. Tak terlewatkan momen-momen penting ketika Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 M; dari persiapan perang, pengepungan selama 54 hari, hingga pengambilalihan dan pemulihan kota tersebut setelah ditaklukkan.
Penaklukan Konstantinopel inilah yang menegaskan posisi Daulah Utsmaniyah sebagai negara kuat di mata dunia. Keberhasilan meruntuhkan Imperium Bizantium menjadikan kekuatan politik dunia mana saja berhitung ulang jika ingin berkonfrontasi dengan Turki Utsmani.
Nama besar Penulis menjadi jaminan kualitas tersendiri dari buku ini. Dr. Ali Ash-Shallabi merupakan sosok yang diakui kepakarannya di bidang Sejarah Islam. Karya-karyanya sudah banyak terbit dan diakui secara internasional. Semoga hadirnya sosok Muhammad Al-Fatih lewat buku ini menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi umat Islam hari ini.
--------------
Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Tebal: 352 hlm
Berat: 0.5 kg
Cover: Soft Cover
ISBN: 978-979-039-600-5
Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Tebal: 410 hlm
Berat: 0,5 kg
ISBN: 978-979-039-590-9
Harga paket berisi 2 judul buku di atas: Rp 145.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran...
*Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa & Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan*
Sinopsis Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa:
“Jika khilafah Utsmaniyah dimusnahkan suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Tetapi, bila aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari khilafah islamiyah.” — Abdul Hamid II, 1902
Sultan Abdul Hamid II adalah tokoh besar di penghujung senja Khilafah Turki Utsmani. Beliau juga dikenal sebagai “benteng terakhir” yang menghalangi upaya Gerakan Zionisme Internasional untuk membeli Palestina. Setelah diusir oleh Sultan, Bapak Zionis Internasional Theodor Herzl bersama rekannya banker Yahudi Mizray Qrasow pergi ke Italia. Kemudian Qrasow mengirim telegram kepada Sultan, “Anda akan membayar pertemuan itu dengan nyawa dan kekuasaan Anda.”
Setelah upaya itu gagal, orang-orang pro-Zionis berkonspirasi untuk menjatuhkan Sultan dari dalam. Mereka memiliki agen-agen yang menjadi pejabat-pejabat tinggi Negara. Pelengseran Sultan Abdul Hamid dari tampuk khilafah pada bulan April 1909 menjadi pukulan yang sangat telak bagi umat Islam. Ketika Sultan Abdul Hamid turun tahta, pada dasarnya Palestina juga sudah jatuh ke tangan Zionis.
Bernard Lewis, sejarawan Yahudi ternama dari Amerika, “Rekan-rekan kita dari kalangan Masonis dan Yahudi telah bekerjasama secara diam-diam untuk menyingkirkan Sultan Abdul Hamid. Dia adalah penghalang yang kuat bagi bangsa Yahudi, sebab dia menolak memberikan Tanah Palestina untuk Yahudi walaupun hanya sejengkal.”
Keteladanan Sultan Abdul Hamid II terpotret dalam buku ini. Kehebatannya pun diakui oleh Kaisar Jerman Wilhelm II, yang pernah mengunjungi Sultan pada tahun 1898. Dia berkomentar, "Aku telah menemui banyak raja dan penguasa sepanjang hidupku. Aku temukan mereka semua lebih lemah jika dibandingkan denganku, atau yang terkuat sekalipun adalah yang sebanding denganku. Namun, jika berhadapan dengan Abdul Hamid, aku merasa gentar."
Sinopsis Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan:
Ketika mendengar hadits yang berbunyi: “Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat pemimpin adalah pemimpinnya, dan sekuat-kuat pasukan adalah pasukannya,” Muhammad Al-Fatih menganggapnya sebagai kabar gembira, inspirasi, sekaligus motivasi. Ia menyadari bahwa untuk meraih kemenangan istimewa dibutuhkan kelayakan dan persiapan khusus. Tentu saja mewujudkan “sehebat-hebat pemimpin” dan “sekuat-kuat pasukan” bukanlah hal yang sederhana.
Buku ini secara detil memotret perjalanan hidup sosok Al-Fatih; sejak era kelahirannya pada saat Sultan Murad II memerintah hingga akhir hayatnya. Tak terlewatkan momen-momen penting ketika Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 M; dari persiapan perang, pengepungan selama 54 hari, hingga pengambilalihan dan pemulihan kota tersebut setelah ditaklukkan.
Penaklukan Konstantinopel inilah yang menegaskan posisi Daulah Utsmaniyah sebagai negara kuat di mata dunia. Keberhasilan meruntuhkan Imperium Bizantium menjadikan kekuatan politik dunia mana saja berhitung ulang jika ingin berkonfrontasi dengan Turki Utsmani.
Nama besar Penulis menjadi jaminan kualitas tersendiri dari buku ini. Dr. Ali Ash-Shallabi merupakan sosok yang diakui kepakarannya di bidang Sejarah Islam. Karya-karyanya sudah banyak terbit dan diakui secara internasional. Semoga hadirnya sosok Muhammad Al-Fatih lewat buku ini menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi umat Islam hari ini.
--------------
Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Tebal: 352 hlm
Berat: 0.5 kg
Cover: Soft Cover
ISBN: 978-979-039-600-5
Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Tebal: 410 hlm
Berat: 0,5 kg
ISBN: 978-979-039-590-9
Harga paket berisi 2 judul buku di atas: Rp 145.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran...
Hikmah Kisah-Kisah dalam Al Quran
Penulis: Dr. Abdul Karim Zaidan
Sinopsis:
Kisah-kisah dalam Al-Quran adalah sebenar-benarnya kisah dan kisah-kisah terbaik. Di dalamnya mengandung nilai sastra yang sangat tinggi, makna yang sempurna, serta sangat besar hikmah dan manfaatnya. Kisah-kisah itu hadir dengan membawa pengaruhnya yang sangat kuat untuk memperbaiki hati, amal dan akhlak. Sebagaimana ditunjukan dalam firman-Nya,
Banyak sekali hikmah dibalik kisah-kisah di dalam Al-Quran tersebut, di antaranya: Penjelasan tentang kebijaksanaan dan kemahaadilan Allah, Penjelasan tentang karunia Allah terhadap orang-orang yang beriman, Hiburan bagi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam atas penderitaan yang beliau alami karena gangguan orang-orang yang mendustakan beliau, Motivasi bagi kaum mukminin agar istiqamah di atas keimanan, Ancaman bagi orang-orang kafir atas kekafirannya, dan sebagai bukti atas kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Buku ini menampilkan kisah-kisah para nabi dan rasul beserta kaumnya sejak Adam hingga Isa Alaihi Sallam. Begitu juga beberapa individu atau kelompok terhadap berbagai peristiwa yang mereka alami, seperti kisah Luqman Hakim, Ashabul Qaryah, Dzul Qarnain, Qarun, Ashabul Kahfi, pasukan gajah, Ashabul Ukhdud, dan kisah-kisah lainnya. Penulis menggunakan sistematika tematik ayat dalam menyajikan kisah-kisahnya sehingga uraiannya tersaji runtut dengan tetap terjaga keotentikannya. Selain itu, pelajaran dan hikmah yang disajikan sebagai penutup setiap kisah memudahkan pembaca dalam mengambil suri tauladan yang ada dalam buku ini.
-----------------------------------
Harga:
Jilid 1:
Sampul: Hard Cover, ukuran: 24.5 cm x 16 cm , isi: 836 hlm = Rp. 155.000,-
Jilid 2:
Sampul: Hard Cover, ukuran: 24.5 cm x 16 cm , isi: 702 hlm = Rp. 145.000,-
1 set= Rp. 300.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran...
Penulis: Dr. Abdul Karim Zaidan
Sinopsis:
Kisah-kisah dalam Al-Quran adalah sebenar-benarnya kisah dan kisah-kisah terbaik. Di dalamnya mengandung nilai sastra yang sangat tinggi, makna yang sempurna, serta sangat besar hikmah dan manfaatnya. Kisah-kisah itu hadir dengan membawa pengaruhnya yang sangat kuat untuk memperbaiki hati, amal dan akhlak. Sebagaimana ditunjukan dalam firman-Nya,
Banyak sekali hikmah dibalik kisah-kisah di dalam Al-Quran tersebut, di antaranya: Penjelasan tentang kebijaksanaan dan kemahaadilan Allah, Penjelasan tentang karunia Allah terhadap orang-orang yang beriman, Hiburan bagi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam atas penderitaan yang beliau alami karena gangguan orang-orang yang mendustakan beliau, Motivasi bagi kaum mukminin agar istiqamah di atas keimanan, Ancaman bagi orang-orang kafir atas kekafirannya, dan sebagai bukti atas kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Buku ini menampilkan kisah-kisah para nabi dan rasul beserta kaumnya sejak Adam hingga Isa Alaihi Sallam. Begitu juga beberapa individu atau kelompok terhadap berbagai peristiwa yang mereka alami, seperti kisah Luqman Hakim, Ashabul Qaryah, Dzul Qarnain, Qarun, Ashabul Kahfi, pasukan gajah, Ashabul Ukhdud, dan kisah-kisah lainnya. Penulis menggunakan sistematika tematik ayat dalam menyajikan kisah-kisahnya sehingga uraiannya tersaji runtut dengan tetap terjaga keotentikannya. Selain itu, pelajaran dan hikmah yang disajikan sebagai penutup setiap kisah memudahkan pembaca dalam mengambil suri tauladan yang ada dalam buku ini.
-----------------------------------
Harga:
Jilid 1:
Sampul: Hard Cover, ukuran: 24.5 cm x 16 cm , isi: 836 hlm = Rp. 155.000,-
Jilid 2:
Sampul: Hard Cover, ukuran: 24.5 cm x 16 cm , isi: 702 hlm = Rp. 145.000,-
1 set= Rp. 300.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran...
Inti kehidupan itu adalah kepercayaan atau keyakinan. Apa yang menjadi keyakinan dalam hidup seseorang itulah yang akan menjadi kunci keberhasilannya. Seorang penguasaha yang yakin akan keberhasilan usahanya akan bekerja keras untuk mewujudkan keyakinannya itu. Seorang politisi yang yakin akan kesuksesan karir politiknya akan bekerja keras untuk itu. Seorang dosen yang yakin akan manfaat ilmu yang diyakininya akan belajar dan bekerja keras untuk itu. Tapi ketahuilah bahwa keyakinan yang paling menjanjikan kesuksesan segala usaha adalah keyakinan atau keimanan kepada Allah. Akan tetapi keimanan kepada Allah itu bertingkat-tingkat : ada yang sekedar yakin, ada yang benar-benar yakin dan ada yang benar-benar sangat yakin sehingga kekuatan keyiakinannya menjelma menjadi kekuatan beramal, berkorban, beribadah kepada Allah. Jadi rahasia keuntungan pengusaha, kesuksesan politisi, keunggulan dosen atau ilmuwan dan lain-lain itu adalah kerja kerasnya dan keyakinannya atau keimanannya. (Lihat Ali Imran 139)
Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
PROPHETIC PARENTING
CARA NABI MENDIDIK ANAK
Penulis Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
Sinopsis:
Buku ini mendapat banyak rekomendasi dari para ulama, di antaranya: Syaikh Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, Syaikh Dr. Muhammad Fauzi Faidullah, Syaikh Abdurrahman Hasan Habnakah, Syaikh Ahmad Qallasy, Syaikh Dr. Mahmud Ath-Thahhan. Buku ini diterjemahkan dari kitab yang berjudul Manhaj Tarbiyah Nabawiyah lith Thifl. Yang mana artinya adalah metode pembelajaran dalam membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan sempurna.
Parenting Bermula dari Mana? Pendidikan bagi anak bermula dari ketika kedua orang tua menikah. Kemudian hubungan kedua orang tua, kesalehan mereka dan kesepakatan mereka dalam melakukan kebajikan, memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk sisi psikis dan kecenderungan bagi sang anak. Penulis juga mengetengahkan tentang pentingnya pertumbuhan anak di gendongan ibunya, keluarga dan lingkungannya serta hubungan kekerabatan dengan kedua orang tua dan karib kerabatnya. Juga tentang pentingnya menjaga nilai-nilai Islami dalam masa pertumbuhannya dan membiasakannya untuk selalu berpikir. Penulis juga menekankan tentang pentingnya memakai berbagai media dan alat peraga yang sesuai dengan usia anak. Itu semua beliau simpulkan dari metode pendidikan Islam, hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pernyataan para pakar pendidikan Islam.
Imam Ghazali menyebutkan bahwa ada seseorang datang kepada Abdullah bin Mubarak untuk mengadukan kedurhakaan anaknya. Abdullah bin Mubarak bertanya kepadanya? “Apakah engkau sudah mendoakan keburukan atasnya?” Dia menjawab, “Benar.” Abdullah berkata, “Kalau begitu engkau telah merusaknya.”
Daripada menjadi penyebab rusaknya anak dengan mendoakan keburukan padanya, lebih baik kita mendoakan kebaikan padanya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah yang mendoakan kebaikan bagi anak-anak, sehingga Allah memberkati masa depan mereka dengan amal saleh, harta benda, dan anak yang banyak.
---------------------
Prophetic Parenting
Cara Nabi Mendidik Anak
Penulis Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
Sampul: softcover,
Tebal buku: 610 halaman
Ukuran buku: 16 x 24 cm
Berat buku: 750 gram
Harga Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran....
CARA NABI MENDIDIK ANAK
Penulis Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
Sinopsis:
Buku ini mendapat banyak rekomendasi dari para ulama, di antaranya: Syaikh Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, Syaikh Dr. Muhammad Fauzi Faidullah, Syaikh Abdurrahman Hasan Habnakah, Syaikh Ahmad Qallasy, Syaikh Dr. Mahmud Ath-Thahhan. Buku ini diterjemahkan dari kitab yang berjudul Manhaj Tarbiyah Nabawiyah lith Thifl. Yang mana artinya adalah metode pembelajaran dalam membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan sempurna.
Parenting Bermula dari Mana? Pendidikan bagi anak bermula dari ketika kedua orang tua menikah. Kemudian hubungan kedua orang tua, kesalehan mereka dan kesepakatan mereka dalam melakukan kebajikan, memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk sisi psikis dan kecenderungan bagi sang anak. Penulis juga mengetengahkan tentang pentingnya pertumbuhan anak di gendongan ibunya, keluarga dan lingkungannya serta hubungan kekerabatan dengan kedua orang tua dan karib kerabatnya. Juga tentang pentingnya menjaga nilai-nilai Islami dalam masa pertumbuhannya dan membiasakannya untuk selalu berpikir. Penulis juga menekankan tentang pentingnya memakai berbagai media dan alat peraga yang sesuai dengan usia anak. Itu semua beliau simpulkan dari metode pendidikan Islam, hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pernyataan para pakar pendidikan Islam.
Imam Ghazali menyebutkan bahwa ada seseorang datang kepada Abdullah bin Mubarak untuk mengadukan kedurhakaan anaknya. Abdullah bin Mubarak bertanya kepadanya? “Apakah engkau sudah mendoakan keburukan atasnya?” Dia menjawab, “Benar.” Abdullah berkata, “Kalau begitu engkau telah merusaknya.”
Daripada menjadi penyebab rusaknya anak dengan mendoakan keburukan padanya, lebih baik kita mendoakan kebaikan padanya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah yang mendoakan kebaikan bagi anak-anak, sehingga Allah memberkati masa depan mereka dengan amal saleh, harta benda, dan anak yang banyak.
---------------------
Prophetic Parenting
Cara Nabi Mendidik Anak
Penulis Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
Sampul: softcover,
Tebal buku: 610 halaman
Ukuran buku: 16 x 24 cm
Berat buku: 750 gram
Harga Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.
Syukran....
IMAMAH
Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
Salah satu konsep penting yang membedakan antara Ahlussunnah dan Syiah adalah imamah (kepemimpinan). Setelah Nabi wafat persoalan yang pertama timbul adalah siapa “pengganti” Nabi sebagai pemimpin.
Istilah yang disepakati untuk pengganti oleh para sahabat waktu itu khalifah. Karena khawatir akan berarti khalifatu Allah (pengganti Allah) maka Abu Bakar segera menegaskan artinya Khalifatu Rasulillah.
Tapi menurut Syiah pengganti Nabi bukan Khalifah tapi imam (pemimpin). Kata imam dalam al-Qur’an tidak khusus. Ada istilah imam orang kafir (a’immatul kufr), artinya pemimpin, imam rakyat (imam al-ra’iyyah) artinya khalifah, imam tentara (imam al-jundi) adalah jenderalnya, imam para imam (imam al-a’immah) adalah gelar Nabi Muhammad SAW.
Perbedaan istilah khalifah atau imam menurut Sunni dan Shia’ah bukan soal bahasa, tapi sudah soal keyakinan. Sebab bagi Sunni, khalifah pengganti Nabi yang disepakati oleh para sahabat ada empat: Abu Bakar, Umar, Uthman dan terakhir Ali bin Abi Talib.
Tapi bagi Syiah yang menjadi pengganti Nabi hanyalah Ali bin Abi Talib dan anak cucunya. Dan itu, menurut Syiah merupakan ketetapan Allah. Dalam kitab Syiah al-Usul min al-Kafi, Kitab al-Hujjah juz 1 hal 277, disebut bahwa keimamam Ali adalah ketetapan dari Allah dan diketahui oleh orang perorang.
Tapi dalam kitab Nahjul Balaghah Ali menolak menjadi pengganti Uthman bin Affan dan bahkan akan patuh kepada siapapun yang jadi Khalifah. Kepada Talhah dan Zubair ia mengatakan: ”Sungguh Aku tidak ingin menjadi Khalifah, atau kekuasaan seperti ini” (Nahjul Balaghah, Khutbah ke 29). Apakah berarti Ali menolak ketetapan Allah?
Sementara Syiah tidak mengakui ketiga khalifah itu sebagai khalifah apalagi sebagai imam. Imam hanyalah Ali dan Ali itu bukan khalifah. Anak turun Ali yang dianggap mewaisi kepemimpinan Ali adalah 2) Hasan, 3) Husain, 4) Zainal Abidin, 5) al-Baqir, 6) Ja’far al-Sadiq, 7) Musa al-Kazim, 8) Ali Ridha, 9) Muhammad al-Jawad, 10) Ali al-Hadi, 11) Hasan Askari 12) Muhammad yang ditunggu atau al-Mahdi
Umat Islam yang sunni (ahlussunnah wal jamaah) tidak membedakan gelar khalifah dan imam. Menurut Ibn Khaldun dalam Muqaddimah nya dan al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sultaniyyah, dan juga Rasyid Ridha imam, khilafah, imamah al-‘Udhma dan amir al-mu’minin adalah sama yaitu pengganti Rasul dalam menjaga agama dan politik dunia (siyasat al-dunya).
Karena istilah imam maknanya sama dengan khalifah, maka Al-Mawardi, al-Taftazani dan al-Iji sependapat bahwa imam adalah pemimpin umum dalam agama dan berperan sebagai pengganti Nabi, tapi mempunyai kekuasaan terbatas. Batasannnya dijelaskan oleh Abdul Ghani dalam al-Khilafah wa Sultatu-l-Imamah yaitu tidak berhak meletakkan syariah, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Hukum yang dikeluarkan oleh mereka bersifah ijtihadiyah.
Jadi dalam mazhab Sunni khalifah hanya pemimpin agama dan politik. Ia bisa ditegur, dan bisa dikritik oleh rakyatnya jika salah. Namun dalam Syiah tidak demikian. Dalam kitab al-Kafi, imam, adalah sederajat dengan Nabi-nabi. Imam adalah wakil Allah dan Rasul. Dengan mempercayai imam maka shalat, zakat, puasa, haji, rampasan, sadaqah menjadi sah. Imam bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan dan halal. Imam itu suci dari dosa, bebas dari aib. Imam itu memiliki kelebihan khusus tanpa mencari dan menguasahakannya, karena diberi oleh Allah.
Menurut al-Mufid Ulama Mazhab Imamiyah, seperti dikutip dalam kitab Biharl al-Anwar, karya al-Majlisi (Juz 23 hal 230) yang mengingkari salah seorang dari 12 orang imam, atau menolak untk taat seperti yang diwajibkan Allah maka ia telah “kafir dan masuk neraka”. Bahkan menurut Khomaini (seperti dikutip Ihsan Ilahi Zahir) derajat imam tidak mungkin dicapai malaikat yang paling dekat dengan Tuhan sekalipun atau oleh Nabi yang diutus oleh Allah.
Namun, Dr. Ahmad Mahmud Subhi dalam bukunya al-Imamah Laday al-Syiah al-Ihna Ashriyyah mempertanyakan mengapa kepemimpinan politik tiba-tiba berubah menjadi aqidah?. Padahal Nabi sendiri sebagai pemimpin politik tidak mengklaim bahwa segala k
Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
Salah satu konsep penting yang membedakan antara Ahlussunnah dan Syiah adalah imamah (kepemimpinan). Setelah Nabi wafat persoalan yang pertama timbul adalah siapa “pengganti” Nabi sebagai pemimpin.
Istilah yang disepakati untuk pengganti oleh para sahabat waktu itu khalifah. Karena khawatir akan berarti khalifatu Allah (pengganti Allah) maka Abu Bakar segera menegaskan artinya Khalifatu Rasulillah.
Tapi menurut Syiah pengganti Nabi bukan Khalifah tapi imam (pemimpin). Kata imam dalam al-Qur’an tidak khusus. Ada istilah imam orang kafir (a’immatul kufr), artinya pemimpin, imam rakyat (imam al-ra’iyyah) artinya khalifah, imam tentara (imam al-jundi) adalah jenderalnya, imam para imam (imam al-a’immah) adalah gelar Nabi Muhammad SAW.
Perbedaan istilah khalifah atau imam menurut Sunni dan Shia’ah bukan soal bahasa, tapi sudah soal keyakinan. Sebab bagi Sunni, khalifah pengganti Nabi yang disepakati oleh para sahabat ada empat: Abu Bakar, Umar, Uthman dan terakhir Ali bin Abi Talib.
Tapi bagi Syiah yang menjadi pengganti Nabi hanyalah Ali bin Abi Talib dan anak cucunya. Dan itu, menurut Syiah merupakan ketetapan Allah. Dalam kitab Syiah al-Usul min al-Kafi, Kitab al-Hujjah juz 1 hal 277, disebut bahwa keimamam Ali adalah ketetapan dari Allah dan diketahui oleh orang perorang.
Tapi dalam kitab Nahjul Balaghah Ali menolak menjadi pengganti Uthman bin Affan dan bahkan akan patuh kepada siapapun yang jadi Khalifah. Kepada Talhah dan Zubair ia mengatakan: ”Sungguh Aku tidak ingin menjadi Khalifah, atau kekuasaan seperti ini” (Nahjul Balaghah, Khutbah ke 29). Apakah berarti Ali menolak ketetapan Allah?
Sementara Syiah tidak mengakui ketiga khalifah itu sebagai khalifah apalagi sebagai imam. Imam hanyalah Ali dan Ali itu bukan khalifah. Anak turun Ali yang dianggap mewaisi kepemimpinan Ali adalah 2) Hasan, 3) Husain, 4) Zainal Abidin, 5) al-Baqir, 6) Ja’far al-Sadiq, 7) Musa al-Kazim, 8) Ali Ridha, 9) Muhammad al-Jawad, 10) Ali al-Hadi, 11) Hasan Askari 12) Muhammad yang ditunggu atau al-Mahdi
Umat Islam yang sunni (ahlussunnah wal jamaah) tidak membedakan gelar khalifah dan imam. Menurut Ibn Khaldun dalam Muqaddimah nya dan al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sultaniyyah, dan juga Rasyid Ridha imam, khilafah, imamah al-‘Udhma dan amir al-mu’minin adalah sama yaitu pengganti Rasul dalam menjaga agama dan politik dunia (siyasat al-dunya).
Karena istilah imam maknanya sama dengan khalifah, maka Al-Mawardi, al-Taftazani dan al-Iji sependapat bahwa imam adalah pemimpin umum dalam agama dan berperan sebagai pengganti Nabi, tapi mempunyai kekuasaan terbatas. Batasannnya dijelaskan oleh Abdul Ghani dalam al-Khilafah wa Sultatu-l-Imamah yaitu tidak berhak meletakkan syariah, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Hukum yang dikeluarkan oleh mereka bersifah ijtihadiyah.
Jadi dalam mazhab Sunni khalifah hanya pemimpin agama dan politik. Ia bisa ditegur, dan bisa dikritik oleh rakyatnya jika salah. Namun dalam Syiah tidak demikian. Dalam kitab al-Kafi, imam, adalah sederajat dengan Nabi-nabi. Imam adalah wakil Allah dan Rasul. Dengan mempercayai imam maka shalat, zakat, puasa, haji, rampasan, sadaqah menjadi sah. Imam bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan dan halal. Imam itu suci dari dosa, bebas dari aib. Imam itu memiliki kelebihan khusus tanpa mencari dan menguasahakannya, karena diberi oleh Allah.
Menurut al-Mufid Ulama Mazhab Imamiyah, seperti dikutip dalam kitab Biharl al-Anwar, karya al-Majlisi (Juz 23 hal 230) yang mengingkari salah seorang dari 12 orang imam, atau menolak untk taat seperti yang diwajibkan Allah maka ia telah “kafir dan masuk neraka”. Bahkan menurut Khomaini (seperti dikutip Ihsan Ilahi Zahir) derajat imam tidak mungkin dicapai malaikat yang paling dekat dengan Tuhan sekalipun atau oleh Nabi yang diutus oleh Allah.
Namun, Dr. Ahmad Mahmud Subhi dalam bukunya al-Imamah Laday al-Syiah al-Ihna Ashriyyah mempertanyakan mengapa kepemimpinan politik tiba-tiba berubah menjadi aqidah?. Padahal Nabi sendiri sebagai pemimpin politik tidak mengklaim bahwa segala k
❤1
eputusannya dari Allah dan harus ditaati sebagai aqidah.
Pada peristiwa perang Badar misalnya, umat Islam berhenti pada tempat yang tak berair. Salah seorang sahabat bertanya:”wahai Rasulullah apakah keputusan berhenti disini ini atas perintah Allah atau dari diri Rasullah sendiri. Nabi menjawab:”itu dari ide saya sendiri.” Sahabat lalu mengusulkan agar berhenti ditempat yang ada airnya. Nabi pun mengatakan :”Anda benar!” Ini menunjukkan bahwa keputusan pemimpin (imam) dalam Sunni adalah masalah ijtihadiyah, bukan otoritas mutlak seorang pemimpin. Apalagi pemimpin dalam al-Qur’an diperintahkan untuk bermusyawarah.
Masalahnya, jika orang Syiah mengklaim pendukung Ali akan selamat, penentangnya kafir dan celaka. Dan pendukung selain Ali adalah sesat dan Musyrik. Sementara menurut Imam Syiah sendiri yaitu Sayyid Murtadho dari Ja’far tidak begitu. Buktinya Ali sendiri pernah berkhutbah “Abu Bakar dan Umar adalah Imam yang bijaksana….orang yang paling utama setelah Nabi. Jika Abu Bakar tidak pantas jadi khalifah, aku pasti tidak tinggal diam”. Maka siapa yang benar?
Pada peristiwa perang Badar misalnya, umat Islam berhenti pada tempat yang tak berair. Salah seorang sahabat bertanya:”wahai Rasulullah apakah keputusan berhenti disini ini atas perintah Allah atau dari diri Rasullah sendiri. Nabi menjawab:”itu dari ide saya sendiri.” Sahabat lalu mengusulkan agar berhenti ditempat yang ada airnya. Nabi pun mengatakan :”Anda benar!” Ini menunjukkan bahwa keputusan pemimpin (imam) dalam Sunni adalah masalah ijtihadiyah, bukan otoritas mutlak seorang pemimpin. Apalagi pemimpin dalam al-Qur’an diperintahkan untuk bermusyawarah.
Masalahnya, jika orang Syiah mengklaim pendukung Ali akan selamat, penentangnya kafir dan celaka. Dan pendukung selain Ali adalah sesat dan Musyrik. Sementara menurut Imam Syiah sendiri yaitu Sayyid Murtadho dari Ja’far tidak begitu. Buktinya Ali sendiri pernah berkhutbah “Abu Bakar dan Umar adalah Imam yang bijaksana….orang yang paling utama setelah Nabi. Jika Abu Bakar tidak pantas jadi khalifah, aku pasti tidak tinggal diam”. Maka siapa yang benar?
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Seluruh syariat Islam, baik yang hukumnya wajib, sunnah, mustahab, maupun mubah baik yang berhubungan secara vertikal, antara hamba dengan Penciptanya, maupun secara horizontal, antar sesama hamba, berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan Pencipta dan dengan sesama mereka secara beradab. Apabila seorang hamba telah memberikan hak-hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Penciptanya dan kepada sesama hamba, berarti dia tergolong hamba yang beradab. Sebaliknya, apabila dia tidak melaksanakan hal-hal tersebut, maka dia digolongkan ke dalam golongan hamba yang tidak beradab. Semua itu telah diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam.
Seorang Muslim yang telah melaksanakan adab-adab tersebut sesuai dengan syari'at Islam berarti ia telah beradab dengan adab islami. Dalam hal ini, Rasulullah laihi saw adalah teladan bagi setiap Muslim dalam beradab islami. Setiap hari selama 24 jam, beliau selalu menjaga hubungan baik dengan Penciptanya dan dengan sesama hamba. Mulai dari masalah kecil keseharian, seperti tidur, mandi, makan, minum, dan lain-lain, hingga yang besar, seperti mengatur negara, berperang, berdamai, dan lain-lain mulai dari urusan ukhrawi ibadah hingga urusan duniawi. Dengan demikian, tampaklah suatu peradaban yang indah, harmonis, demokratis, tertib, rapi, manusiawi, sekaligus bersifat ilahiyah yang jauh dari kesan kekerasan, kekejaman, diskriminasi, dan kesan-kesan negatif lainnya.
Dan semua itu hanya ada di dalam agama Islam sehingga Islam layak disebut sebagai agama yang berperadaban dan penganutnya adalah manusia-manusia yang berperadaban tinggi (masyarakat madani).Lantas, dari manakah kesan terorisme dan teroris didapatkan? Ataukah stigma seperti itu sengaja dipropagandakan oleh musuh-musuh Islam untuk memojokkannya?
-------------------------------------
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Ukuran: 17 X 24 cm
Sampul: Hardcover
Jilid 1: 544 halaman
Jilid 2: 576 halaman
Kertas isi: HVS
Berat: 2 Kg
Harga: Rp. 280.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Seluruh syariat Islam, baik yang hukumnya wajib, sunnah, mustahab, maupun mubah baik yang berhubungan secara vertikal, antara hamba dengan Penciptanya, maupun secara horizontal, antar sesama hamba, berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan Pencipta dan dengan sesama mereka secara beradab. Apabila seorang hamba telah memberikan hak-hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Penciptanya dan kepada sesama hamba, berarti dia tergolong hamba yang beradab. Sebaliknya, apabila dia tidak melaksanakan hal-hal tersebut, maka dia digolongkan ke dalam golongan hamba yang tidak beradab. Semua itu telah diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam.
Seorang Muslim yang telah melaksanakan adab-adab tersebut sesuai dengan syari'at Islam berarti ia telah beradab dengan adab islami. Dalam hal ini, Rasulullah laihi saw adalah teladan bagi setiap Muslim dalam beradab islami. Setiap hari selama 24 jam, beliau selalu menjaga hubungan baik dengan Penciptanya dan dengan sesama hamba. Mulai dari masalah kecil keseharian, seperti tidur, mandi, makan, minum, dan lain-lain, hingga yang besar, seperti mengatur negara, berperang, berdamai, dan lain-lain mulai dari urusan ukhrawi ibadah hingga urusan duniawi. Dengan demikian, tampaklah suatu peradaban yang indah, harmonis, demokratis, tertib, rapi, manusiawi, sekaligus bersifat ilahiyah yang jauh dari kesan kekerasan, kekejaman, diskriminasi, dan kesan-kesan negatif lainnya.
Dan semua itu hanya ada di dalam agama Islam sehingga Islam layak disebut sebagai agama yang berperadaban dan penganutnya adalah manusia-manusia yang berperadaban tinggi (masyarakat madani).Lantas, dari manakah kesan terorisme dan teroris didapatkan? Ataukah stigma seperti itu sengaja dipropagandakan oleh musuh-musuh Islam untuk memojokkannya?
-------------------------------------
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Ukuran: 17 X 24 cm
Sampul: Hardcover
Jilid 1: 544 halaman
Jilid 2: 576 halaman
Kertas isi: HVS
Berat: 2 Kg
Harga: Rp. 280.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
WhatsApp.com
Eko Heru Prayitno
Business Account
Syamail Muhammad
(Mengenal Pribadi Agung Rasulullah)
Penulis: Imam At-Tirmidzi
Sinopsis:
Buku ini mengupas karakteristik sifat-sifat Nabi meliputi:
Perawakan Fisik ●Tanda Kenabian ● Pakaian & Penampilan ●Perhiasan●Baju Perang ●Akhlak dan sikap●Gaya berjalan dan duduk ●Cara makan dan minum ●Cara bertutur dan bercanda ●dll
Betapa besar rasa cinta para sahabat kepada beliau ditunjukan didalam sebuah hadits:
"Jika beliau berwudhu maka mereka hampir saja saling berkelahi demi memperebutkan sisa wudhunya, jika ia berbicara maka merekapun merendahkan suara mereka dan mereka tidak mampu mempertajam (melamakan) pandangan mereka kepadanya kerena keagungannya."
(HR. Al-Bukhari no.2731)
Dengan mengenal Rasulullah secara lebih dekat, semoga kita bisa meraih manisnya iman lewat kecintaan pada beliau.
---------------------------
Syamail Muhammad
(Mengenal Pribadi Agung Rasulullah)
Penulis: Imam At-Tirmidzi
Sampul: Hard Cover
Berat: 625 gr
Harga: Rp.125.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997. Atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
(Mengenal Pribadi Agung Rasulullah)
Penulis: Imam At-Tirmidzi
Sinopsis:
Buku ini mengupas karakteristik sifat-sifat Nabi meliputi:
Perawakan Fisik ●Tanda Kenabian ● Pakaian & Penampilan ●Perhiasan●Baju Perang ●Akhlak dan sikap●Gaya berjalan dan duduk ●Cara makan dan minum ●Cara bertutur dan bercanda ●dll
Betapa besar rasa cinta para sahabat kepada beliau ditunjukan didalam sebuah hadits:
"Jika beliau berwudhu maka mereka hampir saja saling berkelahi demi memperebutkan sisa wudhunya, jika ia berbicara maka merekapun merendahkan suara mereka dan mereka tidak mampu mempertajam (melamakan) pandangan mereka kepadanya kerena keagungannya."
(HR. Al-Bukhari no.2731)
Dengan mengenal Rasulullah secara lebih dekat, semoga kita bisa meraih manisnya iman lewat kecintaan pada beliau.
---------------------------
Syamail Muhammad
(Mengenal Pribadi Agung Rasulullah)
Penulis: Imam At-Tirmidzi
Sampul: Hard Cover
Berat: 625 gr
Harga: Rp.125.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997. Atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
WhatsApp.com
Eko Heru Prayitno
Business Account
*ISA BIN MARYAM*
*Kelahiran, kerasulan, Kisah Penyaliban Hingga Turunnya Kembali di Akhir Zaman*
Diilhami dari sebuah diskusi perdamaian antar agama di Italia tahun 2015.
Ketika penulis mengisahkan bagaimana Al-Quran begitu mengangungkan dan memuliakan Nabi Isa AS.
Tiba-tiba.....
Sang penerjemah yang juga seorang pendeta wanita itu terisak menangis.
Jika penjelasan singkat saja mampu menggerakkan hati manusia, bagaimana jika mereka mengetahui kisah selengkapnya.
Lahirlah buku istimewa ini. Hingga akhirnya, pertama terbit di Indonesia. Membahas tiga hal sekaligus: Nabi Isa, Maryam, dan Keluarga Imran
Buku ini merupakan kajian ilmiah berdasar Al-Qur'an dan As-Sunnah
-----------------------
ISA BIN MARYAM
Kelahiran, kerasulan, Kisah Penyaliban Hingga Turunnya Kembali di Akhir Zaman
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Sampul: Hard Cover.
Isi: hvs 70 gr, 696 hlalaman.
Ukuran: 17x24 cm.
Harga: Rp. 170.000,-
Berat: 1,2 Kg.
ISBN: 978-602-6579-47-8
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran....
*Kelahiran, kerasulan, Kisah Penyaliban Hingga Turunnya Kembali di Akhir Zaman*
Diilhami dari sebuah diskusi perdamaian antar agama di Italia tahun 2015.
Ketika penulis mengisahkan bagaimana Al-Quran begitu mengangungkan dan memuliakan Nabi Isa AS.
Tiba-tiba.....
Sang penerjemah yang juga seorang pendeta wanita itu terisak menangis.
Jika penjelasan singkat saja mampu menggerakkan hati manusia, bagaimana jika mereka mengetahui kisah selengkapnya.
Lahirlah buku istimewa ini. Hingga akhirnya, pertama terbit di Indonesia. Membahas tiga hal sekaligus: Nabi Isa, Maryam, dan Keluarga Imran
Buku ini merupakan kajian ilmiah berdasar Al-Qur'an dan As-Sunnah
-----------------------
ISA BIN MARYAM
Kelahiran, kerasulan, Kisah Penyaliban Hingga Turunnya Kembali di Akhir Zaman
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Sampul: Hard Cover.
Isi: hvs 70 gr, 696 hlalaman.
Ukuran: 17x24 cm.
Harga: Rp. 170.000,-
Berat: 1,2 Kg.
ISBN: 978-602-6579-47-8
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran....
Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1688447224628554&id=153825841424041
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1688447224628554&id=153825841424041