MUSTANIR ONLINE
3.24K subscribers
865 photos
163 videos
56 files
900 links
Sharing audio, tulisan karya Dr Adian Husaini, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi serta pemikir muslim kontemporer lainnya.
Download Telegram
INTISARI TAFSIR AL-QUR’AN
Mengungkap Rahasia & Keagungan Ayat-ayat Pilihan tentang Akidah, Ibadah, Muamalah, dan Kisah Para Nabi yang Dilengkapi Dengan Hikmah dan Pelajaran.

Al-Quran mengandung petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dalam mengarungi kehidupan ini agar bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Namun tentu saja petunjuk ini tidak dapat diraih kecuali dengan berusaha memahami kandungan al-Quran.

Buku ini mengulas ayat-ayat penting dalam al-Quran yang bisa dikatakan mewakili ayat-ayat lainnya. Isinya disusun secara tematik agar memudahkan pembaca, yang mencakup:

1. Ilmu tauhid, akidah, dan ushuluddin, serta manfaat merealisasikannya.
2. Ayat-ayat yang memotivasi agar menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak makhluk.
3. Ketentuan-ketentuan syariat yang beragam mengenai shalat dan zakat serta makna-makna lainnya yang diindukkan kepada keduanya.
4. Bersuci dengan air dan bertayamum.
5. Shalat Jumat, safar, dan azan.
6. Puasa dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
7. Haji dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
8. Ayat-ayat tentang jihad dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
9. Jual beli dan macam-macam transaksi.
10. Ayat-ayat tentang warisan, pernikahan, dan hukum-hukum yang berkaitan dengannya.
11. Ayat-ayat tentang ila
, zhihar, li’an;
12. Ayat-ayat tentang hudud, sumpah dan yang sejenis dengannya.
13. Ayat-ayat tentang makanan, berburu, dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
14. Hukum-hukum dan permasalahan-permasalahan yang cakupannya luas dalam bidang pokok dan cabang agama.
15. Kisah-kisah dalam al-Quran, seperti kisah para nabi bersama kaum mereka, termasuk Nabi kita, Muhammad, kisah Dzulqarnain, dan kisah Ashhabul Kahfi, yang dilengkapi dengan faidah-faidah yang dapat diambil dari kisah-kisah tersebut.
16. Faidah-faidah yang beraneka ragam.
17. Faidah mengenai sebab yang disebutkan Allah dalam al-Qur
an yang menyampaikan ke tujuan-tujuan yang luhur, dan definisi lafazh-lafazh yang sering disinggung dalam al-Quran, baik berupa perintah maupun larangan, pujian maupun celaan.

Buku ini layak kita baca untuk mengetahui tafsir al-Qur
an secara tematik, ringkas dan mudah.
-------------------------
INTISARI TAFSIR AL-QUR’AN
Mengungkap Rahasia & Keagungan Ayat-ayat Pilihan tentang Akidah, Ibadah, Muamalah, dan Kisah Para Nabi yang Dilengkapi Dengan Hikmah dan Pelajaran.

Penulis: Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di
Tebal Buku: viii+480 Halaman.
Sampul: Hard Cover
Berat: 1kg
Ukuran Buku: 16 x 24 cm.
Harga: Rp. 110.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.

Syukran...
KHAWARIJ DAN SYIAH
Sejarah, Ideologi & Penyimpangan Menurut Ahlussunnah Wal Jama'ah

Syiah Rafidhah dan Khawarij merupakan dua sekte yang muncul secara bersamaan dalam satu waktu, bahkan dari sumber yang sama. Meski demikian, di antara keduanya ada kesamaan dalam sebagian perkara dan ada perbedaan dalam beberapa perkara lainnya.

Beberapa poin kesamaan antara Khawarij dan Syiah Rafidhah di antaranya: mereka sama-sama berpandangan ekstrim, berpikir pendek, dangkal dalam pemahaman agamanya, mudah mengkafirkan kaum muslimin yang berseberangan dengan mereka, menolak hadits yang shahih meskipun mutawatir, dan taklid kepada para tokoh mereka.

Asal-Usul Khawarij
Para ulama berbeda pendapat tentang asal-usul Khawarij menjadi tiga pendapat. Pertama, Semenjak munculnya Dzul Khuwaisirah. Salah seorang yang memprotes pembagian harta ghanimah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan berkata: “Berbuat adil lah ya Muhammad!”. Kedua, Para pemberontak di masa Utsman. Dan yang ketiga, Mereka yang meninggalkan Ali setelah peperangan Shiffin (yang disebabkan Ali berdamai dengan Mu’awiyah).

Adapun tarjihnya (kesimpulan berdasarkan pendapat yang kuat) bahwa munculnya Dzul Khuwaisirah merupakan bibit awal lahirnya Khawarij di kemudian hari. Rasulullah menegaskan, “Sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yang membaca al Qur’an tapi tidak sampai melewati kerongkongannya, mereka membunuh orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya. Jika aku menjumpai mereka sungguh akan aku perangi mereka sebagaimana memerangi kaum ‘Ad.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sedangkan yang kedua, para pemberontak di masa Utsman bergerak dengan motif emosi belaka. Setelah itu pun mereka tidak lantas berkumpul membuat pergerakan. Lalu kompromi yang terakhir, mereka yang membelot dari bai’at kepada Ali kemudian membuat perkampungan sendiri di sebuah tempat bernama Harura’ (karena hal itu, mereka dilaqabi Haruriyah). Tidak berhenti disitu, anak keturunannya saling mewarisi ideologi jelek tersebut (baca: paham takfir).

Sejarah Berdarah Kaum Syi’ah
Lain lagi dengan aktor antagonis Syi’ah, jika Khawarij memerangi Ali dan kaum muslimin pada umumnya. Sedangkan Syi’ah justru membela Ali hingga berlebih-lebihan. Ujung-ujungnya mereka dimintai taubat untuk kembali kepada aqidah yang benar dan menjauhi penyimpangan (berupa: menganggap Ali sebagai Tuhan). Di zaman awal Syi’ah sudah kelewatan bejatnya dan makin tahun tambah keji lagi perbuatannya. Mereka adalah ‘Musuh Dalam Selimut’, mereka menolong tentara Mongol untuk menghancurkan kaum muslimin sehancur-hancurnya. Fenomena tersebut dapat Anda saksikan dalam berbagai literatur sejarah.

Buku ini merupakan hasil penelitian ilmiah yang obyektif tentang Khawarij dan Syiah Rafidhah yang dilakukan oleh penulis, Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi. Di dalamnya, Penulis menguraikan secara gambling tentang sejarah, ideology, serta penyimpangan kedua sekte tersebut menurut pandangan Ahlussunnah wal Jama’ah.

Penulis sangat piawai dalam memaparkan pembahasannya, dengan merujuk kepada buku-buku tulisan ulama terkemuka dan juga merujuk kepada buku-buku utama tulisan Syiah Rafidhah yang dijadikan sebagai rujukan; guna membantah kesesatan mereka. Dengan demikian, melalui karya ini akan terkuaklah ajaran Khawarij dan Syiah Rafidhah, hingga umat Islam bias selamat dari kesesatan keduanya.
----------------------------------------------
KHAWARIJ DAN SYIAH
Sejarah, Ideologi & Penyimpangan Menurut Ahlussunnah Wal Jama'ah
Penulis: Prof.Dr.Ali Muhammad Ash-Shallabi
Ukuran: 17×24
Tebal: 591
ISBN: 978-602-7637-50-4
Harga: Rp 138.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.

Syukran...
Kata-kata dalam al-Quran memiliki kepastian makna; bukan spekulatif. Karena itu, metode hermeneutika tidak bisa diterapkan untuk al-Quran. Al-Quran dijaga oleh Allah SWT. Bukan hanya lafaznya, tapi juga cara baca, makna, dan metode penafsirannya. Ilmu Tafsir telah diterima secara Ijma’ oleh para ilmuwan muslim sebagai metode yang otoritatif dalam menafsirkan al-Quran.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1682538085219468&id=153825841424041
Ma'alim fi ath-Thariq
Sebuah buku yang mengantarkan penulisnya Syahid

Ma’alim fi Ath-Thariq (معالم في الطريق) adalah buku yang fenomenal dan revolusioner. Mengapa fenomenal? Sebab buku ini telah membuat penulisnya, Sayyid Quthb, digantung.

Sedangkan para pembacanya di banyak negara, dicurigai; kalau-kalau mereka bisa menjadi teroris. Buku ini sempat dilarang di beberapa negara yang represif seperti Mesir, negara asal Sayyid Quthb dan Ma’alim fi Ath-Thariq.

Ma’alim fi Ath-Tahriq ini terdiri dari 12 bab dan diawali dengan mukadimah. 4 bab di antaranya merupakan intisari Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, yaitu; طبيعة المنهج القراني (Karakter Manhaj Al-Qur’an), التصور الإسلامي والثقافة (Pandangan Islam dan Kebudayaan), الجهاد في سبيل الله (Jihad fii Sabiilillah), dan نشأة المجتمع المسلم وخصائصه (Tumbuhnya Masyarakat Muslim dan Karakteristiknya). Sementara 8 bab lain merupakan bab yang perlu dituliskan Sayyid Quthb untuk memperjelas dan memperkuat inti sari itu di samping untuk memenuhi tujuan utama buku ini ditulis.

Inilah Petunjuk Jalan!
Islam sesungguhnya sebuah proklamasi pembebasan manusia bagi seluruh manusia di seluruh penjuru bumi; bukan proklamasi pem bebasan khusus bagi bangsa Arab saja. Seseorang tidak bisa disebut “Muslim”, meski ia mengaku Muslim, manakala ia masih menjalankan praktik jahiliyah.

Betapa rapuhnya hidup tanpa keyakinan; betapa beratnya hidup tanpa kebebasan; dan betapa merananya hidup ketika jiwa-jiwa dibelenggu oleh orang-orang lalim yang telah membelenggu kebebasan diri! Walaupun kesesatan sedang berkuasa; meski kesesatan memiliki benteng dan tembok besar, serta massa dan pengikut yang banyak, hal ini tidak akan mengubah kebenaran sedikit pun.

“Sebuah buku yang dibayar mahal oleh penulisnya dengan mati di jalan Allah.”
(Syaikh Abdullah bin al-Hasan al-Qu’ud; anggota komisi fatwa
Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta Arab Saudi)

“Buku ini memberi semangat yang tinggi untuk berjuang membela Islam.”
(Adian Husaini, MA; cendikiawan Islam; MUI)

“Setelah saya menyaksikan penangkapan setiap orang yang membaca buku ini, saya pun pergi mencarinya lalu membacanya. Saya dapatkan pandangan yang sangat bernilai tinggi sehingga berhak mendapatkan pujian.”
(Yvonne Ridley; jurnalis senior Inggris Sunday Express)
-------------------------------
Ma'alim fi ath-Thariq
Penulis: Sayyid Qutb
Isi: 354 halaman.
Dimensi: 13,5x19,5 cm
Berat: 350 gram
Harga: Rp. 84.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.

Syukran....
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada

Seluruh syariat Islam, baik yang hukumnya wajib, sunnah, mustahab, maupun mubah baik yang berhubungan secara vertikal, antara hamba dengan Penciptanya, maupun secara horizontal, antar sesama hamba, berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan Pencipta dan dengan sesama mereka secara beradab. Apabila seorang hamba telah memberikan hak-hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Penciptanya dan kepada sesama hamba, berarti dia tergolong hamba yang beradab. Sebaliknya, apabila dia tidak melaksanakan hal-hal tersebut, maka dia digolongkan ke dalam golongan hamba yang tidak beradab. Semua itu telah diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam.

Seorang Muslim yang telah melaksanakan adab-adab tersebut sesuai dengan syari'at Islam berarti ia telah beradab dengan adab islami. Dalam hal ini, Rasulullah laihi saw adalah teladan bagi setiap Muslim dalam beradab islami. Setiap hari selama 24 jam, beliau selalu menjaga hubungan baik dengan Penciptanya dan dengan sesama hamba. Mulai dari masalah kecil keseharian, seperti tidur, mandi, makan, minum, dan lain-lain, hingga yang besar, seperti mengatur negara, berperang, berdamai, dan lain-lain mulai dari urusan ukhrawi ibadah hingga urusan duniawi. Dengan demikian, tampaklah suatu peradaban yang indah, harmonis, demokratis, tertib, rapi, manusiawi, sekaligus bersifat ilahiyah yang jauh dari kesan kekerasan, kekejaman, diskriminasi, dan kesan-kesan negatif lainnya.

Dan semua itu hanya ada di dalam agama Islam sehingga Islam layak disebut sebagai agama yang berperadaban dan penganutnya adalah manusia-manusia yang berperadaban tinggi (masyarakat madani).Lantas, dari manakah kesan terorisme dan teroris didapatkan? Ataukah stigma seperti itu sengaja dipropagandakan oleh musuh-musuh Islam untuk memojokkannya?
-------------------------------------
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada

Ukuran: 17 X 24 cm
Sampul: Hardcover
Jilid 1: 544 halaman
Jilid 2: 576 halaman
Kertas isi: HVS
Berat: 2 Kg
Harga: Rp. 280.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.

Syukran...
*Paket Buku:*
*Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa & Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan*

Sinopsis Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa:
“Jika khilafah Utsmaniyah dimusnahkan suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Tetapi, bila aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari khilafah islamiyah.” — Abdul Hamid II, 1902

Sultan Abdul Hamid II adalah tokoh besar di penghujung senja Khilafah Turki Utsmani. Beliau juga dikenal sebagai “benteng terakhir” yang menghalangi upaya Gerakan Zionisme Internasional untuk membeli Palestina. Setelah diusir oleh Sultan, Bapak Zionis Internasional Theodor Herzl bersama rekannya banker Yahudi Mizray Qrasow pergi ke Italia. Kemudian Qrasow mengirim telegram kepada Sultan, “Anda akan membayar pertemuan itu dengan nyawa dan kekuasaan Anda.”

Setelah upaya itu gagal, orang-orang pro-Zionis berkonspirasi untuk menjatuhkan Sultan dari dalam. Mereka memiliki agen-agen yang menjadi pejabat-pejabat tinggi Negara. Pelengseran Sultan Abdul Hamid dari tampuk khilafah pada bulan April 1909 menjadi pukulan yang sangat telak bagi umat Islam. Ketika Sultan Abdul Hamid turun tahta, pada dasarnya Palestina juga sudah jatuh ke tangan Zionis.

Bernard Lewis, sejarawan Yahudi ternama dari Amerika, “Rekan-rekan kita dari kalangan Masonis dan Yahudi telah bekerjasama secara diam-diam untuk menyingkirkan Sultan Abdul Hamid. Dia adalah penghalang yang kuat bagi bangsa Yahudi, sebab dia menolak memberikan Tanah Palestina untuk Yahudi walaupun hanya sejengkal.”

Keteladanan Sultan Abdul Hamid II terpotret dalam buku ini. Kehebatannya pun diakui oleh Kaisar Jerman Wilhelm II, yang pernah mengunjungi Sultan pada tahun 1898. Dia berkomentar, "Aku telah menemui banyak raja dan penguasa sepanjang hidupku. Aku temukan mereka semua lebih lemah jika dibandingkan denganku, atau yang terkuat sekalipun adalah yang sebanding denganku. Namun, jika berhadapan dengan Abdul Hamid, aku merasa gentar."


Sinopsis Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan:
Ketika mendengar hadits yang berbunyi: “Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat pemimpin adalah pemimpinnya, dan sekuat-kuat pasukan adalah pasukannya,” Muhammad Al-Fatih menganggapnya sebagai kabar gembira, inspirasi, sekaligus motivasi. Ia menyadari bahwa untuk meraih kemenangan istimewa dibutuhkan kelayakan dan persiapan khusus. Tentu saja mewujudkan “sehebat-hebat pemimpin” dan “sekuat-kuat pasukan” bukanlah hal yang sederhana.

Buku ini secara detil memotret perjalanan hidup sosok Al-Fatih; sejak era kelahirannya pada saat Sultan Murad II memerintah hingga akhir hayatnya. Tak terlewatkan momen-momen penting ketika Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 M; dari persiapan perang, pengepungan selama 54 hari, hingga pengambilalihan dan pemulihan kota tersebut setelah ditaklukkan.

Penaklukan Konstantinopel inilah yang menegaskan posisi Daulah Utsmaniyah sebagai negara kuat di mata dunia. Keberhasilan meruntuhkan Imperium Bizantium menjadikan kekuatan politik dunia mana saja berhitung ulang jika ingin berkonfrontasi dengan Turki Utsmani.

Nama besar Penulis menjadi jaminan kualitas tersendiri dari buku ini. Dr. Ali Ash-Shallabi merupakan sosok yang diakui kepakarannya di bidang Sejarah Islam. Karya-karyanya sudah banyak terbit dan diakui secara internasional. Semoga hadirnya sosok Muhammad Al-Fatih lewat buku ini menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi umat Islam hari ini.
--------------
Sultan Abdul Hamid II: The Last Khalifa
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Tebal: 352 hlm
Berat: 0.5 kg
Cover: Soft Cover
ISBN: 978-979-039-600-5

Muhammad Al-Fatih (1432-1481M) Sang Penakluk yang Diramalkan
Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Tebal: 410 hlm
Berat: 0,5 kg
ISBN: 978-979-039-590-9
Harga paket berisi 2 judul buku di atas: Rp 145.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.

Syukran...
Hikmah Kisah-Kisah dalam Al Quran
Penulis: Dr. Abdul Karim Zaidan

Sinopsis:
Kisah-kisah dalam Al-Quran adalah sebenar-benarnya kisah dan kisah-kisah terbaik. Di dalamnya mengandung nilai sastra yang sangat tinggi, makna yang sempurna, serta sangat besar hikmah dan manfaatnya. Kisah-kisah itu hadir dengan membawa pengaruhnya yang sangat kuat untuk memperbaiki hati, amal dan akhlak. Sebagaimana ditunjukan dalam firman-Nya,

Banyak sekali hikmah dibalik kisah-kisah di dalam Al-Quran tersebut, di antaranya: Penjelasan tentang kebijaksanaan dan kemahaadilan Allah, Penjelasan tentang karunia Allah terhadap orang-orang yang beriman, Hiburan bagi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam atas penderitaan yang beliau alami karena gangguan orang-orang yang mendustakan beliau, Motivasi bagi kaum mukminin agar istiqamah di atas keimanan, Ancaman bagi orang-orang kafir atas kekafirannya, dan sebagai bukti atas kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Buku ini menampilkan kisah-kisah para nabi dan rasul beserta kaumnya sejak Adam hingga Isa Alaihi Sallam. Begitu juga beberapa individu atau kelompok terhadap berbagai peristiwa yang mereka alami, seperti kisah Luqman Hakim, Ashabul Qaryah, Dzul Qarnain, Qarun, Ashabul Kahfi, pasukan gajah, Ashabul Ukhdud, dan kisah-kisah lainnya. Penulis menggunakan sistematika tematik ayat dalam menyajikan kisah-kisahnya sehingga uraiannya tersaji runtut dengan tetap terjaga keotentikannya. Selain itu, pelajaran dan hikmah yang disajikan sebagai penutup setiap kisah memudahkan pembaca dalam mengambil suri tauladan yang ada dalam buku ini.
-----------------------------------
Harga:
Jilid 1:
Sampul: Hard Cover, ukuran: 24.5 cm x 16 cm , isi: 836 hlm = Rp. 155.000,-
Jilid 2:
Sampul: Hard Cover, ukuran: 24.5 cm x 16 cm , isi: 702 hlm = Rp. 145.000,-

1 set= Rp. 300.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.

Syukran...
Inti kehidupan itu adalah kepercayaan atau keyakinan. Apa yang menjadi keyakinan dalam hidup seseorang itulah yang akan menjadi kunci keberhasilannya. Seorang penguasaha yang yakin akan keberhasilan usahanya akan bekerja keras untuk mewujudkan keyakinannya itu. Seorang politisi yang yakin akan kesuksesan karir politiknya akan bekerja keras untuk itu. Seorang dosen yang yakin akan manfaat ilmu yang diyakininya akan belajar dan bekerja keras untuk itu. Tapi ketahuilah bahwa keyakinan yang paling menjanjikan kesuksesan segala usaha adalah keyakinan atau keimanan kepada Allah. Akan tetapi keimanan kepada Allah itu bertingkat-tingkat : ada yang sekedar yakin, ada yang benar-benar yakin dan ada yang benar-benar sangat yakin sehingga kekuatan keyiakinannya menjelma menjadi kekuatan beramal, berkorban, beribadah kepada Allah. Jadi rahasia keuntungan pengusaha, kesuksesan politisi, keunggulan dosen atau ilmuwan dan lain-lain itu adalah kerja kerasnya dan keyakinannya atau keimanannya. (Lihat Ali Imran 139)

Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
PROPHETIC PARENTING
CARA NABI MENDIDIK ANAK
Penulis Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid

Sinopsis:
Buku ini mendapat banyak rekomendasi dari para ulama, di antaranya: Syaikh Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, Syaikh Dr. Muhammad Fauzi Faidullah, Syaikh Abdurrahman Hasan Habnakah, Syaikh Ahmad Qallasy, Syaikh Dr. Mahmud Ath-Thahhan. Buku ini diterjemahkan dari kitab yang berjudul Manhaj Tarbiyah Nabawiyah lith Thifl. Yang mana artinya adalah metode pembelajaran dalam membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan sempurna.

Parenting Bermula dari Mana? Pendidikan bagi anak bermula dari ketika kedua orang tua menikah. Kemudian hubungan kedua orang tua, kesalehan mereka dan kesepakatan mereka dalam melakukan kebajikan, memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk sisi psikis dan kecenderungan bagi sang anak. Penulis juga mengetengahkan tentang pentingnya pertumbuhan anak di gendongan ibunya, keluarga dan lingkungannya serta hubungan kekerabatan dengan kedua orang tua dan karib kerabatnya. Juga tentang pentingnya menjaga nilai-nilai Islami dalam masa pertumbuhannya dan membiasakannya untuk selalu berpikir. Penulis juga menekankan tentang pentingnya memakai berbagai media dan alat peraga yang sesuai dengan usia anak. Itu semua beliau simpulkan dari metode pendidikan Islam, hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pernyataan para pakar pendidikan Islam.

Imam Ghazali menyebutkan bahwa ada seseorang datang kepada Abdullah bin Mubarak untuk mengadukan kedurhakaan anaknya. Abdullah bin Mubarak bertanya kepadanya? “Apakah engkau sudah mendoakan keburukan atasnya?” Dia menjawab, “Benar.” Abdullah berkata, “Kalau begitu engkau telah merusaknya.”

Daripada menjadi penyebab rusaknya anak dengan mendoakan keburukan padanya, lebih baik kita mendoakan kebaikan padanya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah yang mendoakan kebaikan bagi anak-anak, sehingga Allah memberkati masa depan mereka dengan amal saleh, harta benda, dan anak yang banyak.
---------------------
Prophetic Parenting
Cara Nabi Mendidik Anak
Penulis Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
Sampul: softcover,
Tebal buku: 610 halaman
Ukuran buku: 16 x 24 cm
Berat buku: 750 gram
Harga Rp. 110.000,-

Pemesanan silahkan sms/whatsapp ke 087878147997.

Syukran....
IMAMAH
Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi

Salah satu konsep penting yang membedakan antara Ahlussunnah dan Syiah adalah imamah (kepemimpinan). Setelah Nabi wafat persoalan yang pertama timbul adalah siapa “pengganti” Nabi sebagai pemimpin.

Istilah yang disepakati untuk pengganti oleh para sahabat waktu itu khalifah. Karena khawatir akan berarti khalifatu Allah (pengganti Allah) maka Abu Bakar segera menegaskan artinya Khalifatu Rasulillah.

Tapi menurut Syiah pengganti Nabi bukan Khalifah tapi imam (pemimpin). Kata imam dalam al-Qur’an tidak khusus. Ada istilah imam orang kafir (a’immatul kufr), artinya pemimpin, imam rakyat (imam al-ra’iyyah) artinya khalifah, imam tentara (imam al-jundi) adalah jenderalnya, imam para imam (imam al-a’immah) adalah gelar Nabi Muhammad SAW.

Perbedaan istilah khalifah atau imam menurut Sunni dan Shia’ah bukan soal bahasa, tapi sudah soal keyakinan. Sebab bagi Sunni, khalifah pengganti Nabi yang disepakati oleh para sahabat ada empat: Abu Bakar, Umar, Uthman dan terakhir Ali bin Abi Talib.

Tapi bagi Syiah yang menjadi pengganti Nabi hanyalah Ali bin Abi Talib dan anak cucunya. Dan itu, menurut Syiah merupakan ketetapan Allah. Dalam kitab Syiah al-Usul min al-Kafi, Kitab al-Hujjah juz 1 hal 277, disebut bahwa keimamam Ali adalah ketetapan dari Allah dan diketahui oleh orang perorang.

Tapi dalam kitab Nahjul Balaghah Ali menolak menjadi pengganti Uthman bin Affan dan bahkan akan patuh kepada siapapun yang jadi Khalifah. Kepada Talhah dan Zubair ia mengatakan: ”Sungguh Aku tidak ingin menjadi Khalifah, atau kekuasaan seperti ini” (Nahjul Balaghah, Khutbah ke 29). Apakah berarti Ali menolak ketetapan Allah?

Sementara Syiah tidak mengakui ketiga khalifah itu sebagai khalifah apalagi sebagai imam. Imam hanyalah Ali dan Ali itu bukan khalifah. Anak turun Ali yang dianggap mewaisi kepemimpinan Ali adalah 2) Hasan, 3) Husain, 4) Zainal Abidin, 5) al-Baqir, 6) Ja’far al-Sadiq, 7) Musa al-Kazim, 8) Ali Ridha, 9) Muhammad al-Jawad, 10) Ali al-Hadi, 11) Hasan Askari 12) Muhammad yang ditunggu atau al-Mahdi

Umat Islam yang sunni (ahlussunnah wal jamaah) tidak membedakan gelar khalifah dan imam. Menurut Ibn Khaldun dalam Muqaddimah nya dan al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sultaniyyah, dan juga Rasyid Ridha imam, khilafah, imamah al-‘Udhma dan amir al-mu’minin adalah sama yaitu pengganti Rasul dalam menjaga agama dan politik dunia (siyasat al-dunya).

Karena istilah imam maknanya sama dengan khalifah, maka Al-Mawardi, al-Taftazani dan al-Iji sependapat bahwa imam adalah pemimpin umum dalam agama dan berperan sebagai pengganti Nabi, tapi mempunyai kekuasaan terbatas. Batasannnya dijelaskan oleh Abdul Ghani dalam al-Khilafah wa Sultatu-l-Imamah yaitu tidak berhak meletakkan syariah, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Hukum yang dikeluarkan oleh mereka bersifah ijtihadiyah.

Jadi dalam mazhab Sunni khalifah hanya pemimpin agama dan politik. Ia bisa ditegur, dan bisa dikritik oleh rakyatnya jika salah. Namun dalam Syiah tidak demikian. Dalam kitab al-Kafi, imam, adalah sederajat dengan Nabi-nabi. Imam adalah wakil Allah dan Rasul. Dengan mempercayai imam maka shalat, zakat, puasa, haji, rampasan, sadaqah menjadi sah. Imam bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan dan halal. Imam itu suci dari dosa, bebas dari aib. Imam itu memiliki kelebihan khusus tanpa mencari dan menguasahakannya, karena diberi oleh Allah.

Menurut al-Mufid Ulama Mazhab Imamiyah, seperti dikutip dalam kitab Biharl al-Anwar, karya al-Majlisi (Juz 23 hal 230) yang mengingkari salah seorang dari 12 orang imam, atau menolak untk taat seperti yang diwajibkan Allah maka ia telah “kafir dan masuk neraka”. Bahkan menurut Khomaini (seperti dikutip Ihsan Ilahi Zahir) derajat imam tidak mungkin dicapai malaikat yang paling dekat dengan Tuhan sekalipun atau oleh Nabi yang diutus oleh Allah.

Namun, Dr. Ahmad Mahmud Subhi dalam bukunya al-Imamah Laday al-Syiah al-Ihna Ashriyyah mempertanyakan mengapa kepemimpinan politik tiba-tiba berubah menjadi aqidah?. Padahal Nabi sendiri sebagai pemimpin politik tidak mengklaim bahwa segala k
1