Hi Scaldiest, #SalamSehat! Bertemu lagi dengan Scalden’s Obstetrician, Phineas Scalden di sesi Scalden Talk Session 🩺🥼!

Di STS kali ini, aku bakal membahas tentang Kehamilan Ektopik atau yang biasa disebut dengan Kehamilan di Luar Rahim. Tapi sebelum itu aku mau kasih reminder kalau semua informasi yang aku berikan tidak sepenuhnya benar ya dikarenakan aku juga masih belajar! Jika ada kesalahan dalam materi, boleh banget dikoreksi ya 😉. Reminder lagi, STS kali ini bakal sedikit lebih banyak materinya ya, so please shower me with much reaction, please! ♥️

Sebelum kita memasuki materi lebih dalam, hal yang wajib kita ketahui adalah apa itu Kehamilan Ektopik. 🤰🏻🫀

Kehamilan ektopik adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan berkembang di luar rongga rahim. Lokasi tersering adalah di tuba falopi (lebih dari 90%), tapi bisa juga terjadi di ovarium, serviks, atau rongga perut.

Ini adalah kondisi darurat obstetri karena berpotensi menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa jika tuba pecah. 😰📢

Hal ini terjadi karena proses perjalanan sel telur terganggu sehingga tidak sampai ke rahim.

Faktor risiko yang sering terkait antara lain:

🩻. Riwayat infeksi panggul

misalnya dari Chlamydia, Gonorrhea → menyebabkan kerusakan tuba.

🥼. Operasi pada tuba sebelumnya

misal operasi sterilisasi, rekonstruksi tuba.

🩻. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.

🥼. Endometriosis

kondisi kronis di mana

jaringan yang mirip dengan endometrium

(lapisan dalam rahim) tumbuh di

luar rahim.

🩻. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

bila hamil saat memakai IUD, risiko ektopik lebih tinggi.

🥼. Merokok

memengaruhi motilitas tuba.

🩻. Usia ibu yang sudah tua.

Kalau sudah tau penyebabnya, sekarang kita cari tahu gejalanya 🔎💡! Aku bakal kasih tau kalian 3 gejala khas yang sering muncul bersamaan sebagai tanda kalian mengalami Kehamilan Ektopik. Kalau kalian atau orang terdekat kalian merasakan beberapa gejala ini selama masa kehamilan, segera cek ke rumah sakit terdekat ya. ❗️

O1. Terlambat haid.

Ini merupakan gejala awal, sama seperti kehamilan pada umumnya. 💭🤰🏻

O2. Nyeri perut bagian bawah.

Biasanya ini terjadi di salah satu sisi, baik di sisi kanan maupun kiri. Awalnya terasa nyeri sampai akhirnya bisa terasa sangat kram. ❗️⛔️

O3. Perdarahan pervaginam abnormal.

Tidak seperti menstruasi biasa, seringnya bercak-bercak, lebih sedikit, warna gelap/cokelat. Terjadi karena hormon kehamilan turun akibat embrio tidak berkembang normal, endometrium ikut luruh. 🩸🕰️

Sebagai dokter obstetri, hal yang biasa kami lakukan untuk mendiagnosis penyakit ini ialah dengan melakukan:

🩺. Tes kehamilan (β-hCG positif).

🩺. USG transvaginal (tidak terlihat kantung kehamilan dalam rahim, tapi ada massa/struktur di tuba).

🩺. Pemeriksaan darah & tanda vital (menilai stabilitas pasien, adanya anemia/perdarahan.)

🗣️: lalu, bagaimana cara mencegah hal ini terjadi?

Tidak ada cara yang bisa 100% mencegah hal ini terjadi, tetapi risiko bisa dikurangi dengan cara…

O1. Mencegah dan mengobati infeksi menular seksual sedini mungkin. 🚨‼️

O2. Hindari MEROKOK dan konsultasi sebelum program hamil, terutama bila punya faktor risiko (riwayat operasi tuba, kehamilan ektopik sebelumnya). ⚠️🚭

O3. Perencanaan kehamilan yang baik → segera periksa bila hamil, terutama pada ibu dengan risiko tinggi, untuk memastikan lokasi kehamilan. 🤰🏻🍼